Heboh, Anggota DPR Inggris Serukan Tangkap Demonstran yang Teriak Allahu Akbar
Kamis, 08 Agustus 2024 - 10:51 WIB
LONDON - Anggota Parlemen Inggris Robert Jenrick memicu kehebohan sekaligus kemarahan setelah menyerukan polisi menangkap para demonstran yang meneriakkan "Allahu Akbar".
Seruan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Konservatif itu menyampaikan seruannya selama wawancara dengan stasiun televisiSky News.
Jenrick mengkritik cara polisi menangani demonstran pro-Palestina, yang sebagian besar berlangsung damai meskipun jumlah pesertanya sangat besar dibandingkan dengan kerusuhan baru-baru ini di seluruh Inggris.
"Saya sangat kritis terhadap polisi di masa lalu, khususnya mengenai sikap beberapa pasukan polisi terhadap protes yang kita lihat sejak 7 Oktober," kata Jenrick.
"Saya pikir sangat salah jika seseorang dapat meneriakkan 'Allahu Akbar' di jalan-jalan London dan tidak segera ditangkap," ujarnya.
Komentarnya itu langsung dikritik oleh rekan sejawatnya dari Partai Konservatif, Sayeeda Warsi, yang menulis di X: "Setiap hari sebelum kami memulai urusan Parlemen, kami salat dan memuji Tuhan—kami mengucapkan versi Parlemen Allahu Akbar sebagai inti demokrasi—sebuah proses yang melibatkan Robert Jenrick. Bahasa Jenrick ini lebih merupakan retorika memecah belah yang biasa dia ucapkan—ia benar-benar alat."
Kemudian, saat berbicara di Times Radio, Jenrick tetap pada pernyataannya.
"Saya pada dasarnya tidak setuju dengan Sayeeda Warsi. Jika seorang politikus seperti saya, seorang pemimpin politik yang bercita-cita menjadi pemimpin oposisi negara kita, tidak dapat berbicara tentang masalah yang tidak diragukan lagi yang kita hadapi sebagai negara dengan ekstremisme Islam karena takut dicap sebagai rasis oleh individu seperti Sayeeda Warsi, maka itu adalah situasi yang sangat meresahkan," katanya, seperti dikutip New Arab, Kamis (8/8/2024).
Seruan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Konservatif itu menyampaikan seruannya selama wawancara dengan stasiun televisiSky News.
Jenrick mengkritik cara polisi menangani demonstran pro-Palestina, yang sebagian besar berlangsung damai meskipun jumlah pesertanya sangat besar dibandingkan dengan kerusuhan baru-baru ini di seluruh Inggris.
"Saya sangat kritis terhadap polisi di masa lalu, khususnya mengenai sikap beberapa pasukan polisi terhadap protes yang kita lihat sejak 7 Oktober," kata Jenrick.
"Saya pikir sangat salah jika seseorang dapat meneriakkan 'Allahu Akbar' di jalan-jalan London dan tidak segera ditangkap," ujarnya.
Komentarnya itu langsung dikritik oleh rekan sejawatnya dari Partai Konservatif, Sayeeda Warsi, yang menulis di X: "Setiap hari sebelum kami memulai urusan Parlemen, kami salat dan memuji Tuhan—kami mengucapkan versi Parlemen Allahu Akbar sebagai inti demokrasi—sebuah proses yang melibatkan Robert Jenrick. Bahasa Jenrick ini lebih merupakan retorika memecah belah yang biasa dia ucapkan—ia benar-benar alat."
Kemudian, saat berbicara di Times Radio, Jenrick tetap pada pernyataannya.
"Saya pada dasarnya tidak setuju dengan Sayeeda Warsi. Jika seorang politikus seperti saya, seorang pemimpin politik yang bercita-cita menjadi pemimpin oposisi negara kita, tidak dapat berbicara tentang masalah yang tidak diragukan lagi yang kita hadapi sebagai negara dengan ekstremisme Islam karena takut dicap sebagai rasis oleh individu seperti Sayeeda Warsi, maka itu adalah situasi yang sangat meresahkan," katanya, seperti dikutip New Arab, Kamis (8/8/2024).
tulis komentar anda