4 Alasan Junta Myanmar Minta Bantuan Rusia setelah Pemberontak Tingkatkan Serangan
Sabtu, 27 April 2024 - 13:01 WIB
NAYPYIDAW - Junta Myanmar kini sudah semakin terdesak atas apa yang telah diperbuat kelompok pemberontak. Serangan kelompok bersenjata yang kian meningkat di negara tersebut membuat junta militer meminta bantuan ke Rusia.
Belum lama ini, Penasihat Keamanan Nasional junta Laksamana Moe Aung dikabarkan bertolak ke St Petersburg, Rusia, untuk menghadiri Pertemuan Internasional Perwakilan Tinggi untuk Masalah Keamanan ke-12 dan pertemuan-pertemuan terkait pada 23-26 April.
Pertemuan tersebut terjadi ketika kelompok oposisi bersenjata di Myanmar menggencarkan serangan mereka belakangan ini sehingga membuat pihak Junta militer Myanmar terpojok.
4 Alasan Junta Myanmar Minta Bantuan Rusia
Dilansir dari CFR, Junta Myanmar telah kehilangan wilayah Myawaddy, kota penting di perbatasan dengan Thailand, ke tangan pasukan pemberontak.
Hal ini tidak hanya merupakan kekalahan psikologis yang besar, namun juga berpotensi membuka koridor bagi pemberontak untuk memindahkan bantuan, tenaga kerja, atau peralatan lainnya melalui Thailand. Tentu saja, asalkan pemerintah Thailand mengizinkannya.
Pemberontak juga telah meningkatkan serangan di daerah-daerah yang menurut junta merupakan wilayah yang aman untuk bersembunyi.
Mengingat serangan pesawat tak berawak baru-baru dilancarkan pasukan pemberontak di ibu kota Naypyidaw, yang dibangun khusus dan dianggap tidak dapat ditembus.
Belum lama ini, Penasihat Keamanan Nasional junta Laksamana Moe Aung dikabarkan bertolak ke St Petersburg, Rusia, untuk menghadiri Pertemuan Internasional Perwakilan Tinggi untuk Masalah Keamanan ke-12 dan pertemuan-pertemuan terkait pada 23-26 April.
Pertemuan tersebut terjadi ketika kelompok oposisi bersenjata di Myanmar menggencarkan serangan mereka belakangan ini sehingga membuat pihak Junta militer Myanmar terpojok.
4 Alasan Junta Myanmar Minta Bantuan Rusia
1. Pemberontak Berhasil Mengambil alih Beberapa Daerah
Dilansir dari CFR, Junta Myanmar telah kehilangan wilayah Myawaddy, kota penting di perbatasan dengan Thailand, ke tangan pasukan pemberontak.
Hal ini tidak hanya merupakan kekalahan psikologis yang besar, namun juga berpotensi membuka koridor bagi pemberontak untuk memindahkan bantuan, tenaga kerja, atau peralatan lainnya melalui Thailand. Tentu saja, asalkan pemerintah Thailand mengizinkannya.
Pemberontak juga telah meningkatkan serangan di daerah-daerah yang menurut junta merupakan wilayah yang aman untuk bersembunyi.
Mengingat serangan pesawat tak berawak baru-baru dilancarkan pasukan pemberontak di ibu kota Naypyidaw, yang dibangun khusus dan dianggap tidak dapat ditembus.
tulis komentar anda