Negara Islam Ini Diam-diam Persenjatai Jet Tempurnya dengan Rudal Nuklir
Rabu, 03 Juli 2024 - 14:07 WIB
ISLAMABAD - Pakistan, salah satu negara Islam dengan militer terkuat, diam-diam telah mempersenjatai jet tempur JF-17 Thunder-nya dengan rudal nuklir taktis.
Negara rival India ini secara konsisten mempertahankan ambiguitas dalam hal program senjata nuklirnya.
Mengutip EurAsian Times, Rabu (3/7/2024), sebuah foto yang telah dirilis Pakistan menegaskan bahwa jet tempur yang diproduksi di dalam negeri itu memang dipersenjatai dengan rudal nuklir taktis.
Laporan itu muncul dengan latar belakang Buku Tahunan 2024 Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), yang menegaskan bahwa untuk pertama kalinya, India melampaui Pakistan dalam kepemilikan hulu ledak nuklir.
Pada Januari 2024, India memiliki total inventaris 172 hulu ledak nuklir, meningkat dari 164 pada tahun 2023. Senjata nuklir India diyakini berbasis plutonium, diproduksi di Bhabha Atomic Research Center (BARC).
Sedangkan Pakistan memiliki 170 hulu ledak nuklir pada tahun 2024, menggunakan desain uranium yang diperkaya tinggi (HEU).
Sebuah lembaga think tank Amerika, Federation of American Scientists (FAS) menganalisis foto-foto yang diambil pada tahun 2023 dan menemukan bahwa RAAD I, satu-satunya Rudal Jelajah yang Diluncurkan Udara (ALCM) berkemampuan nuklir di Pakistan, telah terintegrasi dengan JF-17.
Peran pencegahan udara sejauh ini dimainkan oleh Mirage III/Vs. RAAD ALCM pertama kali diuji pada tahun 2007 dan dapat digunakan untuk peran “konvensional atau nuklir”.
Pakistan berencana untuk mempensiunkan pesawat Mirage III dan V yang sudah tua, dan JF-17 akan mengambil alih peran pencegahan nuklir udara.
Gambar pertama JF-17 yang mendukung konfigurasi nuklir terungkap dalam latihan Parade Hari Pakistan 2023. FAS membeli gambar asli untuk memastikan apakah RAAD yang digunakan pada gambar JF-17 memang berkemampuan nuklir.
Gambar ALCM dibandingkan dengan gambar RAAD I dan II lainnya yang ditampilkan selama bertahun-tahun. Analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan desain antara RAAD yang digunakan pada JF-17 dan dua varian ALCM.
“Dari pengamatan ini, kemungkinan besar Pakistan telah membuat kemajuan signifikan dalam melengkapi JF-17 mereka dengan kemampuan yang pada akhirnya melengkapi—dan mungkin menggantikan—peran serangan nuklir pada Mirage III/V yang sudah tua,” kata FAS.
“Jelas bahwa Pakistan telah mendesain ulang RAAD-II ALCM, namun hanya sedikit informasi yang dikonfirmasi mengenai tujuan atau kemampuan yang terkait dengan desain baru ini. Juga tidak jelas apakah salah satu dari sistem RAAD telah dikerahkan, tapi ini mungkin hanya pertanyaan kapan dan bukan apakah,” imbuh analisis FAS.
JF-17 Thunder tidak hanya menjadi andalan Angkatan Udara Pakistan (PAF) tetapi juga produk ekspor pertahanan andalan negara tersebut.
Pesawat tempur JF-17 Thunder dikembangkan bersama oleh Pakistan Aeronautical Complex Kamra dan Chengdu Aircraft Industry Corp China.
Setelah penerbangan pertamanya pada tahun 2003, badan pesawat JF-17 pada awalnya hanya diproduksi di China. Saat ini, Pakistan memproduksi 58 persen pesawat tersebut, dan 42 persen sisanya diproduksi di China.
JF-17 Thunder adalah pesawat tempur multi-peran bermesin tunggal, ringan, dengan badan pesawat China dan avionik Barat yang ditenagai oleh mesin Rusia.
PAC Kamra telah mengirimkan hampir 120 jet tempur JF-17 Blok I dan II ke PAF sejak tahun 2009.
Pakistan dan India, yang menjadi musuh bebuyutan, telah lama terlibat dalam perlombaan senjata nuklir.
Setelah India berhasil menguji beberapa kendaraan re-entry yang dapat ditargetkan secara independen (MIRV), Pakistan juga mengejar teknologi tersebut dengan rudal berbasis darat Ababeel.
India telah menguji teknologi MIRV untuk rudal Angi-P dan Agni-5 miliknya.
China, yang juga berseteru dengan India atas sengketa perbatasan, telah mengerahkan MIRV pada beberapa rudal aalistik antarbenua (ICBM) DF-5B dan DF-41.
Pencegahan nuklir Pakistan difokuskan pada India, oleh karena itu Pakistan menekankan pada senjata nuklir taktis.
Rudal nuklir India yang ada saat ini mencakup seluruh daratan Pakistan, dan terdapat fokus yang lebih besar pada senjata jarak jauh untuk membawa seluruh China ke dalam jangkauan senjata nuklirnya.
Hingga saat ini, pada masa damai, diketahui bahwa India telah menyimpan hulu ledak nuklirnya secara terpisah dari peluncurnya.
Namun, kanisterisasi rudal nuklir dan penempatan kapal selam nuklir menunjukkan adanya perubahan dalam kebijakan India dalam mengawinkan hulu ledak dengan peluncur mereka selama masa damai.
Pakistan mulai mengembangkan senjata nuklir setelah India meledakkan bom nuklir pertamanya pada tahun 1974.
