Parlemen Israel Voting Menentang Pendirian Negara Palestina
Jum'at, 19 Juli 2024 - 08:15 WIB
Resolusi tersebut disahkan dengan 68 suara berbanding sembilan dari 120 anggota Parlemen.
Otoritas Palestina menuduh koalisi sayap kanan Israel “menjerumuskan kawasan tersebut ke dalam jurang yang dalam.”
Negara tetangganya, Yordania, mengatakan pemungutan suara tersebut merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional."Dan tantangan bagi komunitas internasional," kata pemerintah Yordania, seperti dikutip AFP, Jumat (19/7/2024).
Prancis menyatakan kekhawatirannya, dan menyatakan bahwa resolusi Parlemen Israel tersebut bertentangan dengan berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB.
Pembentukan Negara Palestina di tanah yang diduduki Israel dalam Perang Enam Hari tahun 1967 telah menjadi landasan upaya komunitas internasional untuk menyelesaikan konflik tersebut selama beberapa dekade.
Sekjen PBB Antonio Guterres “sangat kecewa” dengan tindakan Parlemen Israel. “Anda tidak bisa menolak solusi dua negara,” kata juru bicaranya, Stephane Dujarric.
Guterres telah berulang kali menyerukan gencatan senjata segera dalam perang Gaza, dengan mengatakan pada hari Rabu: “Situasi kemanusiaan adalah noda moral bagi kita semua.”
"Semua fasilitas kesehatan di Gaza selatan telah mencapai titik puncaknya karena banyaknya korban jiwa," kata Komite Palang Merah Internasional pada hari Kamis.
Gambar AFP TV menunjukkan para pelayat di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di pusat kota Deir al-Balah, di mana beberapa mayat berselimut putih tergeletak di tanah. Seorang pria menggendong tubuh seorang anak yang tertutup.
Otoritas Palestina menuduh koalisi sayap kanan Israel “menjerumuskan kawasan tersebut ke dalam jurang yang dalam.”
Negara tetangganya, Yordania, mengatakan pemungutan suara tersebut merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional."Dan tantangan bagi komunitas internasional," kata pemerintah Yordania, seperti dikutip AFP, Jumat (19/7/2024).
Prancis menyatakan kekhawatirannya, dan menyatakan bahwa resolusi Parlemen Israel tersebut bertentangan dengan berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB.
Krisis Gaza Jadi Noda Moral
Pembentukan Negara Palestina di tanah yang diduduki Israel dalam Perang Enam Hari tahun 1967 telah menjadi landasan upaya komunitas internasional untuk menyelesaikan konflik tersebut selama beberapa dekade.
Sekjen PBB Antonio Guterres “sangat kecewa” dengan tindakan Parlemen Israel. “Anda tidak bisa menolak solusi dua negara,” kata juru bicaranya, Stephane Dujarric.
Guterres telah berulang kali menyerukan gencatan senjata segera dalam perang Gaza, dengan mengatakan pada hari Rabu: “Situasi kemanusiaan adalah noda moral bagi kita semua.”
"Semua fasilitas kesehatan di Gaza selatan telah mencapai titik puncaknya karena banyaknya korban jiwa," kata Komite Palang Merah Internasional pada hari Kamis.
Gambar AFP TV menunjukkan para pelayat di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di pusat kota Deir al-Balah, di mana beberapa mayat berselimut putih tergeletak di tanah. Seorang pria menggendong tubuh seorang anak yang tertutup.
Lihat Juga :
tulis komentar anda