Singapore Airlines Turbulensi Mengerikan: Orang-orang Terlempar, Mengira Pesawatnya Jatuh

Rabu, 22 Mei 2024 - 13:38 WIB
Singapore Airlines Penerbangan SQ321 mengalami turbulensi mengerikan, 1 penumpang tewas dan 30 lainnya terluka. Penumpang mengira pesawat tersebut akan jatuh. Foto/REUTERS
SINGAPURA - Toby Pearl sedang duduk di kursi kelas ekonominya di baris 43 dalam penerbangan Singapore Airlines dari London ke Singapura, Selasa (21/5/2024).

Tak lama kemudian, barang-barang pribadi, makanan, dan bahkan orang-orang terlempar ke sekitar kabin, menabrak loker di atas kepala dan menyebabkan masker oksigen terlepas dari langit-langit.

Pesawat Boeing 777 berukuran besar yang dioperasikan oleh Singapore Airlines itu mengalami turbulensi mengerikan sehingga mengakibatkan satu orang penumpang tewas dan puluhan lainnya luka parah.

Pearl mengatakan dia termasuk di antara penumpang yang bergegas memberikan pertolongan pertama segera setelah insiden, namun mereka tidak dapat membantu seorang warga Inggris berusia 73 tahun, yang meninggal karena dugaan serangan jantung.





“Lampu sabuk pengaman menyala dan segera setelah turbulensi terjadi, saya sendiri, diikuti sejumlah besar orang lainnya, terlempar ke udara dan menghantam atap,” kata Pearl menanggapi pertanyaan tertulis setelah pesawat melakukan pendaratan darurat di Bangkok.

"Rasanya seperti kami jatuh, saya pikir pesawatnya akan jatuh. Anda bisa mendengar pecahan kaca di bagian belakang kabin," ujarnya, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (22/5/2024).

Terbang di ketinggian 37.000 kaki (11.200 meter) dan dengan sisa waktu dua jam sebelum pesawat dijadwalkan mendarat di Singapura, pesawat lorong ganda itu tiba-tiba dan dengan kuat terguncang oleh apa yang digambarkan Pearl sebagai "hantaman besar" yang membuat semua orang lengah, diikuti dengan dampak yang lebih kecil dan “lebih mudah dikelola”.

Pesawat tersebut dengan cepat memulai pengalihan darurat ke Bangkok, menurut data layanan pelacakan penerbangan Flightradar24.

Kru darurat mengatakan tujuh orang terluka parah dan dirawat di rumah sakit. Yang lainnya, termasuk Pearl, menerima pemeriksaan kesehatan dan porsi hamburger gratis sebelum diizinkan untuk perjalanan selanjutnya.

Kematian yang Langka



Meskipun turbulensi di ketinggian bukanlah kejadian langka, namun mengakibatkan korban jiwa.

Fenomena tersebut bisa disebabkan oleh meningkatnya kantong udara panas, atau awan cumulonimbus yang sering disertai hembusan angin dan badai.



Pada ketinggian yang lebih tinggi, pesawat mungkin mengalami turbulensi udara jernih secara tiba-tiba yang disebabkan oleh perbedaan kecepatan massa udara.

Sekitar 240 peristiwa turbulensi parah dilaporkan ke pembuat pesawat Eropa Airbus SE antara tahun 2014 hingga 2018. Cedera pada penumpang dan awak terjadi pada 30% penerbangan jarak jauh di mana peristiwa tersebut dilaporkan, dan 12% penerbangan jarak pendek, menurut dokumen pengarahan tentang fenomena tersebut.

Maskapai penerbangan menyarankan penumpang untuk tetap mengenakan sabuk pengaman mereka setiap saat, meskipun banyak orang melepaskan sabuk pengaman setelah pilot mematikan tanda untuk membuat diri mereka nyaman dalam perjalanan jauh.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More