6 Alasan Presiden Putin Mengubah Doktrin Penggunaan Senjata Nuklir

Kamis, 26 September 2024 - 13:35 WIB
Presiden Vladimir Putin memiliki sejumlah alasan untuk mengubah doktrin penggunaan senjata nuklir. Foto/AP
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan bahwa Rusia dapat menanggapi dengan senjata nuklir jika diserang dengan senjata konvensional dalam perubahan terbaru pada doktrin nuklir negara tersebut.

Dalam pertemuan Dewan Keamanan Rusia yang disiarkan televisi, Putin mengumumkan bahwa berdasarkan revisi yang direncanakan, serangan terhadap negara tersebut oleh kekuatan non-nuklir dengan "partisipasi atau dukungan kekuatan nuklir" akan dilihat sebagai "serangan bersama terhadap Federasi Rusia".

Putin menekankan bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir sebagai respons terhadap serangan konvensional yang menimbulkan "ancaman kritis terhadap kedaulatan kita", sebuah rumusan samar yang menyisakan ruang luas untuk interpretasi.



Presiden Rusia adalah pembuat keputusan utama tentang persenjataan nuklir Rusia dan perlu memberikan persetujuan akhir untuk teks tersebut.

6 Alasan Presiden Putin Mengubah Doktrin Penggunaan Senjata Nuklir

1. Ukraina Menggunakan Rudal Jarak Jauh

Melansir Al Jazeera, perubahan tersebut tampaknya secara signifikan menurunkan ambang batas bagi Rusia untuk menggunakan senjata atom dan terjadi saat sekutu Barat Ukraina mempertimbangkan apakah akan mengizinkan Kyiv menggunakan senjata jarak jauh untuk menyerang target militer jauh di dalam Rusia, dan sebulan setelah Kyiv meluncurkan serangan mendadak ke wilayah Kursk Rusia.

Putin tidak merujuk langsung ke Ukraina, tetapi mengatakan revisi doktrin tersebut diperlukan mengingat lanskap global yang berubah cepat yang telah menciptakan ancaman dan risiko baru bagi Rusia.

2. Rusia Bergerak Lambat dalam Perang Ukraina

Rusia membuat kemajuan yang lambat namun bertahap di Ukraina sejak meluncurkan invasi skala penuh ke negara itu dua setengah tahun lalu dan mencoba menghalangi sekutu Barat Kyiv untuk memperkuat dukungan mereka.

Putin telah membuat beberapa ancaman tersirat serangan nuklir sejak meluncurkan perangnya dan telah menangguhkan partisipasi Rusia dalam perjanjian New START dengan AS, yang membatasi jumlah hulu ledak nuklir yang dapat dikerahkan masing-masing pihak.

3. Ukraina Mengabaikan Senjata Nuklir Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah mendesak negara-negara Barat untuk mengabaikan ancaman Rusia, dan kepala stafnya, Andriy Yermak, mengatakan pernyataan terbaru Putin tidak lebih dari sekadar pemerasan.

"Rusia tidak lagi memiliki instrumen untuk mengintimidasi dunia selain pemerasan nuklir," kata Yermak. "Instrumen-instrumen ini tidak akan berhasil."
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More