Iran Bersiap Hadapi Serangan Israel, Menlu Araghchi Temui Mohammed bin Salman
Kamis, 10 Oktober 2024 - 11:32 WIB
RIYADH - Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi menemui Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di Riyadh pada Rabu saat Teheran bersiap menghadapi serangan balik Israel.
Diplomat top Iran itu sebelumnya telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan untuk membahas hubungan bilateral dan cara-cara untuk meningkatkannya di berbagai bidang, serta membahas krisis regional.
"Kunjungan Araghchi akan difokuskan pada penghentian genosida dan agresi rezim Israel dan bertujuan untuk meringankan rasa sakit dan penderitaan saudara-saudari kita di Gaza dan Lebanon," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmail Baghaei di X, seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (10/10/2024).
"Pertemuan di Riyadh tersebut melanjutkan upaya diplomatik kami, dalam koordinasi dengan negara-negara di kawasan," lanjut dia.
Iran telah menembakkan lebih dari 180 rudal ke Israel pada 1 Oktober lalu sebagai respons atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di pinggiran Beirut.
Sementara itu, rezim Zionis Israel berjanji serangan balasan ke Iran akan mematikan, presisi, dan mengejutkan.
"Siapa pun yang menyerang kami akan terluka dan akan membayar harganya," kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dalam sebuah pernyataan video pada hari Rabu.
"Serangan kami akan mematikan, presisi, dan yang terpenting mengejutkan, mereka tidak akan mengerti apa yang terjadi dan bagaimana itu terjadi, mereka akan melihat hasilnya," katanya lagi.
Israel telah melancarkan perang selama setahun melawan Hamas di Gaza yang dipicu oleh serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel selatan pada 7 Oktober 2023.
Hizbullah, yang bermarkas di Lebanon, mulai menembaki Israel utara setelah perang Gaza pecah, dan sejak bulan lalu Israel telah secara signifikan meningkatkan serangannya yang menargetkan para pemimpin dan infrastruktur Hizbullah.
Baik Hamas maupun Hizbullah merupakan bagian dari apa yang disebut Iran sebagai "Poros Perlawanan" yang terdiri dari kelompok-kelompok militan di kawasan Timur Tengah.
Diplomat top Iran itu sebelumnya telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan untuk membahas hubungan bilateral dan cara-cara untuk meningkatkannya di berbagai bidang, serta membahas krisis regional.
"Kunjungan Araghchi akan difokuskan pada penghentian genosida dan agresi rezim Israel dan bertujuan untuk meringankan rasa sakit dan penderitaan saudara-saudari kita di Gaza dan Lebanon," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmail Baghaei di X, seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (10/10/2024).
"Pertemuan di Riyadh tersebut melanjutkan upaya diplomatik kami, dalam koordinasi dengan negara-negara di kawasan," lanjut dia.
Iran telah menembakkan lebih dari 180 rudal ke Israel pada 1 Oktober lalu sebagai respons atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di pinggiran Beirut.
Sementara itu, rezim Zionis Israel berjanji serangan balasan ke Iran akan mematikan, presisi, dan mengejutkan.
"Siapa pun yang menyerang kami akan terluka dan akan membayar harganya," kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dalam sebuah pernyataan video pada hari Rabu.
"Serangan kami akan mematikan, presisi, dan yang terpenting mengejutkan, mereka tidak akan mengerti apa yang terjadi dan bagaimana itu terjadi, mereka akan melihat hasilnya," katanya lagi.
Israel telah melancarkan perang selama setahun melawan Hamas di Gaza yang dipicu oleh serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel selatan pada 7 Oktober 2023.
Hizbullah, yang bermarkas di Lebanon, mulai menembaki Israel utara setelah perang Gaza pecah, dan sejak bulan lalu Israel telah secara signifikan meningkatkan serangannya yang menargetkan para pemimpin dan infrastruktur Hizbullah.
Baik Hamas maupun Hizbullah merupakan bagian dari apa yang disebut Iran sebagai "Poros Perlawanan" yang terdiri dari kelompok-kelompok militan di kawasan Timur Tengah.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda