Pemimpin Hizbullah: Menunggu adalah Bagian dari Hukuman untuk Israel

Jum'at, 09 Agustus 2024 - 17:30 WIB
“Dalam pertempuran ini, Suriah dan Iran diharuskan untuk memberikan dukungan moral dan politik serta fasilitas. Iran berkewajiban untuk berperang setelah pembunuhan martir Haniyeh di Teheran, tetapi tidak diharuskan untuk terlibat dalam pertempuran permanen,” ungkap dia.

Dia menekankan, “Suriah dan Iran diharuskan untuk memberikan dukungan material dan militer meskipun mereka mengalami semua tekanan. Saya menyerukan kepada rakyat Lebanon untuk memahami besarnya risiko yang ada. Kami berkomitmen untuk menanggapi setelah pembunuhan Fouad Shukr.”

“Penantian Israel selama seminggu merupakan bagian dari hukuman dan pembalasan. Iran, Hizbullah, dan Yaman akan menanggapi setelah pembunuhan Haniyeh, Shukr, dan pengeboman Hodeidah,” papar dia.

Menurut dia, “Keadaan penantian saat ini merupakan bagian dari pertempuran dan meninggalkan bayangan besar pada pendudukan. Musuh tidak berani mengatakan kebenaran tentang apa yang terjadi di Majdal Shams. Kami tidak melakukan eskalasi dan Israel memilihnya. Tanggapan kami akan segera datang.”

“Sejak dimulainya perang Israel di Gaza, pada 7 Oktober, gerakan Hizbullah Lebanon telah terlibat secara langsung, tetapi relatif terbatas dalam perang melawan pendudukan Israel,” ungkap dia.

Namun, dalam beberapa minggu terakhir, intensitas pertempuran telah meningkat, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa perang habis-habisan antara Hizbullah dan tentara Israel akan segera terjadi.”

Israel telah menduduki sebagian wilayah Lebanon selama beberapa dekade dan baru meninggalkan negara tersebut pada tahun 2000, setelah perlawanan keras Lebanon di bawah komando Hizbullah.

Israel berupaya menduduki kembali Lebanon pada tahun 2006 tetapi gagal dalam apa yang dianggap Lebanon sebagai kemenangan besar melawan Israel.

Namun, Israel terus menduduki sebagian wilayah Lebanon, yaitu wilayah Sheeba Farms.

Hizbullah telah berjanji merebut kembali setiap inci wilayah Lebanon yang telah diduduki Israel secara ilegal dan bertentangan dengan hukum internasional.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!