Respons Klaim Kemenangan Israel, Hamas Pamer Rudal Panah Merah China

Selasa, 25 Juni 2024 - 21:30 WIB
Brigade Al-Qassam mengungkap rudal Panah Merah China. Foto/x
JALUR GAZA - Dalam perkembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak dimulainya perang Israel di Gaza, Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengungkap penggunaan peluru kendali China, yang dikenal sebagai ‘Red Arrow’ atau ‘Panah Merah’, untuk menargetkan kendaraan militer Israel.

Pengungkapan senjata Hamas ini menantang klaim para pemimpin militer Israel tentang kemenangan yang akan segera terjadi atas Brigade Qassam.

Pada Senin (24/6/2024), Brigade Al-Qassam merilis rekaman yang menunjukkan kendaraan militer Israel OVIK terkena rudal berpemandu Panah Merah di daerah Tal Zu’rob, sebelah barat Rafah, di Jalur Gaza selatan.



Red Arrow adalah rudal anti-tank generasi kedua yang menggunakan sistem panduan kabel optik.

Rudal ini dilengkapi proyektil anti-lapis baja yang terdiri dari hulu ledak, roket berbahan bakar padat, dan unit kontrol yang terhubung ke platform peluncuran melalui kabel untuk panduan visual ke target.

Rudal ini memiliki jangkauan akurasi tinggi antara 3 hingga 4 kilometer dan telah menjadi komponen kunci persenjataan Tentara Pembebasan Rakyat China sejak akhir tahun 1980-an.

Diproduksi pada tahun 1980, senjata ini telah digunakan dalam Perang Bosnia dan Herzegovina dan konflik setelah revolusi Suriah.

Dengan berat 25 kilogram, rudal tersebut dapat diluncurkan dari darat, kendaraan tempur, atau helikopter serang.

Laporan Sputnik sebelumnya pada tahun 2021 menyoroti industri militer China telah mengembangkan beberapa sistem rudal anti-tank portabel generasi ketiga, termasuk yang sebanding dengan FGM-148 Javelin Amerika Serikat (AS).

Pakar militer Kolonel Hatem Al-Falahi mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa rudal ‘Red Arrow’ yang baru-baru ini diperkenalkan Hamas merupakan peningkatan yang signifikan bagi perlawanan Palestina, memungkinkan mereka menyerang kendaraan dan unit lapis baja dari jarak hingga 4 kilometer.

Dalam analisisnya mengenai situasi militer di Gaza, Al-Falahi menekankan kemampuan rudal tersebut untuk secara efektif menargetkan kendaraan militer dan kendaraan lapis baja, menunjukkan penggunaannya menunjukkan kepemilikan persenjataan canggih yang bertujuan menyerang unit militer Israel dari jarak jauh.

Al-Falahi dilaporkan menyimpulkan operasi tersebut menunjukkan kenyataan yang bertentangan dengan pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan menantang klaim para pemimpin militer Israel tentang kemenangan yang akan segera terjadi atas Brigade Qassam.

Saat ini diadili di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina, Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 37.626 warga Palestina telah terbunuh, dan 86.098 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.

Selain itu, setidaknya 11.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.

Organisasi-organisasi Palestina dan internasional mengatakan mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.

(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More