Momen Terkenal Yahya Sinwar Bilang Tak Akan Kedipkan Mata Jika Dibunuh Israel
Jum'at, 18 Oktober 2024 - 09:13 WIB
GAZA - Militer Israel pada Kamis malam mengonfirmasi pemimpin Hamas Yahya Sinwar telah tewas dalam baku tembak di Gaza pada Rabu. Hamas tidak memberikan konfirmasi.
Pengumuman militer Zionis ini mengingatkan pada momen konferensi pers terkenal pada Mei 2021. Saat itu, setelah perang Israel selama 11 hari di Gaza, Sinwar menyatakan bahwa dia tidak takut mati, dan menyatakan bahwa pertempuran akan terus berlanjut.
Dia bahkan mengatakan tidak akan mendipkan mata jika dibunuh pasukan Zionis Israel.
“Saya tidak akan mengedipkan mata," katanya dengan bangga, seraya menambahkan: “Silakan saja."
“Dia (Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu) akan mengatakan bahwa ini adalah foto kemenangan dan akhir dari pertempuran, dan bahwa kami telah membunuh Sinwar,” katanya lebih lanjut pada saat itu, seperti dikutip Palestine Chronicle, Jumat (18/10/2024).
“Dia menginginkan gambar kemenangan, saya siap. Mereka dapat mengambil keputusan untuk membunuh saya sekarang juga,” lanjut Sinwar, sambil menyimpulkan: “Saya tidak akan mengedipkan mata. Silakan saja”.
Militer Israel pada Kamis malam menceritakan bagaimana Sinwar tewas dalam baku tembak setelah dilacak pergi dari rumah ke rumah berusaha menghindari deteksi di Gaza selatan.
Israel memuji kematian Sinwar yang berusia 61 tahun sebagai salah satu pukulan paling penting yang telah diberikannya kepada Hamas sejak perang Gaza dimulai 7 Oktober 2023.
"Militer Israel mengonfirmasi bahwa setelah pengejaran selama setahun, kemarin (Rabu), 16 Oktober 2024, tentara IDF (Pasukan Pertahanan Israel) dari Komando Selatan melenyapkan Yahya Sinwar, pemimpin organisasi teroris Hamas, dalam sebuah operasi di Jalur Gaza selatan," kata IDF.
"Puluhan operasi yang dilakukan oleh IDF dan ISA (badan keamanan internal Shin Bet) selama setahun terakhir, dan dalam beberapa minggu terakhir di daerah tempat dia dilenyapkan, membatasi pergerakan operasional Yahya Sinwar saat dia dikejar oleh pasukan dan menyebabkan dia dilenyapkan," lanjut IDF.
"Tentara IDF dari Brigade ke-828 (Bislach) yang beroperasi di daerah tersebut mengidentifikasi dan melenyapkan tiga teroris. Setelah menyelesaikan proses identifikasi jenazah, dapat dipastikan bahwa Yahya Sinwar telah dilenyapkan."
Dalam pernyataan selanjutnya, juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan Sinwar tewas setelah terlihat bersama dua milisi lainnya di distrik Rafah di wilayah tersebut.
"Pasukan mengidentifikasi tiga teroris yang sedang berpindah dari satu rumah ke rumah lain dalam pelarian," kata Hagari dalam sebuah briefing.
Pasukan terlibat dalam pertempuran dengan kelompok tersebut, memaksa Sinwar melarikan diri saat kelompok tersebut bubar setelah ditembak.
"Sinwar melarikan diri sendirian ke salah satu gedung dan pasukan kami memindai daerah tersebut dengan pesawat nirawak—yang dapat Anda lihat dalam film ini—Yahya Sinwar terluka tangannya dalam penembakan itu, yang dapat dilihat di sini ditutupi wajahnya, dia melemparkan ranting ke arah pesawat nirawak tersebut," kata Hagari.
Rekaman pesawat nirawak yang dirilis oleh militer menunjukkan Sinwar sendirian di sebuah apartemen yang diledakkan, dengan satu tangan terluka parah dan kepala ditutupi syal tradisional, melemparkan benda ke pesawat nirawak yang mendekat di saat-saat terakhirnya.
"Kami mengidentifikasi dia sebagai teroris di dalam sebuah gedung dan kami menembak ke dalam gedung dan kami masuk untuk memindai area tersebut. Kami menemukannya dengan pistol dan 40.000 shekel. Dia sedang melarikan diri dan pasukan kami menghabisinya," kata Hagari.
"Di dekat teroris yang kami singkirkan tidak ada sandera dan pasukan kami sekarang sedang memeriksa area tersebut," imbuh dia.
Israel menuduh Sinwar sebagai dalang serangan 7 Oktober bersama dengan kepala militer Hamas Mohammed Deif.
Militer Israel mengatakan Deif tewas dalam sebuah serangan awal tahun ini meskipun kelompok Palestina tersebut belum mengonfirmasinya.
Sinwar pada bulan Agustus menggantikan mantan kepala Hamas Ismail Haniyeh, yang tewas di Iran pada tanggal 31 Juli. Israel belum mengomentari kematian Haniyeh.
Serangan Hamas tahun lalu mengakibatkan tewasnya 1.206 orang di tanah Israel, menurut penghitungan AFP yang didasarkan pada angka resmi Israel yang mencakup sandera yang tewas dalam penahanan.
