Israel Siapkan Serangan Habis-habisan, Ratusan Ribu Warga Palestina Ketakutan dan Tinggalkan Rafah
Minggu, 12 Mei 2024 - 10:12 WIB
Badan-badan bantuan mengatakan pasokan bahan bakar semakin menipis, meskipun Israel mengatakan pihaknya mengirimkan 200.000 liter bahan bakar ke Gaza pada hari Jumat melalui Kerem Shalom—jumlah yang menurut PBB diperlukan setiap hari untuk menjaga agar truk bantuan tetap bergerak dan generator rumah sakit tetap berfungsi. Tidak jelas apakah pekerja PBB berhasil mengumpulkan bahan bakar tersebut.
IDF juga mengisyaratkan serangan baru di Gaza utara dan menyerukan siapa pun yang tinggal di sana untuk pindah ke tempat lain. Pertempuran telah berkobar di wilayah barat dan utara Kota Gaza di mana Hamas mampu membangun kembali kehadirannya setelah pasukan Israel mundur.
Sejauh ini, lebih dari 34.970 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas dalam serangan Israel, yang dilancarkan setelah Hamas membunuh sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 250 orang dalam serangan mendadak di Israel selatan pada bulan Oktober 2023.
Sekitar 132 sandera Israel diyakini masih berada di Gaza, meski setengahnya kini mungkin tewas.
Hamas mengatakan pada hari Sabtu bahwa Nadav Popplewell, seorang sandera Inggris-Israel yang berusia 51 tahun, telah meninggal karena luka yang dideritanya dalam serangan udara Israel lebih dari sebulan yang lalu. Tidak ada konfirmasi atas klaim tersebut.
Pekan lalu harapan akan adanya gencatan senjata sempat muncul, namun harapan itu pupus ketika Israel menolak perjanjian yang diusulkan oleh para mediator.
Para pejabat Israel mengatakan kepada situs berita Ynet bahwa perundingan gencatan senjata dengan Hamas belum sepenuhnya gagal. “Pembicaraan tidak langsung akan dilanjutkan jika ada jawaban dari Hamas yang dapat kami ajak bekerja sama,” kata mereka.
Sementara itu, demonstrasi pecah di seluruh Israel pada hari Sabtu, menyerukan pemerintah untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas untuk pembebasan para sandera.
IDF juga mengisyaratkan serangan baru di Gaza utara dan menyerukan siapa pun yang tinggal di sana untuk pindah ke tempat lain. Pertempuran telah berkobar di wilayah barat dan utara Kota Gaza di mana Hamas mampu membangun kembali kehadirannya setelah pasukan Israel mundur.
Sejauh ini, lebih dari 34.970 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas dalam serangan Israel, yang dilancarkan setelah Hamas membunuh sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 250 orang dalam serangan mendadak di Israel selatan pada bulan Oktober 2023.
Sekitar 132 sandera Israel diyakini masih berada di Gaza, meski setengahnya kini mungkin tewas.
Hamas mengatakan pada hari Sabtu bahwa Nadav Popplewell, seorang sandera Inggris-Israel yang berusia 51 tahun, telah meninggal karena luka yang dideritanya dalam serangan udara Israel lebih dari sebulan yang lalu. Tidak ada konfirmasi atas klaim tersebut.
Pekan lalu harapan akan adanya gencatan senjata sempat muncul, namun harapan itu pupus ketika Israel menolak perjanjian yang diusulkan oleh para mediator.
Para pejabat Israel mengatakan kepada situs berita Ynet bahwa perundingan gencatan senjata dengan Hamas belum sepenuhnya gagal. “Pembicaraan tidak langsung akan dilanjutkan jika ada jawaban dari Hamas yang dapat kami ajak bekerja sama,” kata mereka.
Sementara itu, demonstrasi pecah di seluruh Israel pada hari Sabtu, menyerukan pemerintah untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas untuk pembebasan para sandera.
(mas)
tulis komentar anda