Pertama Kali dalam Sejarah, Karyawan Museum Vatikan Ajukan Gugatan
Selasa, 14 Mei 2024 - 20:15 WIB
ROMA - Para staf di museum-museum Vatikan mengajukan pengaduan kolektif yang pertama kalinya dalam sejarah.
Mereka menuntut kondisi kerja yang lebih baik dan mengancam akan mengajukan tuntutan ke pengadilan jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, menurut laporan harian Italia Corriere della Sera pada Minggu (12/5/2024).
“Paus berbicara tentang hak, tapi di sini kita hanyalah komoditas,” tulis para pekerja dalam keluhan yang dikutip surat kabar tersebut.
Sebanyak 49 karyawan, termasuk kurator, petugas konservasi dan pekerja toko buku, telah menandatangani pernyataan yang mengecam kantor gubernur Kota Vatikan karena melanggar hak-hak mereka, demikian laporan itu.
Keluhan tersebut menyatakan para pekerja diharuskan menghabiskan sepanjang hari di rumah selama cuti sakit, dan beberapa dikenai sanksi karena mengunjungi dokter, demikian bunyi laporan tersebut.
Para pekerja secara sistematis diharuskan bekerja lembur dengan gaji yang kurang dari normal, dan tidak ada tunjangan jika dipaksa berhenti kerja, menurut laporan itu.
Para karyawan juga mengklaim antara 25.000 dan 30.000 orang mengunjungi museum setiap hari, meskipun jumlah pengunjung maksimum seharusnya 24.000, menurut laporan tersebut.
Mereka menuntut kondisi kerja yang lebih baik dan mengancam akan mengajukan tuntutan ke pengadilan jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, menurut laporan harian Italia Corriere della Sera pada Minggu (12/5/2024).
“Paus berbicara tentang hak, tapi di sini kita hanyalah komoditas,” tulis para pekerja dalam keluhan yang dikutip surat kabar tersebut.
Sebanyak 49 karyawan, termasuk kurator, petugas konservasi dan pekerja toko buku, telah menandatangani pernyataan yang mengecam kantor gubernur Kota Vatikan karena melanggar hak-hak mereka, demikian laporan itu.
Keluhan tersebut menyatakan para pekerja diharuskan menghabiskan sepanjang hari di rumah selama cuti sakit, dan beberapa dikenai sanksi karena mengunjungi dokter, demikian bunyi laporan tersebut.
Para pekerja secara sistematis diharuskan bekerja lembur dengan gaji yang kurang dari normal, dan tidak ada tunjangan jika dipaksa berhenti kerja, menurut laporan itu.
Para karyawan juga mengklaim antara 25.000 dan 30.000 orang mengunjungi museum setiap hari, meskipun jumlah pengunjung maksimum seharusnya 24.000, menurut laporan tersebut.
(sya)
tulis komentar anda