NATO Hendak Kerahkan Banyak Senjata Nuklir, Kremlin: Itu Eskalasi!
Selasa, 18 Juni 2024 - 11:19 WIB
MOSKOW - Kremlin mengatakan pernyataan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg tentang niat aliansi untuk mengerahkan lebih banyak senjata nuklir adalah eskalasi.
Stoltenberg, kepada The Telegraph, mengatakan NATO sedang dalam pembicaraan untuk mengerahkan lebih banyak senjata nuklir, membawa mereka keluar dari penyimpanan dan menempatkannya dalam status siaga, dalam menghadapi ancaman yang berkembang dari Rusia dan China.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa komentar Stoltenberg tampaknya bertentangan dengan komunike konferensi Ukraina yang mengatakan ancaman atau penggunaan senjata nuklir dalam konteks Ukraina tidak dapat diterima.
"Ini tidak lain adalah eskalasi ketegangan lain," kata Peskov tentang pernyataan Stoltenberg, seperti dikutip Reuters, Selasa (18/6/2024).
Rusia mengatakan Amerika Serikat dan sekutu Eropa-nya mendorong dunia ke ambang konfrontasi nuklir dengan memberikan senjata senilai miliaran dolar kepada Ukraina, beberapa di antaranya digunakan untuk menyerang wilayah Rusia.
Rusia dan Amerika Serikat sejauh ini merupakan kekuatan nuklir terbesar di dunia, memegang sekitar 88% dari senjata nuklir dunia, menurut Federasi Ilmuwan Amerika.
Amerika Serikat memiliki sekitar 100 senjata nuklir B61 non-strategis yang dikerahkan di lima negara Eropa—Italia, Jerman, Turki, Belgia dan Belanda, menurut buletin para ilmuwan atom.
AS juga memiliki 100 senjata seperti itu di dalam perbatasannya.
Sedangkan Rusia memiliki sekitar 1.558 hulu ledak nuklir non-strategis, meskipun para ahli kontrol senjata mengatakan sangat sulit untuk mengatakan berapa banyak yang ada karena kerahasiaan.
Stoltenberg, kepada The Telegraph, mengatakan NATO sedang dalam pembicaraan untuk mengerahkan lebih banyak senjata nuklir, membawa mereka keluar dari penyimpanan dan menempatkannya dalam status siaga, dalam menghadapi ancaman yang berkembang dari Rusia dan China.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa komentar Stoltenberg tampaknya bertentangan dengan komunike konferensi Ukraina yang mengatakan ancaman atau penggunaan senjata nuklir dalam konteks Ukraina tidak dapat diterima.
"Ini tidak lain adalah eskalasi ketegangan lain," kata Peskov tentang pernyataan Stoltenberg, seperti dikutip Reuters, Selasa (18/6/2024).
Rusia mengatakan Amerika Serikat dan sekutu Eropa-nya mendorong dunia ke ambang konfrontasi nuklir dengan memberikan senjata senilai miliaran dolar kepada Ukraina, beberapa di antaranya digunakan untuk menyerang wilayah Rusia.
Rusia dan Amerika Serikat sejauh ini merupakan kekuatan nuklir terbesar di dunia, memegang sekitar 88% dari senjata nuklir dunia, menurut Federasi Ilmuwan Amerika.
Amerika Serikat memiliki sekitar 100 senjata nuklir B61 non-strategis yang dikerahkan di lima negara Eropa—Italia, Jerman, Turki, Belgia dan Belanda, menurut buletin para ilmuwan atom.
AS juga memiliki 100 senjata seperti itu di dalam perbatasannya.
Sedangkan Rusia memiliki sekitar 1.558 hulu ledak nuklir non-strategis, meskipun para ahli kontrol senjata mengatakan sangat sulit untuk mengatakan berapa banyak yang ada karena kerahasiaan.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda