Kapan Perang Dunia III Dimulai? Ada yang Sebut Telah Pecah, Ada Pula yang 3 Tahun Lagi
Jum'at, 11 Oktober 2024 - 14:15 WIB
JAKARTA - Para pemimpin global telah memperingatkan bahwa situasi saat ini sudah di ambang Perang Dunia III. Perang global semacam itu mencemaskan karena berpotensi melibatkan senjata nuklir, yang berarti mengarah pada pemusnahan umat manusia.
Perang Dunia III adalah istilah yang merujuk pada sebuah konflik militer hipotetis skala besar ketiga di seluruh dunia setelah Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
Konflik global semacam itu dibayangkan sebagai perang yang melibatkan banyak negara dan kekuatan militer terkemuka, dengan potensi dampak yang sangat luas dan merusak bagi peradaban manusia.
Ada lima krisis atau konflik di berbagai belahan dunia saat ini yang berpotensi menyulut pecahnya Perang Dunia III.
Kelimanya adalah: 1. Krisis Ukraina (perang Rusia dan Ukraina dengan sokongan NATO). 2. Krisis Selat Taiwan (potensi China menginvasi Taiwan, dengan Taipei didukung Amerika Serikat dan sekutunya). 3 Krisis Laut China Selatan (potensi China perang melawan Filipina, dengan Manila didukung Amerika Serikat dan sekutunya). 4. Krisis Semenanjung Korea (potensi perang Korea Utara dengan Korea Selatan, dengan Seoul didukung Amerika Serikat dan sekutunya). 5 Krisis Timur Tengah (potensi perang Iran dengan Israel, dengan Tel Aviv didukung Amerika Serikat dan sekutunya).
Prediksi Kapan Perang Dunia III Dimulai
Pada September 2023, Ketua Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov mengatakan Perang Dunia III telah dimulai dan sedang berlangsung.
Klaimnya ini merujuk pada perang Moskow-Kyiv yang dia sebut telah melibatkan negara-negara jauh di luar kawasan.
Berbicara di Kyiv Security Forum, Danilov saat itu berpendapat bahwa NATO membutuhkan Ukraina sebagai anggota, karena gejolak global akan terus berlanjut.
“Kami akan memperkuat aliansi,” katanya.
“Jika ada yang mengira Perang Dunia III belum dimulai, maka itu salah besar. Ini sudah dimulai. Sempat berlangsung dalam masa hybrid selama beberapa waktu dan kini memasuki fase aktif,” katanya lagi.
Jauh hari sebelum itu, yakni pada Juni 2022, penyiar stasiun televisi pemerintah Rusia menyatakan bahwa Perang Dunia III dengan Barat telah dimulai.
Olga Skabeyeva, pembawa acara 60 Minutes di saluran televisi Russia-1, menyatakan bahwa operasi militer khusus Rusia di Ukraina telah berakhir.
“Perang sesungguhnya telah dimulai—Perang Dunia III,” katanya.
“Kami terpaksa melakukan demiliterisasi tidak hanya di Ukraina, tetapi juga seluruh aliansi NATO,” lanjut dia.
Pada Januari 2024, Menteri Pertahanan Inggris saat itu; Grant Shapps, memperingatkan bahwa Perang Dunia III antara Barat melawan Rusia, China, Iran, dan Korea Utara bisa pecah lima tahun lagi.
Menurutnya, dunia sekarang ini sedang berada dalam fase "sebelum perang".
“Kita berada di awal era baru ini—Tembok Berlin hanya tinggal kenangan—dan kita sudah sampai pada lingkaran penuh, bergerak dari dunia pasca-perang ke sebelum perang,” kata Shapps.
“Era idealisme telah digantikan oleh periode realisme yang keras kepala,” lanjut dia.
“Hari ini musuh kita sedang sibuk membangun kembali penghalang mereka. Musuh lama dihidupkan kembali. Musuh baru mulai terbentuk. Garis pertempuran sedang digambar ulang," paparnya.
Komentar Shapps itu sejatinya sebagian besar bertujuan untuk memaparkan argumen mengenai peningkatan belanja pertahanan sebagai sarana pencegahan dan persiapan menghadapi potensi konflik, yang menurutnya dapat terjadi dalam waktu lima tahun.
“Karena, seperti yang telah dibahas, era perdamaian telah berakhir,” kata Shapps.
“Dalam waktu lima tahun, kita mungkin akan melihat banyak adegan yang melibatkan Rusia, China, Iran, dan Korea Utara,” katanya lagi.
“Tanyakan pada diri Anda sendiri, dengan melihat konflik-konflik yang terjadi di seluruh dunia saat ini, apakah kemungkinan besar jumlah tersebut akan bertambah atau berkurang?” lanjut dia.
“Saya kira kita semua tahu jawabannya: Kemungkinan besar akan tumbuh, jadi tahun 2024 harus menjadi titik perubahan," paparnya.
