Pakar Sebut Serangan Israel ke Lebanon untuk Seret AS Berperang dengan Iran
Sabtu, 28 September 2024 - 14:41 WIB
BEIRUT - Serangan Israel ke Lebanon sebenarnya adalah upaya zionis untuk menyeret AS berperang langsung dengan Iran.
Mouin Rabbani, peneliti nonresiden di Pusat Studi Konflik dan Kemanusiaan, mengatakan serangan terhadap Beirut adalah langkah terbaru Israel yang dirancang untuk membentuk kembali kekuatan di kawasan itu, dan jika memungkinkan menyeret AS ke dalam konfrontasi langsung dengan Iran.
"Saya pikir Israel telah mengambil keputusan strategis bahwa mereka ingin mengubah bentuk Timur Tengah secara mendasar. Dan elemen kuncinya adalah menghancurkan Hizbullah dan menyingkirkannya sebagai faktor militer yang signifikan di Timur Tengah," kata Rabbani kepada Al Jazeera.
"Saya pikir target utamanya adalah untuk melemahkan Iran dan, jika memungkinkan selama bulan-bulan terakhir pemerintahan Biden, untuk melibatkan Amerika Serikat dalam konfrontasi militer langsung dengannya," kata Rabbani.
"Itulah sebabnya Israel sama sekali tidak punya waktu untuk diplomasi. Itulah sebabnya serangannya berjalan dengan baik dan jauh melampaui apa pun yang dapat ditafsirkan dalam tujuan yang lebih sempit yang telah diumumkan Israel" dalam hal keamanannya sendiri, katanya.
Al Jazeera melaporkan, serangan Israel yang hampir tanpa henti yang menargetkan lingkungan di pinggiran selatan Beirut.
Pinggiran selatan Beirut dikenal sebagai tempat keberadaan Hizbullah. Di sana juga terdapat beberapa pendukungnya, tetapi warga sipil lainnya juga tinggal di sana. Daerah itu padat penduduk.
Orang-orang di sana berusaha keluar dari tempat yang dikenal di Lebanon sebagai Dahiyeh. Namun, pada akhirnya ada banyak kekhawatiran bahwa ini hanyalah permulaan.
Al Jazeera masih belum memiliki angka pasti mengenai jumlah korban. Ambulans sepanjang malam tidak dapat menjangkau daerah yang terkena dampak karena intensitas pengeboman.
Namun, dua minggu terakhir ini berbeda. Lebanon berada di level yang berbeda. "Bagi orang-orang di Lebanon, ini adalah perang dan mereka merasa ini baru permulaan," demikian laporan Al Jazeera.
Mouin Rabbani, peneliti nonresiden di Pusat Studi Konflik dan Kemanusiaan, mengatakan serangan terhadap Beirut adalah langkah terbaru Israel yang dirancang untuk membentuk kembali kekuatan di kawasan itu, dan jika memungkinkan menyeret AS ke dalam konfrontasi langsung dengan Iran.
"Saya pikir Israel telah mengambil keputusan strategis bahwa mereka ingin mengubah bentuk Timur Tengah secara mendasar. Dan elemen kuncinya adalah menghancurkan Hizbullah dan menyingkirkannya sebagai faktor militer yang signifikan di Timur Tengah," kata Rabbani kepada Al Jazeera.
"Saya pikir target utamanya adalah untuk melemahkan Iran dan, jika memungkinkan selama bulan-bulan terakhir pemerintahan Biden, untuk melibatkan Amerika Serikat dalam konfrontasi militer langsung dengannya," kata Rabbani.
"Itulah sebabnya Israel sama sekali tidak punya waktu untuk diplomasi. Itulah sebabnya serangannya berjalan dengan baik dan jauh melampaui apa pun yang dapat ditafsirkan dalam tujuan yang lebih sempit yang telah diumumkan Israel" dalam hal keamanannya sendiri, katanya.
Al Jazeera melaporkan, serangan Israel yang hampir tanpa henti yang menargetkan lingkungan di pinggiran selatan Beirut.
Baca Juga
Pinggiran selatan Beirut dikenal sebagai tempat keberadaan Hizbullah. Di sana juga terdapat beberapa pendukungnya, tetapi warga sipil lainnya juga tinggal di sana. Daerah itu padat penduduk.
Orang-orang di sana berusaha keluar dari tempat yang dikenal di Lebanon sebagai Dahiyeh. Namun, pada akhirnya ada banyak kekhawatiran bahwa ini hanyalah permulaan.
Al Jazeera masih belum memiliki angka pasti mengenai jumlah korban. Ambulans sepanjang malam tidak dapat menjangkau daerah yang terkena dampak karena intensitas pengeboman.
Namun, dua minggu terakhir ini berbeda. Lebanon berada di level yang berbeda. "Bagi orang-orang di Lebanon, ini adalah perang dan mereka merasa ini baru permulaan," demikian laporan Al Jazeera.
(ahm)
tulis komentar anda