Hendak Membelot, Puluhan Warga Korut Hilang setelah Ditangkap Polisi Rahasia
Kamis, 31 Oktober 2024 - 14:09 WIB
Seorang narasumber yang membelot ke Korea Selatan pada tahun 2018 dari kota perbatasan China, Hyesan, mengatakan bahwa temannya ditangkap oleh MSS saat mencoba mengambil ponsel China yang disembunyikan di pegunungan, dan kini dikabarkan telah meninggal.
"Begitu (MSS) menemukan rekaman panggilan dengan Korea Selatan, hal itu dianggap sebagai pelanggaran serius," kata narasumber yang dikutip dalam laporan tersebut.
Kang Jeong-hyun, direktur proyek tersebut, mengatakan laporannya dimaksudkan untuk menggarisbawahi penghilangan paksa yang dilakukan oleh rezim Kim Jong-un sebagai kejahatan transnasional yang juga melibatkan China dan Rusia.
Laporan tersebut diterbitkan beberapa hari sebelum Dewan HAM PBB akan menerbitkan Tinjauan Berkala Universal lima tahunannya tentang Korea Utara.
PBB memperkirakan hingga 200.000 orang ditahan di jaringan gulag yang luas yang dijalankan oleh MSS, banyak dari mereka karena alasan politik.
Laporan Komisi Penyelidikan PBB tahun 2014 mengatakan para tahanan menghadapi penyiksaan, pemerkosaan, kerja paksa, kelaparan, dan perlakuan tidak manusiawi lainnya.
Pyongyang telah lama mengecam pembelot sebagai "sampah manusia", dan Kim Jong-un telah semakin memperketat kontrol perbatasan selama beberapa tahun terakhir.
Asosiasi Studi Hak Asasi Manusia Korea Utara bulan ini menolak laporan PBB tentang pelanggaran HAM termasuk penghilangan paksa, menyebutnya sebagai "rekayasa" dan konspirasi oleh Barat untuk meningkatkan konfrontasi dan mencoreng citra negara tersebut.
Beijing telah membantah adanya pembelot Korea Utara di China, sebaliknya menggambarkan mereka sebagai migran ekonomi ilegal.
"Begitu (MSS) menemukan rekaman panggilan dengan Korea Selatan, hal itu dianggap sebagai pelanggaran serius," kata narasumber yang dikutip dalam laporan tersebut.
Kang Jeong-hyun, direktur proyek tersebut, mengatakan laporannya dimaksudkan untuk menggarisbawahi penghilangan paksa yang dilakukan oleh rezim Kim Jong-un sebagai kejahatan transnasional yang juga melibatkan China dan Rusia.
Laporan tersebut diterbitkan beberapa hari sebelum Dewan HAM PBB akan menerbitkan Tinjauan Berkala Universal lima tahunannya tentang Korea Utara.
PBB memperkirakan hingga 200.000 orang ditahan di jaringan gulag yang luas yang dijalankan oleh MSS, banyak dari mereka karena alasan politik.
Laporan Komisi Penyelidikan PBB tahun 2014 mengatakan para tahanan menghadapi penyiksaan, pemerkosaan, kerja paksa, kelaparan, dan perlakuan tidak manusiawi lainnya.
Pyongyang telah lama mengecam pembelot sebagai "sampah manusia", dan Kim Jong-un telah semakin memperketat kontrol perbatasan selama beberapa tahun terakhir.
Asosiasi Studi Hak Asasi Manusia Korea Utara bulan ini menolak laporan PBB tentang pelanggaran HAM termasuk penghilangan paksa, menyebutnya sebagai "rekayasa" dan konspirasi oleh Barat untuk meningkatkan konfrontasi dan mencoreng citra negara tersebut.
Beijing telah membantah adanya pembelot Korea Utara di China, sebaliknya menggambarkan mereka sebagai migran ekonomi ilegal.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda