Rusia Berburu Harta Karun di Namibia

Rabu, 27 November 2024 - 15:17 WIB
Rusia berburu harta karun berupa uranium hingga ke Nanimbia. Foto/X/@thereportercom
MOSKOW - Rosatom – Perusahaan Energi Atom Negara Rusia , salah satu perusahaan uranium terbesar di dunia, telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mencoba mendirikan tambang di Namibia timur setelah negara itu mencabut larangan sementara penambangan uranium pada tahun 2017.

Perburuan uranium kerap dikaitkan dengan upaya membuat senjata nuklir. Apalagi, harga uranium juga tergolong sangat mahal.

Anak perusahaan Rosatom, yang dikenal sebagai Headspring Investments, pada tahun 2011 mengusulkan untuk menggunakan metode pengeboran yang kontroversial untuk mengekstraksi uranium, yang dikenal sebagai penambangan "in situ", yang melibatkan penyuntikan larutan yang mengandung asam sulfat ke dalam akuifer.



Meskipun penambang Australia sering menggunakan metode pengeboran itu, metode itu belum pernah dicoba di Afrika, dan biasanya tidak dilakukan di sekitar akuifer, kata para ahli pertambangan.

Meskipun prospek keuntungan finansial membuat beberapa penduduk setempat mendukung potensi tambang di daerah itu, usulan Rosatom juga telah menimbulkan kekhawatiran di antara orang lain di negara itu.

Calle Schlettwein, menteri pertanian, air, dan reformasi lahan, mengatakan kepada Majelis Nasional Namibia pada tanggal 29 Februari bahwa aktivitas Headspring dapat "membahayakan air tanah" di Namibia, Afrika Selatan, dan Botswana, "merusak basis ekonomi untuk seluruh wilayah".

Selain itu, karena kebutuhan untuk mendinginkan peralatan selama penambangan uranium, proses ini juga merupakan salah satu operasi yang paling membutuhkan banyak air. Namibia menjadi lebih panas dan kering karena perubahan iklim, membuat penduduk lebih bergantung pada akuifer untuk menanam makanan mereka saat curah hujan menurun. Dengan prospek tambang uranium dan dampaknya yang mengancam, petani setempat khawatir mata pencaharian mereka akan hilang - untuk selamanya.

"Polusi akan mengubah mata pencaharian orang," kata guru sekolah Impo, sambil melihat tanamannya, dilansir Al Jazeera.

Beberapa pemilik tanah setempat bahkan telah mulai berkampanye menentang rencana tambang uranium, meminta pemerintah untuk mempertimbangkan risiko terhadap pasokan air mereka.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More