Jenderal Iran Tewas Diserang Israel di Suriah, Panglima IRGC Ancam Balas Dendam
Kamis, 06 Juni 2024 - 07:19 WIB
DAMASKUS - Seorang jenderal Iran tewas dalam serangan udara Israel di dekat kota Aleppo, Suriah. Serangan mematikan ini terjadi beberapa minggu setelah Teheran dan Tel Aviv nyaris perang besar-besaran.
Saeed Abyar, jenderal yang digambarkan sebagai penasihat militer Iran, menjadi sasaran serangan udara Israel pada Senin pagi.
Menurut kantor berita pemerintah Suriah, SANA, serangan tersebut mengakibatkan kematian sekitar 17 orang dan kerugian materi.
Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Mayor Jenderal Hossein Salami mengatakan rezim Israel harus menanggung akibatnya dan menunggu respons atas kemartiran Abyar.
"Para penjahat Zionis yang membunuh anak-anak harus tahu bahwa mereka akan membayar darah orang tak bersalah yang tertumpah dalam kejahatan ini; mereka harus menunggu jawabannya," katanya, Kamis (6/6/2024).
Serangan yang menewaskan Abyar ini terjadi hanya beberapa minggu setelah Iran dan Israel nyaris perang besar-besaran.
Itu dimulai dengan serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di Suriah yang menewaskan beberapa pejabat tinggi Korps Garda Revolusi Islam, termasuk dua jenderal seniornya.
Teheran kemudian membalas dengan melancarkan serangan langsung yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel.
Iran menembakkan lebih dari 350 drone dan rudal, yang menurut rezim Zionis, sebagian besar berhasil dicegat dengan bantuan sekutunya termasuk Amerika Serikat dan Inggris.
Sejak perang saudara di Suriah pecah pada tahun 2011, Iran telah mengirimkan penasihat militer untuk mendukung rezim pemerintah Presiden Bashar al-Assad, yang menyebabkan serangan Israel terhadap target-target militer Iran.
Operasi udara Israel di Suriah meningkat sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Bersamaan dengan perang di Gaza, Israel juga menjadi sasaran serangan kelompok milisi pro-Iran dari Suriah, Irak, Yaman, dan Lebanon.
Israel jarang mengakui serangan yang mereka lakukan di Suriah, dan kedua negara telah berperang sejak berdirinya negara Yahudi pada tahun 1948.
Saeed Abyar, jenderal yang digambarkan sebagai penasihat militer Iran, menjadi sasaran serangan udara Israel pada Senin pagi.
Menurut kantor berita pemerintah Suriah, SANA, serangan tersebut mengakibatkan kematian sekitar 17 orang dan kerugian materi.
Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Mayor Jenderal Hossein Salami mengatakan rezim Israel harus menanggung akibatnya dan menunggu respons atas kemartiran Abyar.
"Para penjahat Zionis yang membunuh anak-anak harus tahu bahwa mereka akan membayar darah orang tak bersalah yang tertumpah dalam kejahatan ini; mereka harus menunggu jawabannya," katanya, Kamis (6/6/2024).
Serangan yang menewaskan Abyar ini terjadi hanya beberapa minggu setelah Iran dan Israel nyaris perang besar-besaran.
Itu dimulai dengan serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di Suriah yang menewaskan beberapa pejabat tinggi Korps Garda Revolusi Islam, termasuk dua jenderal seniornya.
Teheran kemudian membalas dengan melancarkan serangan langsung yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel.
Iran menembakkan lebih dari 350 drone dan rudal, yang menurut rezim Zionis, sebagian besar berhasil dicegat dengan bantuan sekutunya termasuk Amerika Serikat dan Inggris.
Sejak perang saudara di Suriah pecah pada tahun 2011, Iran telah mengirimkan penasihat militer untuk mendukung rezim pemerintah Presiden Bashar al-Assad, yang menyebabkan serangan Israel terhadap target-target militer Iran.
Operasi udara Israel di Suriah meningkat sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Bersamaan dengan perang di Gaza, Israel juga menjadi sasaran serangan kelompok milisi pro-Iran dari Suriah, Irak, Yaman, dan Lebanon.
Israel jarang mengakui serangan yang mereka lakukan di Suriah, dan kedua negara telah berperang sejak berdirinya negara Yahudi pada tahun 1948.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda