AS: Invasi Besar-besaran Israel ke Rafah Tak Bisa Kalahkan Hamas
Jum'at, 10 Mei 2024 - 07:52 WIB
WASHINGTON - Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan invasi besar-besaran Israel ke Rafah tidak akan mencapai tujuannya, yakni mengalahkan Hamas.
“Menyerang Rafah...tidak akan mencapai tujuan tersebut,” kata Kirby dalam penjelasannya kepada wartawan di Gedung Putih pada Kamis waktu Washington.
"AS percaya ada cara yang lebih baik untuk mengejar apa yang tersisa dari Hamas di Gaza daripada melakukan invasi darat besar-besaran," katanya lagi, seperti dikutip Al Arabiya, Jumat (10/5/2024).
AS mengungkapkan pekan ini bahwa mereka telah menghentikan satu pengiriman senjata, yang terdiri dari 1.800 bom seberat 2.000 pon dan 1.700 bom seberat 500 pon karena kegagalan Israel untuk mengatasi kekhawatiran Amerika mengenai operasi militer di Rafah.
Kirby menambahkan bahwa pengiriman senjata yang ditahan AS tidak membatasi kemampuan Israel untuk mempertahankan diri.
“Semua orang terus berbicara tentang penghentian pengiriman senjata, namun pengiriman senjata masih dikirim ke Israel. Mereka masih mendapatkan sebagian besar semua yang mereka perlukan untuk membela diri,” katanya.
Kirby juga memperingatkan bahwa jika militer Israel memasuki Rafah secara besar-besaran, presiden AS akan mengambil keputusan lain mengenai jenis dukungan yang diberikan Amerika kepada Israel.
“Kami berharap mereka akan melakukan apa yang mereka katakan kepada kami tentang apa yang akan mereka lakukan di Rafah, yang merupakan sesuatu yang skala, cakupan, ukuran, dan durasinya terbatas," papar Kirby.
“Menyerang Rafah...tidak akan mencapai tujuan tersebut,” kata Kirby dalam penjelasannya kepada wartawan di Gedung Putih pada Kamis waktu Washington.
"AS percaya ada cara yang lebih baik untuk mengejar apa yang tersisa dari Hamas di Gaza daripada melakukan invasi darat besar-besaran," katanya lagi, seperti dikutip Al Arabiya, Jumat (10/5/2024).
Baca Juga
AS mengungkapkan pekan ini bahwa mereka telah menghentikan satu pengiriman senjata, yang terdiri dari 1.800 bom seberat 2.000 pon dan 1.700 bom seberat 500 pon karena kegagalan Israel untuk mengatasi kekhawatiran Amerika mengenai operasi militer di Rafah.
Kirby menambahkan bahwa pengiriman senjata yang ditahan AS tidak membatasi kemampuan Israel untuk mempertahankan diri.
“Semua orang terus berbicara tentang penghentian pengiriman senjata, namun pengiriman senjata masih dikirim ke Israel. Mereka masih mendapatkan sebagian besar semua yang mereka perlukan untuk membela diri,” katanya.
Kirby juga memperingatkan bahwa jika militer Israel memasuki Rafah secara besar-besaran, presiden AS akan mengambil keputusan lain mengenai jenis dukungan yang diberikan Amerika kepada Israel.
“Kami berharap mereka akan melakukan apa yang mereka katakan kepada kami tentang apa yang akan mereka lakukan di Rafah, yang merupakan sesuatu yang skala, cakupan, ukuran, dan durasinya terbatas," papar Kirby.
(mas)
tulis komentar anda