Perekonomian Global Akan Sangat Terpukul Jika China Serang Taiwan
Kamis, 06 Juni 2024 - 13:53 WIB
TAIPEI - Dunia menghadapi ancaman kerugian ekonomi yang besar jika China menyerang Taiwan suatu saat nanti.
Ada kemungkinan negara-negara besar terlibat dalam konflik ini, yang akan mengganggu perdagangan global dan merugikan 10 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia.
Selat Taiwan sangat penting bagi transportasi kargo global karena lebih dari 50 persen kapal kargo melewati wilayah tersebut.
Mengutip dari The Hong Kong Post, Kamis (6/6/2024), dampak ekonomi dari blokade Taiwan diperkirakan akan lebih besar dibandingkan dampak yang terjadi selama pandemi Covid-19, kata Ely Ratner, Asisten Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) untuk Urusan Keamanan Indo-Pasifik.
“Perekonomian global akan terpuruk. Tidak akan ada seorang pun yang kebal dari penderitaan ekonomi yang akan ditimbulkan oleh China kepada dunia karena melakukan hal tersebut,” kata Ratner, merujuk pada potensi China menyerang Taiwan.
Bentrokan China-Taiwan akan mengakibatkan blokade dan serangan terhadap sejumlah kapal kargo, yang akan mengganggu rantai pasokan global.
Beberapa negara telah menyuarakan keprihatinan atas situasi yang berkembang dan menyerukan perdamaian dan stabilitas regional ketika China semakin tegas mengenai aneksasi paksa terhadap Taiwan.
Selama ini, China telah beberapa kali mengadakan latihan militer di dekat Taiwan, termasuk simulasi blokade maritim dan udara, serangan amfibi, dan operasi kontra-intervensi.
Invasi China ke Taiwan akan lebih dahsyat dari perkiraan, kata Letnan Jenderal Stephen Sklenka, Wakil Komandan Komando Indo-Pasifik AS.
“Yang dipertaruhkan adalah banyaknya nyawa yang tak terhitung jumlahnya, kerugian ekonomi global senilai triliunan dolar, dan tatanan internasional yang telah menghasilkan perdamaian dan stabilitas relatif selama 80 tahun terakhir,” tutur Sklenka.
Terdapat beberapa konflik di dunia dalam beberapa tahun terakhir, termasuk perang Rusia-Ukraina, konflik Armenia-Azerbaijan dan ketegangan antara Israel dan Iran. Untungnya, beragam konflik tersebut dapat dicegah agar tidak berkembang menjadi konflik global yang lebih luas.
Namun pencegahan semacam itu hanya terbatas pada bentrokan regional. Dalam kasus konflik China-Taiwan, AS secara hukum terikat untuk membela Taipei, dan dikhawatirkan akan terjadi konflik militer yang serius di Selat Taiwan jika Beijing melancarkan invasi.
Jika AS tidak melakukan intervensi pun, bentrokan antara China dan Taiwan akan memiliki dampak yang lebih dahsyat dan mendalam dibandingkan perang di Rusia-Ukraina. Ini dikarenakan China dan Taiwan sangat terintegrasi ke dalam perekonomian global, kata ekonom politik internasional Min-Hua Chiang.
“Bahkan tanpa intervensi militer langsung dari Amerika Serikat, perang Taiwan-China akan menghancurkan perekonomian global seperti senjata pemusnah massal,” ujarnya.
Sekelompok ahli strategi militer dan pertahanan menggunakan simulasi untuk menyimpulkan bahwa China akan dikalahkan oleh AS dan sekutunya jika Taiwan diserang. Namun, harga yang harus dibayar untuk itu sangat besar.
Menteri Pertahanan China yang baru diangkat, Laksamana Dong Jun, telah mengisyaratkan tindakan militer dengan mengatakan bahwa prospek reunifikasi damai dengan Taiwan semakin terkikis.
Dia bahkan memperingatkan AS dan sekutunya agar tidak melakukan intervensi dengan mengatakan bahwa kekuatan eksternal yang mendukung Taiwan akan “berakhir dengan kehancuran diri sendiri.”
Kekhawatiran bahwa invasi China ke Taiwan dapat menghancurkan perdagangan global juga diutarakan Menteri Dalam Negeri Inggris James Cleverly. Dia mengatakan Selat Taiwan adalah jalur pelayaran penting bagi separuh perdagangan dunia.
“Tidak ada negara yang bisa melindungi diri dari dampak perang di Taiwan,” ucapnya.
Bloomberg Economics memperkirakan biaya perang di Taiwan akan mencapai USD10 triliun, yang berarti 10 persen dari total perekonomian global. Di mana pun letaknya di peta global, perekonomian setiap negara akan terkena dampaknya jika China menginvasi Taiwan.
“Perang lintas Selat (Taiwan) tidak hanya akan menjadi tragedi kemanusiaan, namun juga akan menghancurkan perdagangan dunia senilai USD2,6 triliun. Tidak ada negara yang bisa melindungi diri dari dampaknya,” kata Cleverly.
Para pengamat memperkirakan akan adakerugian besar yang dialami AS jika China menginvasi Taiwan, salah satunya adalah melemahnya kepemimpinan global Washington selama bertahun-tahun.
Di saat yang sama, China akan lebih terkena dampaknya, dan menimbulkan risiko besar terhadap kekuasaan Partai Komunis China.
China adalah pihak yang berulang kali mengutarakan opsi militer untuk “menganeksasi” paksa Taiwan. Tindakan militer China tentu saja akan menarik negara-negara besar ke dalam konflik karena mereka berupaya mempertahankan status otonom atau independen Taiwan.
Wakil Perdana Menteri Singapura Gan Kim Yong menyebut konflik China-Taiwan sebagai “salah satu titik konflik paling berbahaya: dengan implikasi parah terhadap perekonomian global.”
“Bentrokan apa pun di Selat Taiwan akan menimbulkan konsekuensi yang mengerikan. Tidak hanya bagi pihak-pihak yang terlibat, tetapi juga seluruh dunia,” pungkas Gan Kim.
Ada kemungkinan negara-negara besar terlibat dalam konflik ini, yang akan mengganggu perdagangan global dan merugikan 10 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia.
Selat Taiwan sangat penting bagi transportasi kargo global karena lebih dari 50 persen kapal kargo melewati wilayah tersebut.
Mengutip dari The Hong Kong Post, Kamis (6/6/2024), dampak ekonomi dari blokade Taiwan diperkirakan akan lebih besar dibandingkan dampak yang terjadi selama pandemi Covid-19, kata Ely Ratner, Asisten Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) untuk Urusan Keamanan Indo-Pasifik.
“Perekonomian global akan terpuruk. Tidak akan ada seorang pun yang kebal dari penderitaan ekonomi yang akan ditimbulkan oleh China kepada dunia karena melakukan hal tersebut,” kata Ratner, merujuk pada potensi China menyerang Taiwan.
Bentrokan China-Taiwan akan mengakibatkan blokade dan serangan terhadap sejumlah kapal kargo, yang akan mengganggu rantai pasokan global.
Beberapa negara telah menyuarakan keprihatinan atas situasi yang berkembang dan menyerukan perdamaian dan stabilitas regional ketika China semakin tegas mengenai aneksasi paksa terhadap Taiwan.
Selama ini, China telah beberapa kali mengadakan latihan militer di dekat Taiwan, termasuk simulasi blokade maritim dan udara, serangan amfibi, dan operasi kontra-intervensi.
Invasi China ke Taiwan akan lebih dahsyat dari perkiraan, kata Letnan Jenderal Stephen Sklenka, Wakil Komandan Komando Indo-Pasifik AS.
“Yang dipertaruhkan adalah banyaknya nyawa yang tak terhitung jumlahnya, kerugian ekonomi global senilai triliunan dolar, dan tatanan internasional yang telah menghasilkan perdamaian dan stabilitas relatif selama 80 tahun terakhir,” tutur Sklenka.
Amerika Akan Intervensi?
Terdapat beberapa konflik di dunia dalam beberapa tahun terakhir, termasuk perang Rusia-Ukraina, konflik Armenia-Azerbaijan dan ketegangan antara Israel dan Iran. Untungnya, beragam konflik tersebut dapat dicegah agar tidak berkembang menjadi konflik global yang lebih luas.
Namun pencegahan semacam itu hanya terbatas pada bentrokan regional. Dalam kasus konflik China-Taiwan, AS secara hukum terikat untuk membela Taipei, dan dikhawatirkan akan terjadi konflik militer yang serius di Selat Taiwan jika Beijing melancarkan invasi.
Jika AS tidak melakukan intervensi pun, bentrokan antara China dan Taiwan akan memiliki dampak yang lebih dahsyat dan mendalam dibandingkan perang di Rusia-Ukraina. Ini dikarenakan China dan Taiwan sangat terintegrasi ke dalam perekonomian global, kata ekonom politik internasional Min-Hua Chiang.
“Bahkan tanpa intervensi militer langsung dari Amerika Serikat, perang Taiwan-China akan menghancurkan perekonomian global seperti senjata pemusnah massal,” ujarnya.
Sekelompok ahli strategi militer dan pertahanan menggunakan simulasi untuk menyimpulkan bahwa China akan dikalahkan oleh AS dan sekutunya jika Taiwan diserang. Namun, harga yang harus dibayar untuk itu sangat besar.
Menteri Pertahanan China yang baru diangkat, Laksamana Dong Jun, telah mengisyaratkan tindakan militer dengan mengatakan bahwa prospek reunifikasi damai dengan Taiwan semakin terkikis.
Dia bahkan memperingatkan AS dan sekutunya agar tidak melakukan intervensi dengan mengatakan bahwa kekuatan eksternal yang mendukung Taiwan akan “berakhir dengan kehancuran diri sendiri.”
Kekhawatiran bahwa invasi China ke Taiwan dapat menghancurkan perdagangan global juga diutarakan Menteri Dalam Negeri Inggris James Cleverly. Dia mengatakan Selat Taiwan adalah jalur pelayaran penting bagi separuh perdagangan dunia.
“Tidak ada negara yang bisa melindungi diri dari dampak perang di Taiwan,” ucapnya.
Aneksasi Paksa
Bloomberg Economics memperkirakan biaya perang di Taiwan akan mencapai USD10 triliun, yang berarti 10 persen dari total perekonomian global. Di mana pun letaknya di peta global, perekonomian setiap negara akan terkena dampaknya jika China menginvasi Taiwan.
“Perang lintas Selat (Taiwan) tidak hanya akan menjadi tragedi kemanusiaan, namun juga akan menghancurkan perdagangan dunia senilai USD2,6 triliun. Tidak ada negara yang bisa melindungi diri dari dampaknya,” kata Cleverly.
Para pengamat memperkirakan akan adakerugian besar yang dialami AS jika China menginvasi Taiwan, salah satunya adalah melemahnya kepemimpinan global Washington selama bertahun-tahun.
Di saat yang sama, China akan lebih terkena dampaknya, dan menimbulkan risiko besar terhadap kekuasaan Partai Komunis China.
China adalah pihak yang berulang kali mengutarakan opsi militer untuk “menganeksasi” paksa Taiwan. Tindakan militer China tentu saja akan menarik negara-negara besar ke dalam konflik karena mereka berupaya mempertahankan status otonom atau independen Taiwan.
Wakil Perdana Menteri Singapura Gan Kim Yong menyebut konflik China-Taiwan sebagai “salah satu titik konflik paling berbahaya: dengan implikasi parah terhadap perekonomian global.”
“Bentrokan apa pun di Selat Taiwan akan menimbulkan konsekuensi yang mengerikan. Tidak hanya bagi pihak-pihak yang terlibat, tetapi juga seluruh dunia,” pungkas Gan Kim.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda