1.700 Staf, Alumni dan Akademisi Universitas Cambridge Dukung Kamp Bela Gaza
Jum'at, 10 Mei 2024 - 21:15 WIB
Para akademisi juga menyatakan, “Dukungannya terhadap hak siswa kami untuk bebas berekspresi dan melakukan protes dan memuji keberanian mereka dalam membawa perdebatan mendesak di luar lingkungan kelas untuk melakukan intervensi dalam momen bencana di mana kita menyaksikan terkikisnya prinsip-prinsip hak asasi manusia dan demokrasi."
Surat itu muncul setelah Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak memanggil wakil rektor dari 17 universitas ke pertemuan meja bundar antisemitisme di Downing Street dan mendesak mereka mengambil tanggung jawab pribadi dalam melindungi mahasiswa Yahudi.
Satu kelompok mahasiswa bernama Cambridge Jewish for Palestine membentuk kontingen terkemuka di perkemahan yang sedang berlangsung di Cambridge.
Pada Senin, MEE merekam video tur perkemahan yang dipimpin seorang mahasiswa Yahudi, yang menjelaskan, "Di kepala saya, saya memakai Kippah, karena saya yakin saat ini saya sedang melakukan tindakan keagamaan.”
“Merupakan kewajiban agama saya untuk menentang genosida yang dilakukan atas nama saya, sebagai seorang Yahudi,” tegas dia.
Cambridge mengirimkan surat kepada mahasiswa dan stafnya pada hari Rabu yang menegaskan institusi tersebut "berkomitmen penuh terhadap kebebasan akademik dan kebebasan berbicara sesuai hukum dan kami mengakui hak untuk melakukan protes. Kami meminta semua orang di komunitas kami untuk memperlakukan satu sama lain dengan pengertian dan empati. Prioritas kami adalah keselamatan semua staf dan siswa.”
“Kami tidak akan mentolerir antisemitisme, Islamofobia, dan bentuk kebencian ras atau agama lainnya,” papar mereka.
Awal tahun ini, MEE melaporkan bahwa Trinity, perguruan tinggi terkaya di Universitas Cambridge, telah berinvestasi sebesar 61.735 poundsterling (USD78,089) di perusahaan senjata terbesar Israel, Elbit Systems, yang memproduksi 85% drone dan peralatan darat yang digunakan tentara Israel.
MEE juga mengungkapkan, berdasarkan informasi yang diperoleh berdasarkan Freedom of Information Act, bahwa perguruan tinggi tersebut juga memiliki investasi senilai sekitar USD3,2 juta di Caterpillar, perusahaan alat berat berbasis di AS yang telah lama menjadi target kampanye boikot untuk penjualan buldoser kepada tentara Israel, dan beberapa perusahaan lain yang terlibat dalam perang Israel, termasuk General Electric, Toyota Corporation, Rolls-Royce, Barclays Bank, dan L3Harris Industries.
Setelah hal ini, pada Februari, Pusat Keadilan Internasional untuk Palestina mengeluarkan pemberitahuan hukum kepada Trinity College yang memperingatkan investasi mereka dapat berpotensi terlibat dalam kejahatan perang Israel.
Surat itu muncul setelah Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak memanggil wakil rektor dari 17 universitas ke pertemuan meja bundar antisemitisme di Downing Street dan mendesak mereka mengambil tanggung jawab pribadi dalam melindungi mahasiswa Yahudi.
Satu kelompok mahasiswa bernama Cambridge Jewish for Palestine membentuk kontingen terkemuka di perkemahan yang sedang berlangsung di Cambridge.
Pada Senin, MEE merekam video tur perkemahan yang dipimpin seorang mahasiswa Yahudi, yang menjelaskan, "Di kepala saya, saya memakai Kippah, karena saya yakin saat ini saya sedang melakukan tindakan keagamaan.”
“Merupakan kewajiban agama saya untuk menentang genosida yang dilakukan atas nama saya, sebagai seorang Yahudi,” tegas dia.
Cambridge mengirimkan surat kepada mahasiswa dan stafnya pada hari Rabu yang menegaskan institusi tersebut "berkomitmen penuh terhadap kebebasan akademik dan kebebasan berbicara sesuai hukum dan kami mengakui hak untuk melakukan protes. Kami meminta semua orang di komunitas kami untuk memperlakukan satu sama lain dengan pengertian dan empati. Prioritas kami adalah keselamatan semua staf dan siswa.”
“Kami tidak akan mentolerir antisemitisme, Islamofobia, dan bentuk kebencian ras atau agama lainnya,” papar mereka.
Awal tahun ini, MEE melaporkan bahwa Trinity, perguruan tinggi terkaya di Universitas Cambridge, telah berinvestasi sebesar 61.735 poundsterling (USD78,089) di perusahaan senjata terbesar Israel, Elbit Systems, yang memproduksi 85% drone dan peralatan darat yang digunakan tentara Israel.
MEE juga mengungkapkan, berdasarkan informasi yang diperoleh berdasarkan Freedom of Information Act, bahwa perguruan tinggi tersebut juga memiliki investasi senilai sekitar USD3,2 juta di Caterpillar, perusahaan alat berat berbasis di AS yang telah lama menjadi target kampanye boikot untuk penjualan buldoser kepada tentara Israel, dan beberapa perusahaan lain yang terlibat dalam perang Israel, termasuk General Electric, Toyota Corporation, Rolls-Royce, Barclays Bank, dan L3Harris Industries.
Setelah hal ini, pada Februari, Pusat Keadilan Internasional untuk Palestina mengeluarkan pemberitahuan hukum kepada Trinity College yang memperingatkan investasi mereka dapat berpotensi terlibat dalam kejahatan perang Israel.
Lihat Juga :
tulis komentar anda