Sedangkan serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan 42.438 orang, sebagian besar warga sipil, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. PBB mengakui angka-angka tersebut kredibel.
Pengumuman militer Zionis ini mengingatkan pada momen konferensi pers terkenal pada Mei 2021. Saat itu, setelah perang Israel selama 11 hari di Gaza, Sinwar menyatakan bahwa dia tidak takut mati, dan menyatakan bahwa pertempuran akan terus berlanjut.
Dia bahkan mengatakan tidak akan mendipkan mata jika dibunuh pasukan Zionis Israel.
“Saya tidak akan mengedipkan mata," katanya dengan bangga, seraya menambahkan: “Silakan saja."
“Dia (Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu) akan mengatakan bahwa ini adalah foto kemenangan dan akhir dari pertempuran, dan bahwa kami telah membunuh Sinwar,” katanya lebih lanjut pada saat itu, seperti dikutip Palestine Chronicle, Jumat (18/10/2024).
“Dia menginginkan gambar kemenangan, saya siap. Mereka dapat mengambil keputusan untuk membunuh saya sekarang juga,” lanjut Sinwar, sambil menyimpulkan: “Saya tidak akan mengedipkan mata. Silakan saja”.
Militer Israel pada Kamis malam menceritakan bagaimana Sinwar tewas dalam baku tembak setelah dilacak pergi dari rumah ke rumah berusaha menghindari deteksi di Gaza selatan.
Israel memuji kematian Sinwar yang berusia 61 tahun sebagai salah satu pukulan paling penting yang telah diberikannya kepada Hamas sejak perang Gaza dimulai 7 Oktober 2023.
"Militer Israel mengonfirmasi bahwa setelah pengejaran selama setahun, kemarin (Rabu), 16 Oktober 2024, tentara IDF (Pasukan Pertahanan Israel) dari Komando Selatan melenyapkan Yahya Sinwar, pemimpin organisasi teroris Hamas, dalam sebuah operasi di Jalur Gaza selatan," kata IDF.
"Puluhan operasi yang dilakukan oleh IDF dan ISA (badan keamanan internal Shin Bet) selama setahun terakhir, dan dalam beberapa minggu terakhir di daerah tempat dia dilenyapkan, membatasi pergerakan operasional Yahya Sinwar saat dia dikejar oleh pasukan dan menyebabkan dia dilenyapkan," lanjut IDF.
"Tentara IDF dari Brigade ke-828 (Bislach) yang beroperasi di daerah tersebut mengidentifikasi dan melenyapkan tiga teroris. Setelah menyelesaikan proses identifikasi jenazah, dapat dipastikan bahwa Yahya Sinwar telah dilenyapkan."
Dalam pernyataan selanjutnya, juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan Sinwar tewas setelah terlihat bersama dua milisi lainnya di distrik Rafah di wilayah tersebut.
"Pasukan mengidentifikasi tiga teroris yang sedang berpindah dari satu rumah ke rumah lain dalam pelarian," kata Hagari dalam sebuah briefing.
Pasukan terlibat dalam pertempuran dengan kelompok tersebut, memaksa Sinwar melarikan diri saat kelompok tersebut bubar setelah ditembak.
"Sinwar melarikan diri sendirian ke salah satu gedung dan pasukan kami memindai daerah tersebut dengan pesawat nirawak—yang dapat Anda lihat dalam film ini—Yahya Sinwar terluka tangannya dalam penembakan itu, yang dapat dilihat di sini ditutupi wajahnya, dia melemparkan ranting ke arah pesawat nirawak tersebut," kata Hagari.
Rekaman pesawat nirawak yang dirilis oleh militer menunjukkan Sinwar sendirian di sebuah apartemen yang diledakkan, dengan satu tangan terluka parah dan kepala ditutupi syal tradisional, melemparkan benda ke pesawat nirawak yang mendekat di saat-saat terakhirnya.
"Kami mengidentifikasi dia sebagai teroris di dalam sebuah gedung dan kami menembak ke dalam gedung dan kami masuk untuk memindai area tersebut. Kami menemukannya dengan pistol dan 40.000 shekel. Dia sedang melarikan diri dan pasukan kami menghabisinya," kata Hagari.
"Di dekat teroris yang kami singkirkan tidak ada sandera dan pasukan kami sekarang sedang memeriksa area tersebut," imbuh dia.
Israel menuduh Sinwar sebagai dalang serangan 7 Oktober bersama dengan kepala militer Hamas Mohammed Deif.
Militer Israel mengatakan Deif tewas dalam sebuah serangan awal tahun ini meskipun kelompok Palestina tersebut belum mengonfirmasinya.
Sinwar pada bulan Agustus menggantikan mantan kepala Hamas Ismail Haniyeh, yang tewas di Iran pada tanggal 31 Juli. Israel belum mengomentari kematian Haniyeh.
Serangan Hamas tahun lalu mengakibatkan tewasnya 1.206 orang di tanah Israel, menurut penghitungan AFP yang didasarkan pada angka resmi Israel yang mencakup sandera yang tewas dalam penahanan.
Sedangkan serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan 42.438 orang, sebagian besar warga sipil, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. PBB mengakui angka-angka tersebut kredibel.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda