Kerusuhan di Inggris: Komunitas Muslim Kini Hidup dalam Ketakutan

Rabu, 07 Agustus 2024 - 08:01 WIB
loading...
Kerusuhan di Inggris:...
Polisi terlihat selama demonstrasi menentang kekerasan di Masjid Abdullah Quilliam di Liverpool, Inggris, 2 Agustus 2024. Foto/EPA-EFE/ADAM VAUGHAN
A A A
LONDON - Seorang karyawan di supermarket Suriah yang diserang para perusuh di kota Belfast, Inggris, mengatakan komunitas Muslim "hidup dalam ketakutan".

Beberapa orang mempertanyakan apakah mereka dapat hidup dalam damai setelah kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Bashir, yang tidak menyebutkan nama belakangnya, mengecam kepolisian Irlandia Utara atas tanggapan mereka terhadap serangan massa selama akhir pekan.

Dia mengatakan dalam rapat khusus Dewan Kota Belfast pada Senin bahwa supermarket Sham telah dibom bakar pada tiga kesempatan terpisah oleh massa anti-imigran dan anti-Muslim.

"Sekitar pukul 11 malam, salah satu teman saya menelepon saya dan mengatakan toko Anda terbakar, silakan datang," ujar Bashir dalam rapat dewan.

"Setelah satu menit, enam pria bertopeng menyerang saya. Mereka datang entah dari mana dan mencoba menikam saya. Saya hampir terbunuh. Untuk apa? Untuk bukan apa-apa. Sesuatu yang tidak saya lakukan," papar dia.

Kerusuhan telah melanda Inggris selama hampir sepekan setelah kampanye misinformasi anti-imigran dan anti-Muslim menyebar di media sosial, menyusul serangan penusukan yang menewaskan tiga anak di kota Southport, Inggris utara.

Axel Rudakubana, seorang remaja berusia 17 tahun yang lahir dari orang tua Kristen Rwanda, telah didakwa atas pembunuhan tersebut.

Bashir mengatakan kepada dewan bahwa setelah pembunuhan tersebut, pelecehan secara khusus ditujukan terhadap "komunitas Muslim".

Dia mengatakan dia dan pemilik toko, Abdelkader Alloush, pria yang datang ke Irlandia Utara pada tahun 2016 setelah melarikan diri dari perang di Suriah, harus berdiri berjam-jam menyaksikan gedung terbakar sebelum mereka dapat masuk ke dalam.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2514 seconds (0.1#10.140)