Siapa Aysenur Ezgi Eygi? Aktivis Turki-AS yang Ditembak Sniper Israel di Tepi Barat
Sabtu, 07 September 2024 - 17:05 WIB
GAZA - Aysenur Ezgi Eygi, seorang aktivis Turki-Amerika, ditembak dan dibunuh oleh pasukan Israel saat berunjuk rasa pada Jumat (6/9/2024) di Tepi Barat, Palestina .
Eygi, 26 tahun, telah melakukan perjalanan ke wilayah tersebut untuk mendukung perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel, menurut laporan dari Gerakan Solidaritas Internasional (ISM).
Ia baru saja lulus pada bulan Juni dan dikenal karena komitmennya terhadap aktivisme dan layanan masyarakat.
“Saya memiliki dasar yang kuat dalam pendampingan, terapi perilaku, dan pemasaran, dengan komitmen yang mendalam terhadap layanan masyarakat,” tulis Eygi saat mendeskripsikan dirinya di profil LinkedIn-nya.
“Pekerjaan sukarela saya telah memungkinkan saya untuk membuat dampak baik secara lokal maupun internasional ... hingga menawarkan dukungan rehabilitatif di komunitas yang kekurangan sumber daya,” tulisnya. “Saya terdorong oleh hasrat untuk membuat dampak positif.”
Eygi, 26 tahun, telah melakukan perjalanan ke wilayah tersebut untuk mendukung perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel, menurut laporan dari Gerakan Solidaritas Internasional (ISM).
Siapa Aysenur Ezgi Eygi? Aktivis Turki-AS yang Ditembak Sniper Israel di Tepi Barat
1. Aktivis Cantik Kelahiran Turki
Melansir Anadolu, Eygi, lahir di Antalya, Turki, pada tahun 1998, mengambil jurusan ganda psikologi dan bahasa serta budaya Timur Tengah di University of Washington, Seattle.Ia baru saja lulus pada bulan Juni dan dikenal karena komitmennya terhadap aktivisme dan layanan masyarakat.
2. Terdorong untuk Perubahan Positif
Profil daring Eygi mencerminkan hasrat untuk membuat dampak positif di berbagai bidang, mulai dari membimbing siswa hingga memberikan dukungan rehabilitatif untuk anak-anak autis, sejalan dengan pengalaman profesionalnya yang beragam.“Saya memiliki dasar yang kuat dalam pendampingan, terapi perilaku, dan pemasaran, dengan komitmen yang mendalam terhadap layanan masyarakat,” tulis Eygi saat mendeskripsikan dirinya di profil LinkedIn-nya.
“Pekerjaan sukarela saya telah memungkinkan saya untuk membuat dampak baik secara lokal maupun internasional ... hingga menawarkan dukungan rehabilitatif di komunitas yang kekurangan sumber daya,” tulisnya. “Saya terdorong oleh hasrat untuk membuat dampak positif.”
3. Bekerja sebagai Sukarelawan di Palestina
Eygi bergabung dengan ISM, sebuah organisasi yang dipimpin Palestina yang menganjurkan perlawanan tanpa kekerasan terhadap pendudukan Israel, sebagai pengamat sukarelawan.Lihat Juga :
tulis komentar anda