Dokumen rahasia Bundeswehr (Angkatan Bersenjata Jerman) yang dibocorkan tabloid Bild mengungkap bahwa militer Berlin telah bersiap untuk menghadapi Perang Dunia III antara Rusia dengan NATO mulai tahun depan.
“Jerman bersiap menghadapi perang antara pasukan NATO dan Rusia, yang bisa dimulai pada musim panas 2025," tulis Bild dalam laporan yang mengutip dokumen tersebut.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengejek laporan tersebut dengan menyebutnya sebagai berita palsu. “Saya tidak ingin mengomentari laporan Bild, outlet berita ini tidak segan-segan menggunakan berita palsu,” kata Peskov.
Menurut laporan Bild, Jerman mempersiapkan puluhan ribu tentara ke wilayah timur NATO ketika perang pecah.
"Menurut dugaan 'skenario pelatihan' Kementerian Pertahanan Jerman, pada 'Hari X', Panglima NATO akan memberikan perintah untuk memindahkan 300.000 tentara ke sisi timur, termasuk 30.000 tentara Bundeswehr,” lanjut laporan tersebut.
Amerika Serikat pernah memprediksi perang global yang dipicu oleh krisis Selat Taiwan bisa terjadi paling cepat tahun 2027.
Itu terjadi jika pada tahun tersebut China benar-benar nekat menginvasi Taiwan,yang bisa memicu Amerika Serikat memberikan sokongan kepada Taipei.
Awal tahun ini, komandan militer AS di Indo-Pasifik mengatakan bahwa Beijing mempertahankan tujuannya untuk dapat menginvasi Taiwan pada tahun 2027.
Laksamana John Aquilino mengatakan kepada Komite Angkatan Bersenjata DPR AS bahwa China ingin membangun Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dalam skala yang belum pernah terlihat sejak Perang Dunia II.
Tahun 2027 dipandang sebagai "ajaib" karena menandai seratus tahun berdirinya PLA, kata pakar pertahanan Robert Fox kepada London Evening Standard.
Gagasan bahwa peringatan ini dapat bertepatan dengan operasi militer serius oleh Beijing telah menjadi "fiksasi" di Washington, imbuh laporan Defense News.
Laporan Foreign Policy mengatakan Beijing dan Washington telah menjadi "tidak peka" terhadap risiko yang ditimbulkan oleh situasi ini, dan dalam militerisasi kebijakan luar negeri dan kegagalan untuk memahami sepenuhnya signifikansi militerisasi itu, keduanya adalah satu kecelakaan dan keputusan yang buruk yang diambil dari perang yang dahsyat.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Perang Dunia III adalah istilah yang merujuk pada sebuah konflik militer hipotetis skala besar ketiga di seluruh dunia setelah Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
Konflik global semacam itu dibayangkan sebagai perang yang melibatkan banyak negara dan kekuatan militer terkemuka, dengan potensi dampak yang sangat luas dan merusak bagi peradaban manusia.
Ada lima krisis atau konflik di berbagai belahan dunia saat ini yang berpotensi menyulut pecahnya Perang Dunia III.
Baca Juga
Kelimanya adalah: 1. Krisis Ukraina (perang Rusia dan Ukraina dengan sokongan NATO). 2. Krisis Selat Taiwan (potensi China menginvasi Taiwan, dengan Taipei didukung Amerika Serikat dan sekutunya). 3 Krisis Laut China Selatan (potensi China perang melawan Filipina, dengan Manila didukung Amerika Serikat dan sekutunya). 4. Krisis Semenanjung Korea (potensi perang Korea Utara dengan Korea Selatan, dengan Seoul didukung Amerika Serikat dan sekutunya). 5 Krisis Timur Tengah (potensi perang Iran dengan Israel, dengan Tel Aviv didukung Amerika Serikat dan sekutunya).
Prediksi Kapan Perang Dunia III Dimulai
1. Ukraina Sebut Perang Dunia III Sudah Dimulai
Pada September 2023, Ketua Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov mengatakan Perang Dunia III telah dimulai dan sedang berlangsung.
Klaimnya ini merujuk pada perang Moskow-Kyiv yang dia sebut telah melibatkan negara-negara jauh di luar kawasan.
Berbicara di Kyiv Security Forum, Danilov saat itu berpendapat bahwa NATO membutuhkan Ukraina sebagai anggota, karena gejolak global akan terus berlanjut.
“Kami akan memperkuat aliansi,” katanya.
“Jika ada yang mengira Perang Dunia III belum dimulai, maka itu salah besar. Ini sudah dimulai. Sempat berlangsung dalam masa hybrid selama beberapa waktu dan kini memasuki fase aktif,” katanya lagi.
Jauh hari sebelum itu, yakni pada Juni 2022, penyiar stasiun televisi pemerintah Rusia menyatakan bahwa Perang Dunia III dengan Barat telah dimulai.
Olga Skabeyeva, pembawa acara 60 Minutes di saluran televisi Russia-1, menyatakan bahwa operasi militer khusus Rusia di Ukraina telah berakhir.
