Perang Rusia-Ukraina Sudah 1.000 Hari, G7 Tuduh Moskow Satu-satunya Penghambat Perdamaian
Minggu, 17 November 2024 - 06:08 WIB
ROMA - Negara-negara industri Kelompok Tujuh (G7) menyalahkan Moskow sebagai penghalang penyelesaian yang adil guna mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Pernyataan G7 tersebut dikeluarkan pada hari Sabtu, yang menandai 1.000 hari perang kedua negara.
"Rusia tetap menjadi satu-satunya hambatan bagi perdamaian yang adil dan abadi," kata G7, yang dipimpin oleh Italia, dalam sebuah pernyataan.
G7, yang juga terdiri dari Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat, menegaskan komitmennya untuk mengenakan biaya yang besar kepada Rusia melalui sanksi, kontrol ekspor, dan tindakan efektif lainnya.
“G7 tegaskan dukungan yang tak tergoyahkan bagi Ukraina selama diperlukan,” lanjut pernyataan mereka.
”Kami berdiri dalam solidaritas yang berkontribusi pada perjuangannya untuk kedaulatan, kebebasan, kemerdekaan, integritas teritorial, dan rekonstruksinya. Kami juga mengakui dampak agresi Rusia terhadap orang-orang yang rentan di seluruh dunia,” imbuh pernyataan G7, seperti dikutip dari AFP, Minggu (17/11/2024).
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa dia ingin mengakhiri perang dengan Rusia tahun depan melalui "cara diplomatik".
Dia berbicara sehari setelah mengatakan bahwa dia memperkirakan konflik akan berakhir lebih cepat daripada yang seharusnya setelah Donald Trump menjabat presiden di Amerika Serikat tahun depan.
"Bagi kami, kami harus melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan bahwa perang ini berakhir tahun depan. Kami harus mengakhirinya melalui cara diplomatik," kata Zelensky dalam sebuah wawancara dengan radio Ukraina. "Dan ini, menurut saya, sangat penting."
"Rusia tetap menjadi satu-satunya hambatan bagi perdamaian yang adil dan abadi," kata G7, yang dipimpin oleh Italia, dalam sebuah pernyataan.
G7, yang juga terdiri dari Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat, menegaskan komitmennya untuk mengenakan biaya yang besar kepada Rusia melalui sanksi, kontrol ekspor, dan tindakan efektif lainnya.
“G7 tegaskan dukungan yang tak tergoyahkan bagi Ukraina selama diperlukan,” lanjut pernyataan mereka.
”Kami berdiri dalam solidaritas yang berkontribusi pada perjuangannya untuk kedaulatan, kebebasan, kemerdekaan, integritas teritorial, dan rekonstruksinya. Kami juga mengakui dampak agresi Rusia terhadap orang-orang yang rentan di seluruh dunia,” imbuh pernyataan G7, seperti dikutip dari AFP, Minggu (17/11/2024).
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa dia ingin mengakhiri perang dengan Rusia tahun depan melalui "cara diplomatik".
Dia berbicara sehari setelah mengatakan bahwa dia memperkirakan konflik akan berakhir lebih cepat daripada yang seharusnya setelah Donald Trump menjabat presiden di Amerika Serikat tahun depan.
"Bagi kami, kami harus melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan bahwa perang ini berakhir tahun depan. Kami harus mengakhirinya melalui cara diplomatik," kata Zelensky dalam sebuah wawancara dengan radio Ukraina. "Dan ini, menurut saya, sangat penting."
tulis komentar anda