Rusia Serang 3 Sistem Rudal Patriot Buatan AS di Ukraina

Jum'at, 02 Agustus 2024 - 07:35 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpose di dekat sistem rudal Patriot buatan AS. Rusia klaim telah menyerang 3 sistem rudal Patriot di Ukraina. Foto/EPA-EFE/JENS BUETTNER/POOL
MOSKOW - Militer Rusia telah melakukan serangan, yang diklaim berhasil, terhadap tiga sistem pertahanan rudal Patriot buatan Amerika Serikat (AS) di Ukraina.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan senjata Barat tersebut telah menjadi sasaran pesawat tempur, pesawat nirawak, rudal, dan artileri Moskow.

Namun, para pejabat kementerian itu tidak memberikan rincian tentang di mana sistem pertahanan rudal tersebut beroperasi, atau apakah mereka hancur total atau hanya rusak.





Kementerian itu, seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (2/8/2024), menambahkan bahwa pasukannya juga telah berhasil menargetkan pusat kendali pesawat nirawak Ukraina dan kereta api yang mengangkut amunisi dan pasukan Kyiv.

Dikembangkan oleh kontraktor militer AS; Raytheon, Patriot telah dipuji sebagai salah satu sistem pertahanan rudal paling efektif di gudang senjata Ukraina, dan para pejabat di Kyiv secara teratur memohon kepada Barat untuk pasokan senjata tambahan.

Sistem Patriot mampu menyerang banyak target, termasuk rudal balistik taktis dan rudal jelajah serta pesawat, pada jarak sekitar 160 km dan ketinggian hingga 24 km.

Baterai Patriot pada umumnya terdiri dari beberapa elemen, termasuk kendaraan radar dan stasiun kontrol, truk pembangkit listrik, dan peluncur rudal. Sekitar 90 personel diperlukan untuk mengoperasikan sistem pada kapasitas maksimum.



Militer Rusia mengeklaim telah menyerang sistem Patriot beberapa kali sebelumnya, dengan kejadian pertama terjadi pada Mei 2023, ketika Kementerian Pertahanan di Moskow mengatakan rudal hipersonik Kinzhal telah menghancurkan lima peluncur Patriot di Kyiv.

Saat itu, Washington mengonfirmasi bahwa sistem tersebut telah rusak.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More