Terpilih sebagai PM Termuda di Negeri Gajah Putih, Paetongtarn Shinawatra: Saya Akan Membuat Negara Ini Maju

Sabtu, 17 Agustus 2024 - 18:08 WIB
Paetongtarn Shinawatra berjanji akan membuat Thailand sebagai negara maju. Foto/AP
BANGKOK - Parlemen Thailand memilih Paetongtarn Shinawatra sebagai perdana menteri. Dia berjanji akan membuat Thailand sebagai negara maju.

Paetongtarn merupakan putri Thaksin Shinawatra, salah satu tokoh politik Thailand yang paling populer, diyakini mampu mewujudkan ambisi tersebut.

Paetongtarn tampaknya menjadi penerima manfaat dari kesepakatan yang dibuat ayahnya dengan musuh-musuh lamanya yang konservatif, yang memungkinkan partai populis yang dipimpinnya untuk mengambil alih kekuasaan sambil menyingkirkan partai yang lebih progresif yang berada di urutan pertama dalam pemilihan tahun lalu.



Melansir AP, Paetongtarn menjadi pemimpin ketiga Thailand dari keluarga Shinawatra, setelah ayahnya yang miliarder, yang kembali dari pengasingan tahun lalu, dan bibinya Yingluck Shinawatra, yang tinggal di pengasingan. Paetongtarn juga merupakan perdana menteri wanita kedua Thailand setelah bibinya, dan pemimpin termuda negara itu pada usia 37 tahun.

Sebagai satu-satunya calon, ia dikonfirmasi oleh 319 suara mendukung, dengan 145 suara menentang dan 27 suara abstain. Paetongtarn adalah pemimpin partai Pheu Thai, yang terbaru dari serangkaian partai yang terkait dengan Thaksin. Ia bukan anggota parlemen terpilih karena itu tidak diperlukan baginya untuk menjadi kandidat perdana menteri.

Paetongtarn, mantan eksekutif bisnis, tampak kewalahan saat berbicara kepada wartawan setelah pemungutan suara Parlemen di kantor partai di Bangkok. Ia mengatakan bahwa ia sangat "terhormat dan bahagia."

"Saya benar-benar berharap bahwa saya dapat membuat orang merasa yakin, bahwa kita dapat membangun kesempatan dan kualitas hidup," katanya, dilansir AP. "Saya berharap bahwa saya dapat melakukan yang terbaik untuk membuat negara ini maju."

Pencalonan Paetongtarn menyusul pencopotan Perdana Menteri Srettha Thavisin dari Pheu Thai setelah kurang dari setahun menjabat. Mahkamah Konstitusi menyatakannya bersalah atas pelanggaran etika serius terkait pengangkatannya terhadap seorang anggota Kabinet yang dipenjara terkait dengan dugaan percobaan penyuapan.

Itu adalah putusan besar kedua dalam seminggu yang mengguncang politik Thailand. Pengadilan yang sama minggu lalu membubarkan partai progresif Move Forward, yang memenangkan pemilihan umum tahun lalu tetapi dihalangi untuk mengambil alih kekuasaan. Partai tersebut telah berkumpul kembali sebagai Partai Rakyat.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More