Warga Palestina Tinggalkan Rafah Bagian Timur saat Tank-tank Israel Menyerbu
Selasa, 07 Mei 2024 - 17:45 WIB
RAFAH - Ratusan warga Palestina mulai melarikan diri dari daerah timur Rafah saat Israel menyerang kota di Jalur Gaza selatan tersebut.
Para saksi mata mengatakan mereka yang melarikan diri mulai bergerak menuju Rafah tengah dan barat, sebelah barat Khan Younis dan utara Deir Al-Balah.
Tentara Israel mengeluarkan “perintah evakuasi” segera pada 6 Mei 2024 bagi warga Palestina di lingkungan timur Rafah dan meminta mereka pindah ke Khan Younis, kota yang hancur setelah invasi darat Israel.
Di Khan Younis, tidak ada fasilitas untuk mendukung kehidupan, termasuk pasokan air, atau bahkan lahan terbuka bagi pengungsi untuk mendirikan tenda.
Army Radio Israel mengklaim sekitar 100.000 warga sipil Palestina tinggal di wilayah yang diperintahkan untuk dikosongkan.
Namun Israel sering meremehkan jumlah warga sipil Palestina dan mengklaim semua laki-laki adalah “kombatan”.
Meskipun badan-badan bantuan internasional telah memperingatkan 1,5 juta warga sipil Palestina berisiko jika Israel melancarkan invasi darat ke kota paling selatan Gaza, Tel Aviv mengatakan jumlahnya mendekati satu juta, dan mengklaim serangan di wilayah tersebut diperlukan untuk mengalahkan perlawanan Palestina dan “membebaskan para sandera”.
Namun klaim tersebut telah terbantahkan, karena lusa kemarin Hamas menyetujui persyaratan gencatan senjata yang mencakup pembebasan sandera, namun Israel mengatakan akan terus melanjutkan operasi militernya di Gaza.
Para kritikus mengatakan ini adalah bukti lebih lanjut bahwa serangan Israel adalah genosida dan tujuan militer yang dinyatakan Israel hanyalah sekedar kata-kata belaka.
Rezim kolonial Israel telah membunuh lebih dari 34.700 warga Palestina dan melukai 77.700 orang lainnya di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan di Wilayah Palestina.
Lebih dari tujuh bulan setelah kampanye pemboman Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur, mendorong 85% penduduk daerah kantong tersebut mengungsi di samping blokade makanan, air bersih dan obat-obatan yang melumpuhkan, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) yang, pada bulan Januari, mengeluarkan keputusan sementara yang memerintahkan negara tersebut menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
Rezim Zionis telah melanggar semua perintah ICJ tersebut. Amerika Serikat, Inggris dan Jerman menjadi pemasok utama persenjataan yang digunakan Israel untuk membunuh warga Palestina.
Para saksi mata mengatakan mereka yang melarikan diri mulai bergerak menuju Rafah tengah dan barat, sebelah barat Khan Younis dan utara Deir Al-Balah.
Tentara Israel mengeluarkan “perintah evakuasi” segera pada 6 Mei 2024 bagi warga Palestina di lingkungan timur Rafah dan meminta mereka pindah ke Khan Younis, kota yang hancur setelah invasi darat Israel.
Di Khan Younis, tidak ada fasilitas untuk mendukung kehidupan, termasuk pasokan air, atau bahkan lahan terbuka bagi pengungsi untuk mendirikan tenda.
Army Radio Israel mengklaim sekitar 100.000 warga sipil Palestina tinggal di wilayah yang diperintahkan untuk dikosongkan.
Namun Israel sering meremehkan jumlah warga sipil Palestina dan mengklaim semua laki-laki adalah “kombatan”.
Meskipun badan-badan bantuan internasional telah memperingatkan 1,5 juta warga sipil Palestina berisiko jika Israel melancarkan invasi darat ke kota paling selatan Gaza, Tel Aviv mengatakan jumlahnya mendekati satu juta, dan mengklaim serangan di wilayah tersebut diperlukan untuk mengalahkan perlawanan Palestina dan “membebaskan para sandera”.
Namun klaim tersebut telah terbantahkan, karena lusa kemarin Hamas menyetujui persyaratan gencatan senjata yang mencakup pembebasan sandera, namun Israel mengatakan akan terus melanjutkan operasi militernya di Gaza.
Para kritikus mengatakan ini adalah bukti lebih lanjut bahwa serangan Israel adalah genosida dan tujuan militer yang dinyatakan Israel hanyalah sekedar kata-kata belaka.
Rezim kolonial Israel telah membunuh lebih dari 34.700 warga Palestina dan melukai 77.700 orang lainnya di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan di Wilayah Palestina.
Lebih dari tujuh bulan setelah kampanye pemboman Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur, mendorong 85% penduduk daerah kantong tersebut mengungsi di samping blokade makanan, air bersih dan obat-obatan yang melumpuhkan, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) yang, pada bulan Januari, mengeluarkan keputusan sementara yang memerintahkan negara tersebut menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
Rezim Zionis telah melanggar semua perintah ICJ tersebut. Amerika Serikat, Inggris dan Jerman menjadi pemasok utama persenjataan yang digunakan Israel untuk membunuh warga Palestina.
(sya)
tulis komentar anda