Pada tahun 1998, Pakistan, sebagai tanggapan terhadap uji coba nuklir kedua India, meledakkan lima perangkat dalam satu hari dan yang keenam dalam dua hari kemudian.
Negara rival India ini secara konsisten mempertahankan ambiguitas dalam hal program senjata nuklirnya.
Mengutip EurAsian Times, Rabu (3/7/2024), sebuah foto yang telah dirilis Pakistan menegaskan bahwa jet tempur yang diproduksi di dalam negeri itu memang dipersenjatai dengan rudal nuklir taktis.
Laporan itu muncul dengan latar belakang Buku Tahunan 2024 Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), yang menegaskan bahwa untuk pertama kalinya, India melampaui Pakistan dalam kepemilikan hulu ledak nuklir.
Baca Juga
Pada Januari 2024, India memiliki total inventaris 172 hulu ledak nuklir, meningkat dari 164 pada tahun 2023. Senjata nuklir India diyakini berbasis plutonium, diproduksi di Bhabha Atomic Research Center (BARC).
Sedangkan Pakistan memiliki 170 hulu ledak nuklir pada tahun 2024, menggunakan desain uranium yang diperkaya tinggi (HEU).
Sebuah lembaga think tank Amerika, Federation of American Scientists (FAS) menganalisis foto-foto yang diambil pada tahun 2023 dan menemukan bahwa RAAD I, satu-satunya Rudal Jelajah yang Diluncurkan Udara (ALCM) berkemampuan nuklir di Pakistan, telah terintegrasi dengan JF-17.
Peran pencegahan udara sejauh ini dimainkan oleh Mirage III/Vs. RAAD ALCM pertama kali diuji pada tahun 2007 dan dapat digunakan untuk peran “konvensional atau nuklir”.
Pakistan berencana untuk mempensiunkan pesawat Mirage III dan V yang sudah tua, dan JF-17 akan mengambil alih peran pencegahan nuklir udara.
Gambar pertama JF-17 yang mendukung konfigurasi nuklir terungkap dalam latihan Parade Hari Pakistan 2023. FAS membeli gambar asli untuk memastikan apakah RAAD yang digunakan pada gambar JF-17 memang berkemampuan nuklir.
Gambar ALCM dibandingkan dengan gambar RAAD I dan II lainnya yang ditampilkan selama bertahun-tahun. Analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan desain antara RAAD yang digunakan pada JF-17 dan dua varian ALCM.
“Dari pengamatan ini, kemungkinan besar Pakistan telah membuat kemajuan signifikan dalam melengkapi JF-17 mereka dengan kemampuan yang pada akhirnya melengkapi—dan mungkin menggantikan—peran serangan nuklir pada Mirage III/V yang sudah tua,” kata FAS.
“Jelas bahwa Pakistan telah mendesain ulang RAAD-II ALCM, namun hanya sedikit informasi yang dikonfirmasi mengenai tujuan atau kemampuan yang terkait dengan desain baru ini. Juga tidak jelas apakah salah satu dari sistem RAAD telah dikerahkan, tapi ini mungkin hanya pertanyaan kapan dan bukan apakah,” imbuh analisis FAS.
JF-17 Thunder tidak hanya menjadi andalan Angkatan Udara Pakistan (PAF) tetapi juga produk ekspor pertahanan andalan negara tersebut.
Pesawat tempur JF-17 Thunder dikembangkan bersama oleh Pakistan Aeronautical Complex Kamra dan Chengdu Aircraft Industry Corp China.
Setelah penerbangan pertamanya pada tahun 2003, badan pesawat JF-17 pada awalnya hanya diproduksi di China. Saat ini, Pakistan memproduksi 58 persen pesawat tersebut, dan 42 persen sisanya diproduksi di China.
JF-17 Thunder adalah pesawat tempur multi-peran bermesin tunggal, ringan, dengan badan pesawat China dan avionik Barat yang ditenagai oleh mesin Rusia.
PAC Kamra telah mengirimkan hampir 120 jet tempur JF-17 Blok I dan II ke PAF sejak tahun 2009.
Pakistan dan India, yang menjadi musuh bebuyutan, telah lama terlibat dalam perlombaan senjata nuklir.
Setelah India berhasil menguji beberapa kendaraan re-entry yang dapat ditargetkan secara independen (MIRV), Pakistan juga mengejar teknologi tersebut dengan rudal berbasis darat Ababeel.
India telah menguji teknologi MIRV untuk rudal Angi-P dan Agni-5 miliknya.
China, yang juga berseteru dengan India atas sengketa perbatasan, telah mengerahkan MIRV pada beberapa rudal aalistik antarbenua (ICBM) DF-5B dan DF-41.
Pencegahan nuklir Pakistan difokuskan pada India, oleh karena itu Pakistan menekankan pada senjata nuklir taktis.
Rudal nuklir India yang ada saat ini mencakup seluruh daratan Pakistan, dan terdapat fokus yang lebih besar pada senjata jarak jauh untuk membawa seluruh China ke dalam jangkauan senjata nuklirnya.
Hingga saat ini, pada masa damai, diketahui bahwa India telah menyimpan hulu ledak nuklirnya secara terpisah dari peluncurnya.
Namun, kanisterisasi rudal nuklir dan penempatan kapal selam nuklir menunjukkan adanya perubahan dalam kebijakan India dalam mengawinkan hulu ledak dengan peluncur mereka selama masa damai.
Pakistan mulai mengembangkan senjata nuklir setelah India meledakkan bom nuklir pertamanya pada tahun 1974.
Pada tahun 1998, Pakistan, sebagai tanggapan terhadap uji coba nuklir kedua India, meledakkan lima perangkat dalam satu hari dan yang keenam dalam dua hari kemudian.
(mas)
tulis komentar anda