Siapa John Ratcliffe? Calon Direktur CIA Pilihan Trump yang Agresif terhadap China dan Iran
Senin, 18 November 2024 - 16:45 WIB
4. Mampu Menyeimbangkan Transparansi dan Keamanan
Selama masa jabatannya, Ratcliffe mendeklasifikasi beberapa dokumen atas permintaan Trump. Informasi ini mencakup analisis Rusia terhadap strategi kampanye Hillary Clinton tahun 2016 dan panggilan telepon yang dilakukan oleh pensiunan Letnan Jenderal Michael Flynn sebelum ia menjadi penasihat keamanan nasional pertama Trump. Sementara para kritikus menuduh Ratcliffe bersikap partisan, ia juga menunjukkan batasan, berpihak pada CIA dalam beberapa isu sensitif dan menolak untuk merilis materi tertentu.5. Memiliki Banyak Tantangan yang Akan Dihadapi Ratcliffe
Melansir Business Standard, pencalonan Ratcliffe kemungkinan akan memicu kembali diskusi tentang kesetiaannya kepada Trump dan perannya dalam menangani intelijen. Namun, pengalaman dan independensinya yang kadang-kadang dapat membantunya mendapatkan konfirmasi.Jika dikonfirmasi, Ratcliffe akan memainkan peran penting dalam membentuk lanskap intelijen AS. Kepemimpinannya di CIA juga muncul pada saat meningkatnya ancaman global dan tantangan politik domestik yang signifikan.
6. Sangat Agresif dengan China
Ratcliffe telah berulang kali membunyikan peringatan tentang China, menyebut negara itu sebagai ancaman utama bagi kepentingan AS dan seluruh dunia bebas.Pandangan itu menempatkannya dalam kelompok yang baik bersama pejabat pemerintahan Trump yang baru, termasuk Michael Waltz, pilihan Trump untuk penasihat keamanan nasional, yang menyerukan boikot AS terhadap Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing karena keterlibatan China dalam asal mula COVID-19 dan penganiayaan yang terus-menerus terhadap populasi minoritas Muslim Uighur.
"Informasi intelijennya jelas: Beijing bermaksud mendominasi AS dan seluruh planet ini secara ekonomi, militer, dan teknologi," tulis Ratcliffe dalam opini editorial Desember 2020 di The Wall Street Journal.
"Banyak inisiatif publik utama dan perusahaan terkemuka China hanya menawarkan lapisan kamuflase terhadap aktivitas Partai Komunis China."
Melansir AP, China bersiap menghadapi ketegangan baru dengan pemerintahan Trump — dan mungkin perang tarif — sementara pejabat keamanan nasional dan intelijen yang melacak China tetap khawatir tentang spionase ekonomi, serangan siber, kemajuan teknologi, dan perselisihan atas Taiwan yang dapat semakin mengguncang hubungan.
(ahm)
tulis komentar anda