Zelensky Klaim Ukraina Makin Dekat dengan Akhir Perang, Kembali Minta Bantuan AS
Selasa, 24 September 2024 - 08:55 WIB
WASHINGTON - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengeklaim negaranya semakin dekat dengan akhir perang melawan Rusia. Untuk itu, dia kembali meminta bantuan Amerika Serikat (AS).
"Saya pikir kami lebih dekat dengan perdamaian daripada yang kami kira," katanya kepada ABC News, yang dilansir Selasa (24/9/2024).
"Kami lebih dekat dengan akhir perang," katanya lagi.
Dalam wawancara tersebut, dia mendesak Washington dan sekutu lainnya untuk terus mendukung Ukraina.
Invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, yang dimulai pada Februari 2022 sebagai apa yang disebut Moskow sebagai "operasi khusus", telah menyebabkan kematian puluhan ribu orang, mengungsikan jutaan orang lainnya, dan menghancurkan kota-kota Ukraina.
Zelensky mengatakan bahwa hanya dari posisi yang kuat Ukraina dapat mendorong Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghentikan perang.
Zelensky tiba di Amerika Serikat pada hari Minggu untuk menghadiri rangkaian sesi di Majelis Umum PBB dan mendesak mitra-mitranya untuk membantu mencapai "kemenangan bersama untuk perdamaian yang benar-benar adil."
Washington dan sekutu-sekutunya telah memberikan program bantuan bernilai miliaran dolar kepada Ukraina sejak invasi Rusia dimulai sementara juga memberlakukan beberapa putaran sanksi terhadap Moskow.
Putin mengatakan pembicaraan damai dapat dimulai hanya jika Kyiv menyerahkan sebagian besar wilayah timur dan selatan Ukraina kepada Rusia dan membatalkan ambisinya untuk menjadi anggota NATO.
Zelensky telah berulang kali menyerukan penarikan semua pasukan Rusia, dan pemulihan perbatasan Ukraina pasca-Soviet.
Kyiv memulai serangan balik lintas perbatasan pada 6 Agustus ke wilayah Kursk di Rusia bagian barat.
Ukraina mengatakan tindakan tersebut sebagian dimaksudkan untuk mencegah pasukan Rusia di daerah itu melancarkan serangannya melintasi perbatasan ke Ukraina.
Zelensky mengatakan kepada ABC News bahwa Putin takut dengan operasi Ukraina di Kursk.
“Dia sangat takut,” katanya. “Mengapa? Karena rakyatnya melihat bahwa dia tidak dapat mempertahankan diri—bahwa dia tidak dapat mempertahankan seluruh wilayahnya.”
Ukraina dan Barat mengatakan Rusia melancarkan perang bergaya kekaisaran.
Sedangkan Putin menggambarkan invasi Ukraina sebagai langkah defensif terhadap Barat yang bermusuhan dan agresif.
"Saya pikir kami lebih dekat dengan perdamaian daripada yang kami kira," katanya kepada ABC News, yang dilansir Selasa (24/9/2024).
"Kami lebih dekat dengan akhir perang," katanya lagi.
Dalam wawancara tersebut, dia mendesak Washington dan sekutu lainnya untuk terus mendukung Ukraina.
Invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, yang dimulai pada Februari 2022 sebagai apa yang disebut Moskow sebagai "operasi khusus", telah menyebabkan kematian puluhan ribu orang, mengungsikan jutaan orang lainnya, dan menghancurkan kota-kota Ukraina.
Zelensky mengatakan bahwa hanya dari posisi yang kuat Ukraina dapat mendorong Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghentikan perang.
Zelensky tiba di Amerika Serikat pada hari Minggu untuk menghadiri rangkaian sesi di Majelis Umum PBB dan mendesak mitra-mitranya untuk membantu mencapai "kemenangan bersama untuk perdamaian yang benar-benar adil."
Washington dan sekutu-sekutunya telah memberikan program bantuan bernilai miliaran dolar kepada Ukraina sejak invasi Rusia dimulai sementara juga memberlakukan beberapa putaran sanksi terhadap Moskow.
Putin mengatakan pembicaraan damai dapat dimulai hanya jika Kyiv menyerahkan sebagian besar wilayah timur dan selatan Ukraina kepada Rusia dan membatalkan ambisinya untuk menjadi anggota NATO.
Zelensky telah berulang kali menyerukan penarikan semua pasukan Rusia, dan pemulihan perbatasan Ukraina pasca-Soviet.
Kyiv memulai serangan balik lintas perbatasan pada 6 Agustus ke wilayah Kursk di Rusia bagian barat.
Ukraina mengatakan tindakan tersebut sebagian dimaksudkan untuk mencegah pasukan Rusia di daerah itu melancarkan serangannya melintasi perbatasan ke Ukraina.
Zelensky mengatakan kepada ABC News bahwa Putin takut dengan operasi Ukraina di Kursk.
“Dia sangat takut,” katanya. “Mengapa? Karena rakyatnya melihat bahwa dia tidak dapat mempertahankan diri—bahwa dia tidak dapat mempertahankan seluruh wilayahnya.”
Ukraina dan Barat mengatakan Rusia melancarkan perang bergaya kekaisaran.
Sedangkan Putin menggambarkan invasi Ukraina sebagai langkah defensif terhadap Barat yang bermusuhan dan agresif.
(mas)
tulis komentar anda