Soyuz, Pesawat Ruang Angkasa Rusia Saingan Crew Dragon AS
Selasa, 18 Agustus 2020 - 02:00 WIB
MOSKOW - SpaceX yang bekerjasama dengan NASA baru-baru ini sukses meluncurkan pesawat ruang angkasa mereka, yakni Crew Dragon. Pesawat ini dibandingkan dengan pesawat ruang angkasa milik Rusia, Soyuz.
Soyuz adalah pesawat ruang angkasa Rusia buatan Uni Soviet yang menempel pada roket dengan nama yang sama dan digunakan untuk mengangkut kosmonaut dan astronaut ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Sebelum kehadiran Crew Dragon, Soyuz yang dibuat pada 1962 adalah satu-satunya transportasi ruang angkasa di dunia yang bisa digunakan untuk memasuki orbit.
(Baca: 19 Agustus 2020 Bulan Dipastikan Berhenti Memantulkan Cahaya Matahari )
Soyuz, seperti dilansir Russia Beyond The Headline, dibuat dengan kendaraan peluncuran pertama dengan nama yang sama dan merupakan modifikasi dari rudal balistik R-7 yang legendaris. R-7 sendiri adalah rudal balistik antarbenua pertama di dunia yang dirancang oleh Sergey Korolev.
Rudal itu dibuat untuk tujuan yang jelas, yaitu membawa hulu ledak nuklir. Namun, rudal berjulukan "Semerka" itu tidak bekerja dengan baik dan hanya bertahan delapan tahun sebelum dinonaktifkan. Meski demikian, rudal itu masih tetap berguna karena platformnya dipinjam untuk pengembangan program luar angkasa Soviet selama bertahun-tahun berikutnya. Semerka akhirnya meluncurkan satelit pertama di dunia ke orbit pada Oktober 1957.
Soyuz terdiri dari tiga bagian, yaitu kompartemen instrumental atau pendorong, kompartemen orbital, dan kompartemen pendaratan. Ketika lepas landas, para kosmonaut duduk di kompartemen pendaratan yang cukup sempit, tanpa ruang gerak sedikit pun.
Sedangkan kompartemen orbital yang sedikit lebih luas, menjadi tempat tinggal kosmonaut saat berada di orbit. Selain itu, kompartemen ini juga menampung kargo yang akan dikirimkan ke ISS dan tempat perangkat sanitas berada. Untuk menggunakan toilet, para kosmonot harus membaca buku panduan yang sangat tebal karena pengoperasiannya benar-benar tidak mudah sama sekali.
(Baca: Pentingnya Menjaga Iffah di Zaman Penuh Fitnah )
Pesawat ruang angkasa ini telah dimodernisasi selama bertahun-tahun, sebagian besar pada bagian dalam, terutama elemen kontrol. Menurut sejumlah pengakuan astronot, berada di dalam pesawat ini benar-benar tidak nyaman.
"Ketika pertama kali saya menjalani pelatihan Soyuz, saya melihat rekan Amerika saya meminum obat penghilang rasa sakit. Saya bertanya mengapa dia melakukannya, dan dia menjawab 'kamu akan mengetahuinya nanti,'" ujar Andre Kuipers, astronaut Belanda dari Badan Luar Angkasa Eropa, seraya mengakui bahwa dia memang mengalami banyak masalah dengan lututnya dan merasa tidak nyaman.
Terlepas dari ketidaknyamanannya, Soyuz adalah benteng terakhir Roscosmos di pasar peluncuran luar angkasa. Secara teori, Soyuz akan digantikan dengan pesawat ruang angkasa 'Federatsiya'. Pesawat yang baru berganti nama dari 'Orel' pada tahun lalu itu jauh lebih luas dan berkapasitas enam orang. Namun, pesawat yang dikembangkan sejak 2009 itu masih belum selesai hingga kini.
Soyuz adalah pesawat ruang angkasa Rusia buatan Uni Soviet yang menempel pada roket dengan nama yang sama dan digunakan untuk mengangkut kosmonaut dan astronaut ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Sebelum kehadiran Crew Dragon, Soyuz yang dibuat pada 1962 adalah satu-satunya transportasi ruang angkasa di dunia yang bisa digunakan untuk memasuki orbit.
(Baca: 19 Agustus 2020 Bulan Dipastikan Berhenti Memantulkan Cahaya Matahari )
Soyuz, seperti dilansir Russia Beyond The Headline, dibuat dengan kendaraan peluncuran pertama dengan nama yang sama dan merupakan modifikasi dari rudal balistik R-7 yang legendaris. R-7 sendiri adalah rudal balistik antarbenua pertama di dunia yang dirancang oleh Sergey Korolev.
Rudal itu dibuat untuk tujuan yang jelas, yaitu membawa hulu ledak nuklir. Namun, rudal berjulukan "Semerka" itu tidak bekerja dengan baik dan hanya bertahan delapan tahun sebelum dinonaktifkan. Meski demikian, rudal itu masih tetap berguna karena platformnya dipinjam untuk pengembangan program luar angkasa Soviet selama bertahun-tahun berikutnya. Semerka akhirnya meluncurkan satelit pertama di dunia ke orbit pada Oktober 1957.
Soyuz terdiri dari tiga bagian, yaitu kompartemen instrumental atau pendorong, kompartemen orbital, dan kompartemen pendaratan. Ketika lepas landas, para kosmonaut duduk di kompartemen pendaratan yang cukup sempit, tanpa ruang gerak sedikit pun.
Sedangkan kompartemen orbital yang sedikit lebih luas, menjadi tempat tinggal kosmonaut saat berada di orbit. Selain itu, kompartemen ini juga menampung kargo yang akan dikirimkan ke ISS dan tempat perangkat sanitas berada. Untuk menggunakan toilet, para kosmonot harus membaca buku panduan yang sangat tebal karena pengoperasiannya benar-benar tidak mudah sama sekali.
(Baca: Pentingnya Menjaga Iffah di Zaman Penuh Fitnah )
Pesawat ruang angkasa ini telah dimodernisasi selama bertahun-tahun, sebagian besar pada bagian dalam, terutama elemen kontrol. Menurut sejumlah pengakuan astronot, berada di dalam pesawat ini benar-benar tidak nyaman.
"Ketika pertama kali saya menjalani pelatihan Soyuz, saya melihat rekan Amerika saya meminum obat penghilang rasa sakit. Saya bertanya mengapa dia melakukannya, dan dia menjawab 'kamu akan mengetahuinya nanti,'" ujar Andre Kuipers, astronaut Belanda dari Badan Luar Angkasa Eropa, seraya mengakui bahwa dia memang mengalami banyak masalah dengan lututnya dan merasa tidak nyaman.
Terlepas dari ketidaknyamanannya, Soyuz adalah benteng terakhir Roscosmos di pasar peluncuran luar angkasa. Secara teori, Soyuz akan digantikan dengan pesawat ruang angkasa 'Federatsiya'. Pesawat yang baru berganti nama dari 'Orel' pada tahun lalu itu jauh lebih luas dan berkapasitas enam orang. Namun, pesawat yang dikembangkan sejak 2009 itu masih belum selesai hingga kini.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda