Rasmus Paludan, Politikus Anti-Islam Otak Pembakaran Alquran di Swedia
Senin, 31 Agustus 2020 - 06:06 WIB
MOLMO - Pada hari Jumat pekan lalu, kerusuhan hebat pecah di kota Malmo, Swedia, di mana sekitar 300 orang berkumpul untuk memprotes aksi anti-Islam . Dalam aksi itu, kelompok ekstrimis sayap kanan membakar salinan kitab suci Alquran , yang memantik kekerasan tak terkendali di kota tersebut.
Kantor berita AFP, yang dikutip Senin (31/8/2020),melaporkan bahwa Rasmus Paludan , politisi sayap kanan Denmark yang memimpin partai anti-imigrasi Garis Keras, juga dikenal sebagai Stram Kurs , akan berbicara di pertemuan umum tersebut. Namun, pihak berwenang Swedia memblokir kedatangannya di Malmo, yang memicu kekerasan lebih lanjut di antara kelompok-kelompok yang bentrok. (Baca: Aksi Protes Pembakaran Alquran di Swedia Berubah Jadi Kerusuhan )
Paludan, yang pernah membakar salinan Alquran di Denmark, sudah jauh hari terang-terangan menyampaikan niatnya untuk membakar salinan kitab suci umat Islam itu dalam pertemuan umum di Swedia. Niat itu akhirnya diwujudukan kelompok ekstremis sayap kanan yang sepaham dengan Paludan. Niat terang-terangan itulah yang membuat Paludan disalahkan sebagai pemicu kerusuhan tersebut.
Apa itu Stram Kurs?
Partai politik sayap kanan Denmark ini relatif baru. Didirikan pada 2017 oleh Rasmus Paludan dan dikenal dengan sikap anti-Islamnya secara terbuka. Sebagian besar agenda partai berfokus pada membangun narasi anti-Islam dan terlibat dalam tindakan yang provokatif dan ofensif terhadap Islam dan Muslim. Partai tersebut menggunakan platform media sosial dan pertemuan publik untuk memajukan agenda mereka. (Baca: Politisi Anti-Islam Akan Bakar Alquran di Swedia )
Selain memiliki pandangan garis keras tentang etnis, imigrasi, dan kewarganegaraan, Stram Kurs juga mengupayakan pelarangan Islam dan khususnya Muslim di Denmark. Tidak diketahui berapa banyak anggota yang dimiliki partai tersebut, tetapi partai tersebut mencoba untuk ikut serta dalam pemilihan umum Denmark 2019, meski hanya memperoleh sedikit suara. Pada musim panas 2019, partai tersebut berhasil mendapatkan 20.000 tanda tangan pemilih yang diperlukan untuk mengikuti pemilihan parlemen.
Pada Maret 2020, Stram Kurs dinyatakan bersalah karena menyalahgunakan sistem deklarasi pemungutan suara Denmark dan penangguhan sementara yang diberlakukan pada Desember 2019 diperpanjang hingga September 2022. Untuk menghindari penangguhan ini, partai tersebut mengganti nama dirinya menjadi "Hard Line (Garis Keras)" . Instansi pemerintah Denmark tidak menganggap pembuatan entitas baru ini ilegal dan diizinkan untuk beroperasi.
Siapakah Rasmus Paludan?
Paludan adalah mantan pengacara yang kemudian menjadi politikus anti-imgrasi, anti-Muslim, dan terkenal dengan sikap yang rasis. Pada April 2019, dia dihukum karena membuat pernyataan rasis. Pada Juni 2020, dia menjalani hukuman percobaan tiga bulan penjara dalam kasus yang melibatkan 14 dakwaan berbeda, di mana dia dinyatakan bersalah atas semuanya.
Kantor berita AFP, yang dikutip Senin (31/8/2020),melaporkan bahwa Rasmus Paludan , politisi sayap kanan Denmark yang memimpin partai anti-imigrasi Garis Keras, juga dikenal sebagai Stram Kurs , akan berbicara di pertemuan umum tersebut. Namun, pihak berwenang Swedia memblokir kedatangannya di Malmo, yang memicu kekerasan lebih lanjut di antara kelompok-kelompok yang bentrok. (Baca: Aksi Protes Pembakaran Alquran di Swedia Berubah Jadi Kerusuhan )
Paludan, yang pernah membakar salinan Alquran di Denmark, sudah jauh hari terang-terangan menyampaikan niatnya untuk membakar salinan kitab suci umat Islam itu dalam pertemuan umum di Swedia. Niat itu akhirnya diwujudukan kelompok ekstremis sayap kanan yang sepaham dengan Paludan. Niat terang-terangan itulah yang membuat Paludan disalahkan sebagai pemicu kerusuhan tersebut.
Apa itu Stram Kurs?
Partai politik sayap kanan Denmark ini relatif baru. Didirikan pada 2017 oleh Rasmus Paludan dan dikenal dengan sikap anti-Islamnya secara terbuka. Sebagian besar agenda partai berfokus pada membangun narasi anti-Islam dan terlibat dalam tindakan yang provokatif dan ofensif terhadap Islam dan Muslim. Partai tersebut menggunakan platform media sosial dan pertemuan publik untuk memajukan agenda mereka. (Baca: Politisi Anti-Islam Akan Bakar Alquran di Swedia )
Selain memiliki pandangan garis keras tentang etnis, imigrasi, dan kewarganegaraan, Stram Kurs juga mengupayakan pelarangan Islam dan khususnya Muslim di Denmark. Tidak diketahui berapa banyak anggota yang dimiliki partai tersebut, tetapi partai tersebut mencoba untuk ikut serta dalam pemilihan umum Denmark 2019, meski hanya memperoleh sedikit suara. Pada musim panas 2019, partai tersebut berhasil mendapatkan 20.000 tanda tangan pemilih yang diperlukan untuk mengikuti pemilihan parlemen.
Pada Maret 2020, Stram Kurs dinyatakan bersalah karena menyalahgunakan sistem deklarasi pemungutan suara Denmark dan penangguhan sementara yang diberlakukan pada Desember 2019 diperpanjang hingga September 2022. Untuk menghindari penangguhan ini, partai tersebut mengganti nama dirinya menjadi "Hard Line (Garis Keras)" . Instansi pemerintah Denmark tidak menganggap pembuatan entitas baru ini ilegal dan diizinkan untuk beroperasi.
Siapakah Rasmus Paludan?
Paludan adalah mantan pengacara yang kemudian menjadi politikus anti-imgrasi, anti-Muslim, dan terkenal dengan sikap yang rasis. Pada April 2019, dia dihukum karena membuat pernyataan rasis. Pada Juni 2020, dia menjalani hukuman percobaan tiga bulan penjara dalam kasus yang melibatkan 14 dakwaan berbeda, di mana dia dinyatakan bersalah atas semuanya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda