Donald Trump Desak Israel Akhiri Perang Gaza dengan Cepat, Ini Alasannya

Jum'at, 26 Juli 2024 - 10:12 WIB
Donald Trump desak Israel akhiri perangnya dengan Hamas di Gaza dengan cepat. Foto/EPA-EFE/MOHAMMED SABER
WASHINGTON - Donald Trump, mantan presiden yang juga calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS), telah mendesak Israel untuk mengakhiri perangnya dengan Hamas di Gaza dengan cepat.

Alasannya, kata Trump, perang yang berlarut-larut adalah mimpi buruk hubungan masyarakat (humas) bagi negara Yahudi tersebut.

Berbicara kepada Fox News pada hari Kamis (25/7/2024), Trump mengatakan perang harus segera berakhir. "Karena mereka dihancurkan dengan publisitas ini, dan Anda tahu Israel tidak pandai dalam humas," katanya.





Trump adalah sekutu dekat Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu saat berkuasa di Gedung Putih, dan menggambarkan dirinya sebagai presiden AS yang paling pro-Israel sepanjang sejarah.

Dia telah menjatuhkan sanksi terhadap Iran atas permintaan Netanyahu, memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem Barat, dan menjadi perantara Perjanjian Abraham—yang membuat Israel menormalisasi hubungan dengan Bahrain, Uni Emirat Arab, Maroko, dan Sudan.

Namun, dalam beberapa bulan sejak Israel menyatakan perang terhadap Hamas pada bulan Oktober, Trump telah berulang kali meminta Netanyahu untuk segera mengakhiri perang dengan kelompok perlawanan Palestina tersebut.

"Anda harus menyelesaikan perang Anda," katanya kepada Israel Hayom pada bulan Maret lalu.

"Anda harus menyelesaikannya. Dan, saya yakin Anda akan melakukannya. Dan kita harus mencapai perdamaian, kita tidak bisa membiarkan ini terjadi."

Penghancuran rumah-rumah warga sipil di Gaza, kata Trump saat itu, adalah gambaran yang sangat buruk bagi dunia.

"Dunia melihat ini...setiap malam, saya akan melihat gedung-gedung runtuh menimpa orang-orang. Lakukan apa yang harus Anda lakukan. Tetapi Anda tidak melakukan itu," katanya.

Dalam wawancaranya dengan Fox News, Trump juga mengecam para anggota Partai Demokrat yang memprotes pidato Netanyahu di Kongres Amerika pada hari Rabu, dan menyerukan hukuman penjara bagi para pengunjuk rasa yang membakar bendera Amerika di luar Gedung Capitol AS.

Netanyahu dijadwalkan bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih pada Kamis sore, sebelum melakukan perjalanan ke Florida untuk bertemu dengan Trump di perkebunan mantan presiden tersebut di Mar-a-Lago.

Wakil Presiden Kamala Harris tidak menghadiri pidato Netanyahu pada hari Rabu, tetapi akan bertemu dengannya pada hari Kamis, setelah pembicaraan empat mata dengan Biden.

Dalam sebuah posting di platform Truth Social miliknya pada hari Selasa, Trump mengatakan bahwa dia menantikan untuk menyambut Netanyahu di Florida.

Trump berjanji untuk mengembalikan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, dan dalam posting berikutnya, membagikan surat yang diterimanya dari Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, yang mendoakan Trump "kekuatan dan keselamatan" setelah upaya pembunuhan terhadapnya awal bulan ini.

"Terima kasih," jawab Trump kepada Abbas. "Semuanya akan baik-baik saja."
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More