“Perang sesungguhnya telah dimulai—Perang Dunia III,” katanya.
“Kami terpaksa melakukan demiliterisasi tidak hanya di Ukraina, tetapi juga seluruh aliansi NATO,” lanjut dia.
2. Inggris Memprediksi Perang Dunia III Pecah 5 Tahun Lagi
Pada Januari 2024, Menteri Pertahanan Inggris saat itu; Grant Shapps, memperingatkan bahwa Perang Dunia III antara Barat melawan Rusia, China, Iran, dan Korea Utara bisa pecah lima tahun lagi.
Menurutnya, dunia sekarang ini sedang berada dalam fase "sebelum perang".
“Kita berada di awal era baru ini—Tembok Berlin hanya tinggal kenangan—dan kita sudah sampai pada lingkaran penuh, bergerak dari dunia pasca-perang ke sebelum perang,” kata Shapps.
“Era idealisme telah digantikan oleh periode realisme yang keras kepala,” lanjut dia.
“Hari ini musuh kita sedang sibuk membangun kembali penghalang mereka. Musuh lama dihidupkan kembali. Musuh baru mulai terbentuk. Garis pertempuran sedang digambar ulang," paparnya.
Komentar Shapps itu sejatinya sebagian besar bertujuan untuk memaparkan argumen mengenai peningkatan belanja pertahanan sebagai sarana pencegahan dan persiapan menghadapi potensi konflik, yang menurutnya dapat terjadi dalam waktu lima tahun.
“Karena, seperti yang telah dibahas, era perdamaian telah berakhir,” kata Shapps.
“Dalam waktu lima tahun, kita mungkin akan melihat banyak adegan yang melibatkan Rusia, China, Iran, dan Korea Utara,” katanya lagi.
“Tanyakan pada diri Anda sendiri, dengan melihat konflik-konflik yang terjadi di seluruh dunia saat ini, apakah kemungkinan besar jumlah tersebut akan bertambah atau berkurang?” lanjut dia.
“Saya kira kita semua tahu jawabannya: Kemungkinan besar akan tumbuh, jadi tahun 2024 harus menjadi titik perubahan," paparnya.
3. Jerman Prediksi Perang Dunia III Dimulai Tahun Depan
Dokumen rahasia Bundeswehr (Angkatan Bersenjata Jerman) yang dibocorkan tabloid Bild mengungkap bahwa militer Berlin telah bersiap untuk menghadapi Perang Dunia III antara Rusia dengan NATO mulai tahun depan.
“Jerman bersiap menghadapi perang antara pasukan NATO dan Rusia, yang bisa dimulai pada musim panas 2025," tulis Bild dalam laporan yang mengutip dokumen tersebut.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengejek laporan tersebut dengan menyebutnya sebagai berita palsu. “Saya tidak ingin mengomentari laporan Bild, outlet berita ini tidak segan-segan menggunakan berita palsu,” kata Peskov.
Menurut laporan Bild, Jerman mempersiapkan puluhan ribu tentara ke wilayah timur NATO ketika perang pecah.
"Menurut dugaan 'skenario pelatihan' Kementerian Pertahanan Jerman, pada 'Hari X', Panglima NATO akan memberikan perintah untuk memindahkan 300.000 tentara ke sisi timur, termasuk 30.000 tentara Bundeswehr,” lanjut laporan tersebut.
4. AS Prediksi Perang Global Bisa Terjadi Tahun 2027
Amerika Serikat pernah memprediksi perang global yang dipicu oleh krisis Selat Taiwan bisa terjadi paling cepat tahun 2027.
Itu terjadi jika pada tahun tersebut China benar-benar nekat menginvasi Taiwan,yang bisa memicu Amerika Serikat memberikan sokongan kepada Taipei.
Awal tahun ini, komandan militer AS di Indo-Pasifik mengatakan bahwa Beijing mempertahankan tujuannya untuk dapat menginvasi Taiwan pada tahun 2027.
Laksamana John Aquilino mengatakan kepada Komite Angkatan Bersenjata DPR AS bahwa China ingin membangun Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dalam skala yang belum pernah terlihat sejak Perang Dunia II.
Tahun 2027 dipandang sebagai "ajaib" karena menandai seratus tahun berdirinya PLA, kata pakar pertahanan Robert Fox kepada London Evening Standard.
Gagasan bahwa peringatan ini dapat bertepatan dengan operasi militer serius oleh Beijing telah menjadi "fiksasi" di Washington, imbuh laporan Defense News.
Laporan Foreign Policy mengatakan Beijing dan Washington telah menjadi "tidak peka" terhadap risiko yang ditimbulkan oleh situasi ini, dan dalam militerisasi kebijakan luar negeri dan kegagalan untuk memahami sepenuhnya signifikansi militerisasi itu, keduanya adalah satu kecelakaan dan keputusan yang buruk yang diambil dari perang yang dahsyat.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(mas)
tulis komentar anda