Puluhan Demonstran Pro-Palestina Ditangkap di Universitas Texas
Selasa, 30 April 2024 - 15:39 WIB
TEXAS - Polisi negara bagian menggunakan semprotan merica dan granat kejut ketika mereka menangkap puluhan pengunjuk rasa pro-Palestina yang berkemah di Universitas Texas di Austin.
Sebanyak 40 orang telah ditangkap pada Senin (29/4/2024), menurut Texas Tribune.
Beberapa mahasiswa menolak ditangkap dan harus diseret petugas, sementara yang lain berteriak “memalukan” dan menyiramkan air ke bus polisi.
“Universitas Texas Austin meminta bantuan dari Departemen Keamanan Publik Texas untuk melindungi keselamatan komunitas kampus dan menegakkan Peraturan Kelembagaan kami, seperti aturan yang melarang perkemahan di kampus,” ungkap pernyataan universitas tersebut.
Kebuntuan yang tegang antara polisi dan aktivis terjadi di perguruan tinggi di seluruh AS di mana para mahasiswa menuntut agar Israel mengakhiri perangnya terhadap Hamas di Jalur Gaza.
Para mahasiswa yang terlibat dalam demonstrasi tersebut mendesak universitas-universitas dan pemerintah AS memutuskan hubungan dengan pemerintah dan tentara Israel.
Lebih dari 800 pengunjuk rasa telah ditangkap di kampus-kampus AS sejak 18 April, termasuk lebih dari 200 pengunjuk rasa di empat universitas pada hari Sabtu, menurut New York Times.
Universitas Columbia mulai menangguhkan mahasiswa yang terlibat dalam protes setelah batas waktu untuk meninggalkan perkemahan di kampus Kota New York berakhir pada pukul 14.00 waktu setempat pada hari Senin.
Para pelajar menolak meninggalkan kamp sementara yang berisi puluhan tenda.
“Kami telah diminta membubarkan diri, namun mahasiswa tidak mau membubarkan diri,” tegas Sueda Polat, salah satu penyelenggara protes, kepada wartawan.
Dia menjelaskan, “Kami tidak mematuhi tekanan universitas.” Dia menambahkan, “Kamp tersebut tidak akan dipindahkan kecuali dengan paksa.”
Gedung Putih mengutuk beberapa retorika yang terdengar selama protes, menuduh para aktivis meneriakkan slogan-slogan anti-Semit.
Meskipun AS menyatakan keprihatinannya atas perilaku Pasukan Israel (IDF) di Gaza, AS tidak menyerukan gencatan senjata komprehensif segera.
Israel telah membunuh lebih dari 34.000 warga Palestina di Gaza, dengan persenjataan yang dipasok Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman.
Sebanyak 40 orang telah ditangkap pada Senin (29/4/2024), menurut Texas Tribune.
Beberapa mahasiswa menolak ditangkap dan harus diseret petugas, sementara yang lain berteriak “memalukan” dan menyiramkan air ke bus polisi.
“Universitas Texas Austin meminta bantuan dari Departemen Keamanan Publik Texas untuk melindungi keselamatan komunitas kampus dan menegakkan Peraturan Kelembagaan kami, seperti aturan yang melarang perkemahan di kampus,” ungkap pernyataan universitas tersebut.
Kebuntuan yang tegang antara polisi dan aktivis terjadi di perguruan tinggi di seluruh AS di mana para mahasiswa menuntut agar Israel mengakhiri perangnya terhadap Hamas di Jalur Gaza.
Para mahasiswa yang terlibat dalam demonstrasi tersebut mendesak universitas-universitas dan pemerintah AS memutuskan hubungan dengan pemerintah dan tentara Israel.
Lebih dari 800 pengunjuk rasa telah ditangkap di kampus-kampus AS sejak 18 April, termasuk lebih dari 200 pengunjuk rasa di empat universitas pada hari Sabtu, menurut New York Times.
Universitas Columbia mulai menangguhkan mahasiswa yang terlibat dalam protes setelah batas waktu untuk meninggalkan perkemahan di kampus Kota New York berakhir pada pukul 14.00 waktu setempat pada hari Senin.
Baca Juga
Para pelajar menolak meninggalkan kamp sementara yang berisi puluhan tenda.
“Kami telah diminta membubarkan diri, namun mahasiswa tidak mau membubarkan diri,” tegas Sueda Polat, salah satu penyelenggara protes, kepada wartawan.
Dia menjelaskan, “Kami tidak mematuhi tekanan universitas.” Dia menambahkan, “Kamp tersebut tidak akan dipindahkan kecuali dengan paksa.”
Gedung Putih mengutuk beberapa retorika yang terdengar selama protes, menuduh para aktivis meneriakkan slogan-slogan anti-Semit.
Meskipun AS menyatakan keprihatinannya atas perilaku Pasukan Israel (IDF) di Gaza, AS tidak menyerukan gencatan senjata komprehensif segera.
Israel telah membunuh lebih dari 34.000 warga Palestina di Gaza, dengan persenjataan yang dipasok Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman.
(sya)
tulis komentar anda