Kata Macron, Ukraina Tak Boleh Menyerah pada Tuntutan Rusia
Minggu, 16 Juni 2024 - 13:38 WIB
ZURICH - Presiden Prancis Emmanuel Macron berpendapat bahwa Ukraina tidak boleh menyerah pada tuntutan Rusia untuk membawa perdamaian abadi di negara pecahan Uni Soviet tersebut.
Berbicara pada hari Sabtu di “KTT tentang Perdamaian di Ukraina” di Swiss, Macron menyerukan keterlibatan lebih banyak negara dalam proses upaya mengakhiri perang dengan Rusia.
Namun, Moskow tidak diundang ke KTT tersebut, sehingga membuat Kremlin berpendapat bahwa pembicaraan tersebut tidak ada artinya.
“Kita semua berkomitmen untuk membangun perdamaian yang berkelanjutan,” kata Macron.
“Perdamaian seperti itu tidak bisa berarti penyerahan diri Ukraina. Ada satu penyerang dan satu korban,” paparnya, seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (16/6/2024).
Dia menambahkan bahwa setiap perjanjian untuk mengakhiri pertempuran harus memulihkan kedaulatan Ukraina dan menghormati aturan internasional.
KTT di Swiss terjadi pada saat pasukan Rusia terus menguasai medan perang melawan pasukan Kyiv yang kalah jumlah dan persenjataan.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pekan lalu bahwa Ukraina kehilangan setidaknya 50.000 tentara per bulan, sementara Moskow mengalami korban jiwa yang tidak disebutkan secara spesifik.
Berbicara pada hari Sabtu di “KTT tentang Perdamaian di Ukraina” di Swiss, Macron menyerukan keterlibatan lebih banyak negara dalam proses upaya mengakhiri perang dengan Rusia.
Namun, Moskow tidak diundang ke KTT tersebut, sehingga membuat Kremlin berpendapat bahwa pembicaraan tersebut tidak ada artinya.
“Kita semua berkomitmen untuk membangun perdamaian yang berkelanjutan,” kata Macron.
“Perdamaian seperti itu tidak bisa berarti penyerahan diri Ukraina. Ada satu penyerang dan satu korban,” paparnya, seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (16/6/2024).
Baca Juga
Dia menambahkan bahwa setiap perjanjian untuk mengakhiri pertempuran harus memulihkan kedaulatan Ukraina dan menghormati aturan internasional.
KTT di Swiss terjadi pada saat pasukan Rusia terus menguasai medan perang melawan pasukan Kyiv yang kalah jumlah dan persenjataan.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pekan lalu bahwa Ukraina kehilangan setidaknya 50.000 tentara per bulan, sementara Moskow mengalami korban jiwa yang tidak disebutkan secara spesifik.
Lihat Juga :
tulis komentar anda