Analis Sebut Israel Omong Besar tapi Tak Mampu Serang Dahsyat Iran, Ini Penjelasannya
Jum'at, 11 Oktober 2024 - 09:33 WIB
“Iran memproduksi beberapa sistem pertahanan [udara] terbaik di dunia,” jelas Safarnejad, yang dilansir Jumat (11/10/2024).
“Ingatkah saat Iran menembak jatuh pesawat nirawak Amerika MQ-4C Triton? Salah satu pesawat nirawak AS tercanggih saat itu [dan] Iran menembak jatuhnya dengan sangat mudah. Jadi Iran memiliki kemampuan itu," paparnya.
"Dan bahkan jika Anda melakukannya [menyerang Iran dengan jet tempur] maka tidak ada bandara tempat Anda dapat kembali karena Iran akan menganggapnya sebagai target yang sah dan masyarakat internasional akan berpihak pada Iran, tentu saja," lanjut analis tersebut.
“Jadi, skenario itu sangat tidak masuk akal,” pungkasnya.
Penjelasan Safarnejad mengesampingkan kemungkinan serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran, setidaknya yang signifikan.
Dia mencatat bahwa 80 ton bom penghancur bunker yang digunakan untuk membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah tidak secara langsung bertanggung jawab atas kematiannya.
Menurut laporan media-media Israel, Nasrallah meninggal karena tercekik oleh asap beracun yang dilepaskan dalam ledakan itu.
Laporan lain mengatakan Israel menggunakan senjata kimia, tetapi juga sepakat bahwa Nasrallah selamat dari ledakan bom penghancur bunker tersebut.
"Sekarang...bandingkan terowongan [Hizbullah] dengan terowongan yang dibor Iran ke pegunungan untuk melindungi fasilitas nuklirnya sendiri. Ada perbedaan yang sangat besar di antara keduanya. Jika Anda tidak dapat melakukan itu terhadap Hizbullah, Anda tentu tidak akan mampu melakukan itu terhadap fasilitas nuklir Iran," kata Safarnejad.
Menurutnya, opsi lain yang dilontarkan oleh media dan pakar adalah bahwa Israel akan menyerang depot dan ladang minyak Iran, dan itu juga tidak mungkin.
“Ingatkah saat Iran menembak jatuh pesawat nirawak Amerika MQ-4C Triton? Salah satu pesawat nirawak AS tercanggih saat itu [dan] Iran menembak jatuhnya dengan sangat mudah. Jadi Iran memiliki kemampuan itu," paparnya.
"Dan bahkan jika Anda melakukannya [menyerang Iran dengan jet tempur] maka tidak ada bandara tempat Anda dapat kembali karena Iran akan menganggapnya sebagai target yang sah dan masyarakat internasional akan berpihak pada Iran, tentu saja," lanjut analis tersebut.
“Jadi, skenario itu sangat tidak masuk akal,” pungkasnya.
Penjelasan Safarnejad mengesampingkan kemungkinan serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran, setidaknya yang signifikan.
Dia mencatat bahwa 80 ton bom penghancur bunker yang digunakan untuk membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah tidak secara langsung bertanggung jawab atas kematiannya.
Menurut laporan media-media Israel, Nasrallah meninggal karena tercekik oleh asap beracun yang dilepaskan dalam ledakan itu.
Laporan lain mengatakan Israel menggunakan senjata kimia, tetapi juga sepakat bahwa Nasrallah selamat dari ledakan bom penghancur bunker tersebut.
"Sekarang...bandingkan terowongan [Hizbullah] dengan terowongan yang dibor Iran ke pegunungan untuk melindungi fasilitas nuklirnya sendiri. Ada perbedaan yang sangat besar di antara keduanya. Jika Anda tidak dapat melakukan itu terhadap Hizbullah, Anda tentu tidak akan mampu melakukan itu terhadap fasilitas nuklir Iran," kata Safarnejad.
Menurutnya, opsi lain yang dilontarkan oleh media dan pakar adalah bahwa Israel akan menyerang depot dan ladang minyak Iran, dan itu juga tidak mungkin.
Lihat Juga :
tulis komentar anda