Suriah Bergejolak, Rusia Nilai Hubungannya dengan Turki
Jum'at, 13 Desember 2024 - 18:01 WIB
MOSKOW - Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Aleksandr Grushko menegaskan eskalasi yang sedang berlangsung di Suriah tidak memengaruhi hubungan bilateral antara Rusia dan Turki.
Grushko menyampaikan pernyataan tersebut pada hari Kamis (12/12/2024) saat berbicara kepada media Rusia.
Ketika ditanya apakah hubungan antara Turki dan Rusia memburuk di tengah eskalasi di Suriah, diplomat senior tersebut mengatakan hal tersebut tidak terjadi.
“Hubungan bilateral tidak terganggu, seperti yang Anda ketahui, kami sedang melakukan dialog dengan Turki mengenai semua isu,” ujar dia.
Wakil Menlu tersebut mengutip pertemuan antara para diplomat tinggi Turki, Iran, dan Rusia yang diadakan pada hari Sabtu di Doha, Qatar, sebagai contoh kontak yang berkelanjutan.
“Ada agenda yang mencakup Turki, dan kami akan terus membahas semua isu regional dengan mereka,” papar Grushko.
Situasi di Suriah telah memburuk dengan cepat selama dua pekan terakhir, dengan berbagai kelompok yang dipimpin Hayat Tahrir-al-Sham (HTS) melancarkan serangan terhadap pasukan negara tersebut.
Serangan pemberontak yang cepat mengakibatkan runtuhnya militer Suriah dan jatuhnya pemerintahannya.
Mantan Presiden Suriah Bashar Assad melarikan diri dari negara itu, mencari perlindungan di Rusia.
Grushko menyampaikan pernyataan tersebut pada hari Kamis (12/12/2024) saat berbicara kepada media Rusia.
Ketika ditanya apakah hubungan antara Turki dan Rusia memburuk di tengah eskalasi di Suriah, diplomat senior tersebut mengatakan hal tersebut tidak terjadi.
“Hubungan bilateral tidak terganggu, seperti yang Anda ketahui, kami sedang melakukan dialog dengan Turki mengenai semua isu,” ujar dia.
Wakil Menlu tersebut mengutip pertemuan antara para diplomat tinggi Turki, Iran, dan Rusia yang diadakan pada hari Sabtu di Doha, Qatar, sebagai contoh kontak yang berkelanjutan.
“Ada agenda yang mencakup Turki, dan kami akan terus membahas semua isu regional dengan mereka,” papar Grushko.
Situasi di Suriah telah memburuk dengan cepat selama dua pekan terakhir, dengan berbagai kelompok yang dipimpin Hayat Tahrir-al-Sham (HTS) melancarkan serangan terhadap pasukan negara tersebut.
Serangan pemberontak yang cepat mengakibatkan runtuhnya militer Suriah dan jatuhnya pemerintahannya.
Mantan Presiden Suriah Bashar Assad melarikan diri dari negara itu, mencari perlindungan di Rusia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda