Hizbullah Tunjuk Naim Qassem sebagai Pemimpin Baru
Selasa, 29 Oktober 2024 - 17:28 WIB
BEIRUT - Hizbullah telah mengumumkan Naim Qassem sebagai pemimpin barunya. Qassem, yang promosinya dari wakil pemimpin diumumkan pada Selasa (29/10/2024), menggantikan Hassan Nasrallah sebagai sekretaris jenderal kelompok bersenjata yang bermarkas di Lebanon.
Nasrallah terbunuh di Beirut pada akhir September oleh serangan Israel. Banyak pejabat senior Hizbullah lainnya juga menjadi sasaran sejak Israel mengalihkan fokusnya pada kelompok itu bulan September.
Hizbullah mengatakan, “Qassem terpilih untuk menduduki jabatan itu karena kepatuhannya pada prinsip dan tujuan Hizbullah."
“Hizbullah akan (meminta) Tuhan Yang Mahakuasa untuk membimbingnya dalam misi mulia ini dalam memimpin Hizbullah dan perlawanan Islamnya," papar pernyataan Hizbullah.
Pembunuhan Nasrallah, yang merupakan perwujudan gerakan Syiah Lebanon di mata para pendukungnya dan wilayah yang lebih luas, dipandang telah meninggalkan kekosongan di dalam kelompok yang telah kehilangan banyak kepemimpinannya sebagai akibat dari pembunuhan Israel selama berbulan-bulan.
Sepupu Nasrallah, Hashem Safieddine, sebelumnya dipandang sebagai calon favorit untuk memimpin Hizbullah yang terkait dengan Iran, tetapi dia tewas dalam serangan Israel di Beirut tak lama setelah kerabatnya.
Qassem yang berusia 71 tahun sering disebut sebagai "orang nomor dua" Hizbullah. Dia adalah salah satu ulama yang mendirikan kelompok tersebut pada awal 1980-an dan memiliki sejarah panjang dalam aktivisme politik Syiah.
Dia adalah pejabat Hizbullah paling senior yang terus tampil di depan publik setelah Nasrallah sebagian besar bersembunyi menyusul perang kelompok tersebut dengan Israel pada tahun 2006.
Sejak mantan pemimpin tersebut terbunuh, Qassem telah menyampaikan tiga pidato di televisi, berbicara dalam bahasa Arab yang lebih formal daripada bahasa sehari-hari Lebanon yang disukai oleh Nasrallah.
Pada tanggal 30 September, dia mengeluarkan pesan yang menantang, dengan mengatakan Hizbullah tetap siap melawan Israel dan menang.
Nasrallah terbunuh di Beirut pada akhir September oleh serangan Israel. Banyak pejabat senior Hizbullah lainnya juga menjadi sasaran sejak Israel mengalihkan fokusnya pada kelompok itu bulan September.
Hizbullah mengatakan, “Qassem terpilih untuk menduduki jabatan itu karena kepatuhannya pada prinsip dan tujuan Hizbullah."
“Hizbullah akan (meminta) Tuhan Yang Mahakuasa untuk membimbingnya dalam misi mulia ini dalam memimpin Hizbullah dan perlawanan Islamnya," papar pernyataan Hizbullah.
Kekosongan Kepemimpinan
Pembunuhan Nasrallah, yang merupakan perwujudan gerakan Syiah Lebanon di mata para pendukungnya dan wilayah yang lebih luas, dipandang telah meninggalkan kekosongan di dalam kelompok yang telah kehilangan banyak kepemimpinannya sebagai akibat dari pembunuhan Israel selama berbulan-bulan.
Sepupu Nasrallah, Hashem Safieddine, sebelumnya dipandang sebagai calon favorit untuk memimpin Hizbullah yang terkait dengan Iran, tetapi dia tewas dalam serangan Israel di Beirut tak lama setelah kerabatnya.
Qassem yang berusia 71 tahun sering disebut sebagai "orang nomor dua" Hizbullah. Dia adalah salah satu ulama yang mendirikan kelompok tersebut pada awal 1980-an dan memiliki sejarah panjang dalam aktivisme politik Syiah.
Dia adalah pejabat Hizbullah paling senior yang terus tampil di depan publik setelah Nasrallah sebagian besar bersembunyi menyusul perang kelompok tersebut dengan Israel pada tahun 2006.
Sejak mantan pemimpin tersebut terbunuh, Qassem telah menyampaikan tiga pidato di televisi, berbicara dalam bahasa Arab yang lebih formal daripada bahasa sehari-hari Lebanon yang disukai oleh Nasrallah.
Pada tanggal 30 September, dia mengeluarkan pesan yang menantang, dengan mengatakan Hizbullah tetap siap melawan Israel dan menang.
Baca Juga
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda