Rusia: Paket Bantuan Baru AS Hanya akan Bunuh Lebih Banyak Warga Ukraina

Selasa, 23 April 2024 - 16:37 WIB
Seorang prajurit dari brigade artileri terpisah ke-1148 Pasukan Serangan Udara Ukraina menyiapkan howitzer M777 untuk menembak ke arah pasukan Rusia, di wilayah Donetsk, 20 April 2024. Foto/Radio Free Europe/Radio Liberty/Serhii Nuzhnenko/REUTERS
MOSKOW - Janji bantuan Amerika Serikat (AS) sebesar USD61 miliar kepada Ukraina tidak akan membawa banyak perubahan di medan perang, menurut juru bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov.

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS menyetujui paket bantuan luar negeri senilai USD95 miliar, hampir dua pertiganya akan digunakan untuk program-program yang berkaitan dengan Ukraina. Namun Kremlin tidak tampak khawatir sedikit pun.

“Pada dasarnya, hal ini tidak akan mengubah situasi di medan perang,” tegas Peskov kepada wartawan, Senin (22/4/2024).



Mengacu pada kemajuan Rusia di lini depan, Peskov mengatakan, “Dinamika konflik kini benar-benar jelas bagi semua orang, dan uang serta senjata yang akan dialokasikan AS ke Ukraina tidak akan membawa perubahan dalam dinamika ini.”

“Hal ini akan menimbulkan korban baru di kalangan warga Ukraina, lebih banyak lagi warga Ukraina yang akan meninggal, Ukraina akan menderita kerugian besar,” tegas juru bicara kepresidenan Rusia.

Terlebih lagi, menurut dia, sebagian besar dana bantuan seharusnya tetap berada di Amerika, dengan satu atau lain cara.



Gedung Putih sendiri menyatakan hal ini kepada Kongres sebagai salah satu nilai jual, dengan mengatakan paket tersebut merupakan stimulus untuk kompleks industri militer dan basis manufaktur AS.

“Pada prinsipnya, tidak ada yang berubah,” ujar Peskov, sambil menekankan Presiden Rusia Vladimir Putin sepenuhnya mengharapkan anggota parlemen AS memberikan suara seperti yang mereka lakukan.

Menanggapi pemungutan suara pada Sabtu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan AS menggunakan warga Ukraina sebagai “umpan meriam” dan berharap mempertahankan Kiev dalam dukungan kehidupan sampai setelah pemilu presiden bulan November.

Pada akhirnya, ujar dia, “AS akan menghadapi kegagalan besar dan memalukan yang setara dengan Vietnam atau Afghanistan.”

Gelombang bantuan terbaru AS mungkin membantu memperlambat gerakan Rusia, namun tidak akan menghentikan mereka, menurut beberapa pejabat Ukraina kepada Financial Times.

“Tidak ada jumlah senjata dan amunisi dari Barat yang dapat menyelesaikan masalah terbesar di Kiev: kurangnya tenaga kerja,” tulis Financial Times.

Kirill Budanov, kepala intelijen militer Ukraina, juga memperkirakan “situasi yang agak sulit” di medan perang bagi pemerintah Kiev dalam beberapa bulan mendatang.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More