Kapal Perang AS dan Kanada Lintasi Selat Taiwan setelah China Latihan Perang Besar-besaran
Senin, 21 Oktober 2024 - 10:09 WIB
TAIPEI - Dua kapal perang milik Amerika Serikat (AS) dan Kanada telah melintasi Selat Taiwan pada Minggu.
Manuver tersebut hanya berselang beberapa hari setelah China menggelar latihan perang besar-besaran yang mengepung Taiwan.
Selat Taiwan merupakan perairan sensitif yang memisahkan Taiwan dan China. Beijing menganggap perairan tersebut sebagai wilayah kedaulatan China.
Namun, AS dan sekutu Barat-nya menganggap Selat Taiwan sepanjang 180 km itu sebagai jalur air internasional.
Partai Komunis China tidak pernah memerintah Taiwan, tetapi mengeklaim pulau yang memerintah sendiri itu sebagai bagian dari wilayahnya dan mengatakan tidak akan menghentikan penggunaan kekuatan untuk membawa wilayah tersebut di bawah kendalinya.
"Kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke USS Higgins (DDG 76) dan fregat kelas Halifax Angkatan Laut Kerajaan Kanada HMCS Vancouver (FFH 331) melakukan transit rutin di Selat Taiwan pada 20 Oktober," kata Armada ke-7 Angkatan Laut AS dalam sebuah pernyataan.
"Transit Higgins dan Vancouver melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen Amerika Serikat dan Kanada untuk menegakkan kebebasan navigasi bagi semua negara sebagai sebuah prinsip."
Sementara itu, China mengatakan pada Senin (21/10/2024) bahwa tindakan AS dan Kanada telah mengganggu perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
"Komando Teater Timur PLA [Tentara Pembebasan Rakyat] mengatur Angkatan Laut dan Angkatan Udara untuk memantau dan tetap waspada selama transit, menangani situasi sesuai dengan hukum dan peraturan," kata juru bicara militer China Kapten Li Xi dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP.
Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri Taiwan tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Beijing mengirim sejumlah besar pesawat militer serta kapal perang dan kapal Coast Guard untuk mengepung Taiwan pada 14 Oktober dalam putaran keempat latihan perang besar-besaran hanya dalam waktu dua tahun.
Taiwan mengerahkan pasukan yang sesuai dan menempatkan pulau-pulau terpencil dalam keadaan siaga tinggi sebagai tanggapan atas latihan tersebut, yang menurut Beijing merupakan peringatan keras terhadap tindakan separatis pasukan "Kemerdekaan Taiwan".
Beijing telah meningkatkan tekanan militer terhadap Taipei dalam beberapa tahun terakhir, mengerahkan pesawat tempur dan pesawat militer lainnya serta kapal di sekitar pulau hampir setiap hari.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa mereka telah mendeteksi 14 pesawat militer China dan 12 kapal Angkatan Laut dalam 24 jam hingga pukul 06.00 pagi.
Manuver tersebut hanya berselang beberapa hari setelah China menggelar latihan perang besar-besaran yang mengepung Taiwan.
Selat Taiwan merupakan perairan sensitif yang memisahkan Taiwan dan China. Beijing menganggap perairan tersebut sebagai wilayah kedaulatan China.
Namun, AS dan sekutu Barat-nya menganggap Selat Taiwan sepanjang 180 km itu sebagai jalur air internasional.
Partai Komunis China tidak pernah memerintah Taiwan, tetapi mengeklaim pulau yang memerintah sendiri itu sebagai bagian dari wilayahnya dan mengatakan tidak akan menghentikan penggunaan kekuatan untuk membawa wilayah tersebut di bawah kendalinya.
"Kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke USS Higgins (DDG 76) dan fregat kelas Halifax Angkatan Laut Kerajaan Kanada HMCS Vancouver (FFH 331) melakukan transit rutin di Selat Taiwan pada 20 Oktober," kata Armada ke-7 Angkatan Laut AS dalam sebuah pernyataan.
"Transit Higgins dan Vancouver melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen Amerika Serikat dan Kanada untuk menegakkan kebebasan navigasi bagi semua negara sebagai sebuah prinsip."
Sementara itu, China mengatakan pada Senin (21/10/2024) bahwa tindakan AS dan Kanada telah mengganggu perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
"Komando Teater Timur PLA [Tentara Pembebasan Rakyat] mengatur Angkatan Laut dan Angkatan Udara untuk memantau dan tetap waspada selama transit, menangani situasi sesuai dengan hukum dan peraturan," kata juru bicara militer China Kapten Li Xi dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP.
Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri Taiwan tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Beijing mengirim sejumlah besar pesawat militer serta kapal perang dan kapal Coast Guard untuk mengepung Taiwan pada 14 Oktober dalam putaran keempat latihan perang besar-besaran hanya dalam waktu dua tahun.
Taiwan mengerahkan pasukan yang sesuai dan menempatkan pulau-pulau terpencil dalam keadaan siaga tinggi sebagai tanggapan atas latihan tersebut, yang menurut Beijing merupakan peringatan keras terhadap tindakan separatis pasukan "Kemerdekaan Taiwan".
Beijing telah meningkatkan tekanan militer terhadap Taipei dalam beberapa tahun terakhir, mengerahkan pesawat tempur dan pesawat militer lainnya serta kapal di sekitar pulau hampir setiap hari.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa mereka telah mendeteksi 14 pesawat militer China dan 12 kapal Angkatan Laut dalam 24 jam hingga pukul 06.00 pagi.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda