Umat Muslim AS Merasa Dikecewakan Donald Trump, Apa Sebabnya?

Sabtu, 16 November 2024 - 06:47 WIB
Umat Muslim AS merasa dikhinati Donald Trump. Foto/X/realdonaldtrump
WASHINGTON - Para pemimpin Muslim di Amerika Serikat (AS) yang mendukung Donald Trump, merasa dikhianati. Padahal, mereka mengalihkan dukungan kepada Trump karena memprotes dukungan pemerintahan Joe Biden terhadap perang Israel di Gaza dan serangan terhadap Lebanon.

Umat Muslim AS Merasa Dikecewakan Donald Trump, Apa Sebabnya?

1. Memilih Menteri Luar Negeri Pro-Israel

“Trump menang karena kami dan kami tidak senang dengan pilihan Menteri Luar Negerinya dan yang lainnya,” kata Rabiul Chowdhury, seorang investor Philadelphia yang mengepalai kampanye “Abandon Harris” di Pennsylvania dan mendirikan “Muslims for Trump”.

Dukungan Muslim untuk Trump membantunya memenangkan Michigan dan mungkin menjadi faktor dalam kemenangan negara bagian yang masih belum jelas, menurut para ahli strategi.



Trump memilih senator Republik, Marco Rubio, seorang pendukung setia Israel untuk Menteri Luar Negeri. Rubio mengatakan awal tahun ini bahwa ia tidak akan menyerukan gencatan senjata di Gaza, dan bahwa ia yakin Israel harus menghancurkan "setiap elemen" Hamas. "Orang-orang ini adalah binatang buas," tambahnya.

2. Memilih Dubes AS untuk Israel yang Mendukung Pencaplokan Tepi Barat

Trump juga mencalonkan Mike Huckabee, mantan Gubernur Arkansas dan konservatif pro-Israel yang mendukung pendudukan Israel di Tepi Barat dan menyebut solusi dua negara di Palestina "tidak dapat dilaksanakan", sebagai duta besar berikutnya untuk Israel.

Ia telah memilih Perwakilan Republik Elise Stefanik, yang menyebut PBB sebagai "kolam anti-Semitisme" karena mengutuk kematian di Gaza, untuk menjabat sebagai duta besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.

3. Tidak Ada Sinyal Kebijakan Trump tentang Perdamaian di Timur Tengah

Rexhinaldo Nazarko, direktur eksekutif American Muslim Engagement and Empowerment Network (AMEEN), mengatakan para pemilih Muslim berharap Trump akan memilih pejabat Kabinet yang bekerja untuk perdamaian, dan tidak ada tanda-tanda itu.

"Kami sangat kecewa," katanya. “Tampaknya pemerintahan ini dipenuhi oleh kaum neokonservatif dan orang-orang yang sangat pro-Israel dan pro-perang, yang merupakan kegagalan Presiden Trump, terhadap gerakan pro-perdamaian dan anti-perang.”

Nazarko mengatakan masyarakat akan terus mendesak agar suaranya didengar setelah mengumpulkan suara untuk membantu Trump menang. “Setidaknya kami ada di peta.”

Baca Juga: Zionis Tak Ingin Punya Pesaing dalam Kepemilikan Senjata Nuklir
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More