Al-Azhar soal Israel Bunuh Yahya Sinwar: Mati demi Palestina Adalah Kehormatan Tak Tertandingi

Minggu, 20 Oktober 2024 - 13:54 WIB
Al-Azhar Al-Sharif berduka setelah serangan pasukan Zionis Israel menewaskan Kepala Biro Politik Hamas Yahya Sinwar di Gaza. Foto/Palestine Chronicle
KAIRO - Al-Azhar Al-Sharif berduka setelah serangan pasukan Zionis Israel menewaskan Kepala Biro Politik Hamas Yahya Sinwar di Gaza.

Al-Azhar Al-Sharif adalah lembaga ilmiah dan keagamaan terbesar di Mesir.

“Al-Azhar Al-Sharif berdukacita atas para martir perlawanan Palestina yang heroik, yang menjadi sasaran tangan penjahat Zionis. Tangan Zionis telah mendatangkan malapetaka dan kerusakan di tanah Arab kita, membunuh, menghancurkan, menduduki, merebut, dan memusnahkan di depan mata dan telinga negara-negara yang lumpuh karena kemauan, kemampuan, dan pemikiran mereka. Sebuah komunitas internasional yang senyap seperti orang mati di kuburan mereka, dan sebuah hukum internasional yang nilainya tidak sebanding dengan tinta yang digunakan untuk menulisnya,” bunyi pernyataan Al-Azhar Al-Sharif.





“Para martir perlawanan Palestina adalah pejuang perlawanan sejati yang membuat musuh mereka takut dan menanamkan rasa takut dan teror di hati mereka. Mereka bukanlah teroris, seperti yang coba digambarkan musuh dengan cara yang salah dan menipu. Sebaliknya, mereka adalah pejuang perlawanan yang gigih dan mengabdikan diri pada tanah air mereka hingga Tuhan menganugerahkan mereka kesyahidan saat mereka menggagalkan rencana dan agresi musuh. Mereka mempertahankan tanah mereka, tujuan mereka dan tujuan kita, tujuan orang Arab dan Muslim di Timur dan Barat,” lanjut Al-Azhar, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Minggu (20/10/2024).

“Saat kita berduka atas para martir perlawanan Palestina, Al-Azhar menekankan pentingnya mengungkap kebohongan dan tipu daya mesin media Zionis dan upayanya untuk mendistorsi citra simbol perlawanan Palestina di benak pemuda dan anak-anak kita, dan menyebarkan deskripsi mereka sebagai teroris. Perlawanan, membela negara, tanah, dan tujuan seseorang, dan mati untuk itu adalah suatu kehormatan yang tak tertandingi.”

Pada Kamis malam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeklaim bahwa Sinwar telah dibunuh, memperingatkan: “Perang belum berakhir.”

Israel yakin Sinwar adalah arsitek Operasi Badai Al-Aqsa yang dilakukan oleh faksi-faksi Palestina di Gaza, termasuk Hamas dan Jihad Islam Palestina, terhadap permukiman Israel dan pangkalan militer di sekitar Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.

Operasi itu menyebabkan kerugian manusia dan militer yang signifikan bagi Tel Aviv dan berdampak negatif pada reputasi badan keamanan dan intelijen Israel di tingkat internasional.

Pada 6 Agustus, Hamas mengumumkan bahwa mereka telah memilih Sinwar, yang dikenal sebagai "Abu Ibrahim", sebagai kepala biro politiknya, menggantikan Ismail Haniyeh, yang dibunuh di Ibu Kota Iran, Teheran, pada 31 Juli, dalam sebuah serangan yang dikaitkan dengan Tel Aviv, meskipun Israel tidak mengeklaim bertanggung jawab.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More