Deretan Kebohongan Netanyahu selama Perang di Gaza
Senin, 03 Juni 2024 - 23:50 WIB
GAZA - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dikenal sebagai pemimpin pembohong. Dia mengungkapkan banyak fakta yang pada dasarnya adalah berisi kebohongan. Apa yang diucapkannya juga sering tidak sesuai dengan realita yang ada.
Puncak kebohongan Netanyahu adalah ketika meluncurkan invasi ke Gaza. Dia menunjukkan banyak retorika kebohongan hanya untuk kepentingannya sendiri. Itu juga menunjukkan kepemimpinan yang lemah untuk menutupi banyak kekurangan.
Foto/AP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperpanjang perang di Jalur Gaza agar tetap berkuasa. Demikian diungkapkan Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki.
Pernyataan tersebut disampaikannya saat bertemu dengan Duta Besar Afrika Selatan Sean Benfeldt di kantor pusat Kementerian Luar Negeri di Ramallah, kantor berita Palestina WAFA melaporkan.
“Netanyahu tidak tertarik dengan gencatan senjata. Sebaliknya, dia ingin memperpanjang perang selama mungkin agar tetap berkuasa,” kata Al-Maliki.
Dia mengatakan Israel “menggunakan kelaparan sebagai senjata perang, karena ada hampir 600.000 warga Palestina di ambang kelaparan,” dan mengungkapkan kekecewaannya terhadap komunitas internasional, karena mereka tidak berbuat cukup untuk menekan Netanyahu.
Al-Maliki menekankan perlunya komunitas internasional untuk memikul tanggung jawabnya terhadap perjuangan Palestina, dan menegaskan bahwa Palestina akan terus menekan Dewan Keamanan PBB dan Amerika Serikat untuk melaksanakan gencatan senjata.
Dia menunjukkan bahaya serangan harian Israel terhadap kamp-kamp Palestina di Tepi Barat, kehancuran infrastruktur, pembunuhan warga Palestina dan tekanan yang terus berlanjut terhadap penghuni kamp untuk memaksa mereka keluar.
Puncak kebohongan Netanyahu adalah ketika meluncurkan invasi ke Gaza. Dia menunjukkan banyak retorika kebohongan hanya untuk kepentingannya sendiri. Itu juga menunjukkan kepemimpinan yang lemah untuk menutupi banyak kekurangan.
Deretan Kebohongan Netanyahu selama Perang di Gaza
1. Memperpanjang Perang
Foto/AP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperpanjang perang di Jalur Gaza agar tetap berkuasa. Demikian diungkapkan Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki.
Pernyataan tersebut disampaikannya saat bertemu dengan Duta Besar Afrika Selatan Sean Benfeldt di kantor pusat Kementerian Luar Negeri di Ramallah, kantor berita Palestina WAFA melaporkan.
“Netanyahu tidak tertarik dengan gencatan senjata. Sebaliknya, dia ingin memperpanjang perang selama mungkin agar tetap berkuasa,” kata Al-Maliki.
Dia mengatakan Israel “menggunakan kelaparan sebagai senjata perang, karena ada hampir 600.000 warga Palestina di ambang kelaparan,” dan mengungkapkan kekecewaannya terhadap komunitas internasional, karena mereka tidak berbuat cukup untuk menekan Netanyahu.
Al-Maliki menekankan perlunya komunitas internasional untuk memikul tanggung jawabnya terhadap perjuangan Palestina, dan menegaskan bahwa Palestina akan terus menekan Dewan Keamanan PBB dan Amerika Serikat untuk melaksanakan gencatan senjata.
Dia menunjukkan bahaya serangan harian Israel terhadap kamp-kamp Palestina di Tepi Barat, kehancuran infrastruktur, pembunuhan warga Palestina dan tekanan yang terus berlanjut terhadap penghuni kamp untuk memaksa mereka keluar.
tulis komentar anda