Rusia Tarik Tentara dari Armenia, Sekutunya yang Kalah Perang Melawan Azerbaijan

Jum'at, 10 Mei 2024 - 09:09 WIB
Rusia putuskan akan menarik tentaranya dari Armenia, sekutu Moskow yang kalah perang melawan Azerbaijan. Foto/REUTERS
MOSKOW - Rusia telah setuju untuk menarik sebagian tentara dan penjaga perbatasannya dari Armenia.

Ini terjadi setelah keduanya bersitegang berbulan-bulan menyusul kekalahan Armenia dalam perang melawan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh.

Yerevan, yang merupakan sekutu tradisional Moskow, baru-baru ini secara terbuka menjauhkan diri karena marah setelah pasukan Rusia tidak melakukan intervensi selama serangan Azerbaijan tahun lalu untuk merebut kembali wilayah Nagorno-Karabakh.

Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan di Moskow untuk melakukan pembicaraan pada Rabu malam. Menurut Kremlin, kedua pemimpin menyetujui penarikan sebagian pasukan Rusia.





“Pada musim gugur tahun 2020, atas permintaan pihak Armenia, militer dan penjaga perbatasan kami ditempatkan di sejumlah wilayah,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dikutip dari AFP, Jumat (10/5/2024).

“Pashinyan mengatakan bahwa sekarang, karena perubahan kondisi, tidak ada lagi persyaratan seperti itu. Presiden Putin menyetujuinya dan penarikan militer dan penjaga perbatasan kami juga disetujui," papar Peskov.

Penjaga Rusia, kata Peskov, akan tetap berada di perbatasan Armenia dengan Turki dan Iran.

Armenia sebelumnya meminta penjaga perbatasan Rusia keluar dari bandara internasional Zvartnots di Yerevan.

Ketua partai pimpinan Pashinyan yang berkuasa di parlemen Armenia, Hayk Konjoryan, pada hari Kamis mengatakan bahwa perjanjian tersebut berkaitan dengan pos militer dan perbatasan Rusia yang dipasang di lima wilayah Armenia setelah perang enam minggu dengan Azerbaijan pada tahun 2020.

Kesepakatan itu tampaknya tidak berdampak pada pangkalan militer utama Rusia, yang menampung sekitar 3.000 tentara, di kota Gyumri, Armenia.

Rusia dan Armenia adalah sekutu militer di Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Moskow--sebuah pakta pertahanan bersama, meskipun Yerevan mengatakan secara de facto pihaknya telah menangguhkan partisipasi di tengah ketegangan bilateral.

Armenia juga bergabung dengan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) awal tahun ini, sebuah langkah yang mewajibkan pengadilan tersebut untuk menangkap Putin jika dia menginjakkan kaki di wilayah Armenia berdasarkan surat perintah ICC yang dikeluarkan untuk pemimpin Rusia tersebut atas tuduhan kejahatan perang di Ukraina.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More