Patahkan Klaim Trump, WHO: COVID-19 Berasal dari Alam

Sabtu, 02 Mei 2020 - 10:26 WIB
Para ilmuwan bekerja di sebuah laboratorium di Wuhan Insitutute of Virology, China. Foto/CCTV
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa virus corona baru, COVID-19, berasal dari alam. Penegasan itu mematahkan klaim Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump bahwa ada bukti virus itu berasal dari laboratorium di Wuhan, China.

Para ilmuwan meyakini virus pembunuh itu melonjak dari hewan ke manusia dan muncul di China akhir tahun lalu. Penyakit itu diduga berasal dari pasar di Wuhan yang menjual hewan eksotik untuk daging santapan manusia.

Trump mengklaim pada Kamis lalu mengklaim telah melihat bukti bahwa Institut Virologi Wuhan sebenarnya adalah sumber wabah COVID-19. Namun, dia menolak memberikan bukti tersebut.

Ditanya tentang klaim Trump selama konferensi pers virtual, Ketua Kedaruratan WHO Michael Ryan menekankan bahwa badan kesehatan PBB itu telah berkali-kali mendengarkan banyak ilmuwan yang telah melihat urutan dari virus tersebut.

"Kami yakin bahwa virus ini berasal dari alam," katanya, mengulangi sikap yang telah diungkapkan WHO sebelumnya.



WHO mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya ingin diundang untuk ambil bagian dalam penyelidikan China mengenai asal-usul pandemi COVID-19, yang dalam hitungan bulan telah menewaskan lebih dari 230.000 orang di seluruh dunia.

"Yang penting adalah kita menetapkan host alami untuk virus ini," kata Ryan. "Penting untuk memahami bagaimana penghalang spesies hewan-manusia dilanggar," ujarnya, seperti dikutip AFP, Sabtu (2/5/2020).

"Dan tujuan dari pemahaman itu adalah agar kita dapat menerapkan tindakan pencegahan dan kesehatan masyarakat yang diperlukan untuk mencegah hal itu terjadi lagi di mana saja," katanya.

Sementara itu Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, melawan kritik yang dilemparkan ke organisasinya, khususnya oleh Trump, yang telah menangguhkan pendanaan oleh AS setelah menuduh badan PBB itu meremehkan keseriusan wabah dan menjilat pada China.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More