Intel Rusia Ungkap Barat Berencana Korbankan Zelensky, Siapkan Penggantinya
Kamis, 20 Juni 2024 - 17:45 WIB
MOSKOW - Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) menyatakan negara-negara Barat berencana menghapuskan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang kehilangan legitimasinya, menggantikannya dengan Valery Zaluzhny.
“Washington menganggap V Zaluzhny, mantan panglima Ukraina, sebagai kandidat yang paling cocok,” ungkap pernyataan badan intelijen itu pada Kamis (20/6/2024).
SVR menyatakan Zelensky telah "kehabisan kegunaan" bagi Amerika Serikat (AS), yang sedang mencari seseorang di Ukraina untuk melakukan negosiasi dengan Rusia.
Zelensky memecat Zaluzhny pada Februari setelah media AS melaporkan keretakan yang semakin dalam di antara keduanya.
Zaluzhny dilaporkan membuat marah Kiev dengan penilaiannya yang tidak ternoda mengenai posisi Ukraina dalam konflik dengan Rusia. Zaluzhny saat ini menjabat sebagai duta besar untuk Inggris.
SVR berpendapat Washington akan menghentikan apa yang disebutnya sebagai “Proyek Zelensky,” dan menambahkan janji Zelensky “untuk membuat Rusia bertekuk lutut” terdengar lucu dalam situasi seperti itu.
“Berkeliaran di ibu kota negara-negara Barat, orang yang memproklamirkan diri sebagai ‘presiden’ ini mencoba menciptakan kesan adanya aktivitas yang bergejolak dan setidaknya membenarkan perampasan kekuasaan. Namun, semakin jelas Gedung Putih akan menutup ‘Project Zelensky,'" papar SVR.
Masa jabatan Zelensky secara teknis berakhir pada 20 Mei. Ukraina dijadwalkan mengadakan pemilu presiden pada 31 Maret, namun presiden menundanya tanpa batas waktu dengan alasan darurat militer di negara tersebut.
Negara-negara Barat terus memasok senjata untuk Ukraina meskipun Kiev terus mengalami banyak kekalahan di medan perang.
Rusia menganggap bantuan senjata ke Kiev tidak mengubah hasil akhir perang, namun hanya menambah korban jiwa.
“Washington menganggap V Zaluzhny, mantan panglima Ukraina, sebagai kandidat yang paling cocok,” ungkap pernyataan badan intelijen itu pada Kamis (20/6/2024).
SVR menyatakan Zelensky telah "kehabisan kegunaan" bagi Amerika Serikat (AS), yang sedang mencari seseorang di Ukraina untuk melakukan negosiasi dengan Rusia.
Zelensky memecat Zaluzhny pada Februari setelah media AS melaporkan keretakan yang semakin dalam di antara keduanya.
Zaluzhny dilaporkan membuat marah Kiev dengan penilaiannya yang tidak ternoda mengenai posisi Ukraina dalam konflik dengan Rusia. Zaluzhny saat ini menjabat sebagai duta besar untuk Inggris.
SVR berpendapat Washington akan menghentikan apa yang disebutnya sebagai “Proyek Zelensky,” dan menambahkan janji Zelensky “untuk membuat Rusia bertekuk lutut” terdengar lucu dalam situasi seperti itu.
“Berkeliaran di ibu kota negara-negara Barat, orang yang memproklamirkan diri sebagai ‘presiden’ ini mencoba menciptakan kesan adanya aktivitas yang bergejolak dan setidaknya membenarkan perampasan kekuasaan. Namun, semakin jelas Gedung Putih akan menutup ‘Project Zelensky,'" papar SVR.
Masa jabatan Zelensky secara teknis berakhir pada 20 Mei. Ukraina dijadwalkan mengadakan pemilu presiden pada 31 Maret, namun presiden menundanya tanpa batas waktu dengan alasan darurat militer di negara tersebut.
Negara-negara Barat terus memasok senjata untuk Ukraina meskipun Kiev terus mengalami banyak kekalahan di medan perang.
Rusia menganggap bantuan senjata ke Kiev tidak mengubah hasil akhir perang, namun hanya menambah korban jiwa.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda