Kata Musuh Nomor 1 Kremlin, Serangan Ukraina di Kursk Memalukan bagi Putin
Minggu, 11 Agustus 2024 - 12:33 WIB
KYIV - Bill Browder, kritikus yang menggambarkan dirinya sebagai “musuh nomor 1 Kremlin”, mengatakan serangan mendadak Ukraina ke wilayah Kursk, Rusia, telah mempermalukan Presiden Vladimir Putin.
Browder, seorang pemodal Inggris-Amerika, menyampaikan kritiknya dalam sebuah wawancara dengan Times Radio. Dia berbicara pada hari ketiga serangan lapis baja Ukraina yang mengejutkan Rusia dan mengakibatkan pasukan Kyiv menguasai sedikitnya 166 mil persegi (430 kilometer persegi) wilayah Rusia.
Dalam waktu sekitar 24 jam, pasukan Ukraina berhasil menguasai dua garis pertahanan utama di wilayah Kursk yang memakan waktu lebih dari dua setengah tahun dan lebih dari USD170 juta untuk membangunnya, menurut situs investigasi Rusia; Agentstvo.
Rusia telah mengumumkan keadaan darurat federal di Kursk, dan kini tengah berupaya keras untuk mengerahkan sumber daya tambahan ke wilayah tersebut, mengalihkan sumber daya manusia dari perang yang dimulainya di Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Jumat menerbitkan video peralatan militer Rusia yang dipindahkan ke distrik Sudzhansky di Kursk, yang dilaporkan kini sebagian diduduki oleh Ukraina.
"Saya pikir ini adalah perkembangan yang dramatis dan sesuatu yang secara simbolis dan militer benar-benar memiliki implikasi yang besar. Secara simbolis, ini membuat Putin terlihat lemah," kata Browder, CEO dan salah satu pendiri Hermitage Capital Management, penasihat investasi untuk Hermitage Fund, yang pernah menjadi investor portofolio asing terbesar di Rusia.
Browder mencatat bahwa Putin melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022, menggambarkannya sebagai "operasi militer khusus" dan mengadili orang-orang yang menyimpang dari narasi Kremlin tentang konflik tersebut.
"Tujuan menyebutnya seperti itu adalah untuk membuatnya tampak seperti sesuatu yang sangat jauh… tidak memengaruhi orang-orang Rusia," katanya.
Browder, seorang pemodal Inggris-Amerika, menyampaikan kritiknya dalam sebuah wawancara dengan Times Radio. Dia berbicara pada hari ketiga serangan lapis baja Ukraina yang mengejutkan Rusia dan mengakibatkan pasukan Kyiv menguasai sedikitnya 166 mil persegi (430 kilometer persegi) wilayah Rusia.
Dalam waktu sekitar 24 jam, pasukan Ukraina berhasil menguasai dua garis pertahanan utama di wilayah Kursk yang memakan waktu lebih dari dua setengah tahun dan lebih dari USD170 juta untuk membangunnya, menurut situs investigasi Rusia; Agentstvo.
Rusia telah mengumumkan keadaan darurat federal di Kursk, dan kini tengah berupaya keras untuk mengerahkan sumber daya tambahan ke wilayah tersebut, mengalihkan sumber daya manusia dari perang yang dimulainya di Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Jumat menerbitkan video peralatan militer Rusia yang dipindahkan ke distrik Sudzhansky di Kursk, yang dilaporkan kini sebagian diduduki oleh Ukraina.
"Saya pikir ini adalah perkembangan yang dramatis dan sesuatu yang secara simbolis dan militer benar-benar memiliki implikasi yang besar. Secara simbolis, ini membuat Putin terlihat lemah," kata Browder, CEO dan salah satu pendiri Hermitage Capital Management, penasihat investasi untuk Hermitage Fund, yang pernah menjadi investor portofolio asing terbesar di Rusia.
Browder mencatat bahwa Putin melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022, menggambarkannya sebagai "operasi militer khusus" dan mengadili orang-orang yang menyimpang dari narasi Kremlin tentang konflik tersebut.
"Tujuan menyebutnya seperti itu adalah untuk membuatnya tampak seperti sesuatu yang sangat jauh… tidak memengaruhi orang-orang Rusia," katanya.
tulis komentar anda