5 Fakta Hubungan Mesra Yordania-Israel, Pernah Akan Lakukan Perjanjian Damai Diam-diam

Selasa, 16 April 2024 - 13:52 WIB
Presiden Israel Isaac Herzog (kiri) saat bersalaman dengan Raja Abdullah II dari Yordania. Foto/REUTERS
JAKARTA - Hubungan Yordania-Israel telah menjadi sorotan setelah pecahnya konflik antara Zionis dan Hamas di Gaza sejak 7 Okober 2023. Sebenarnya hubungan kedua negara ini bisa dibilang masih jauh dari kata rukun, terlebih jika muncul konflik di wilayah Tepi Barat.

Dilansir dari The New Arab, gesekan dalam hubungan Yordania-Israel telah memanas secara drastis sejak 7 Oktober. Bahkan bisa dibilang jika Yordania yang paling keras mengutuk Israel dari negara-negara Arab lain.

Raja Abdullah II telah mengeluarkan peringatan mengenai tindakan Israel yang berisiko menyebabkan regionalisasi lebih lanjut dan internasionalisasi konflik tersebut. Raja Yordania itu juga menolak rencana Israel untuk menduduki kembali Gaza.



Meski saat ini hubungan kedua negara tengah memanas, rupanya Yordania dan Israel sempat memiliki kerukunan, terlebih ketika Yordania menandatangani perjanjian damai yang dimuat dalam Perjanjian Wadi Araba di tahun 1994. Berikut ini beberapa fakta tentang hubungan Yordania-Israel.



5 Fakta Hubungan Mesra Yordania-Israel

1. Perjanjian 1948



Hubungan kedua negara diatur dalam perjanjian perdamaian Israel-Yordania pada tahun 1994, yang secara resmi mengakhiri perang yang telah terjadi antara kedua negara sejak berdirinya Negara Israel pada tahun 1948.

Perjanjian tersebut juga menentukan hubungan diplomatik antar kedua negara. Meski begitu, Yordania selalu memberikan ancaman akan membatalkan perjanjian ini setiap terjadi konflik antara Israel dan Palestina.

2. Yordania Memilih Pragmatis



Meskipun Yordania secara konsisten mengikuti kebijakan anti-Zionis sejak 1948 dan 1994, mereka memilih untuk menjalin hubungan dengan Israel karena kedekatan geografis kedua negara dan almarhum Raja Hussein yang berorientasi pada Barat kala itu.

Para penulis memoar dan analis politik telah mengidentifikasi sejumlah komunikasi "saluran belakang" dan kadang-kadang rahasia antara kedua negara. Hal tersebut sering kali menghasilkan akomodasi tertentu bahkan selama masa perang.

3. Yordania Pernah Melawan PLO



Pada tahun 1970 Raja Hussein mengobarkan perang September Hitam melawan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), yang akhirnya mendepak organisasi tersebut dan ribuan warga Palestina, yang mengancam pemerintahannya.

Selama September Hitam, pasukan Suriah menyerbu kerajaan tersebut, mengancam akan semakin mengguncang stabilitas rezim. Tindakan ini lantas membuat Israel mengerahkan pasukannya untuk memukul mundur Suriah.

4. Melakukan Perjanjian Perdamaian Secara Diam-diam



Pada tahun 1987, Menteri Luar Negeri Israel Shimon Peres dan Raja Hussein mencoba diam-diam mengatur perjanjian perdamaian di mana Israel akan menyerahkan Tepi Barat ke Yordania. Keduanya menandatangani "Perjanjian Peres–Hussein London", yang menetapkan kerangka kerja konferensi perdamaian Timur Tengah.

Naum usulan tersebut tidak terwujud karena keberatan dari Perdana Menteri Israel Yitzhak Shamir. Tahun berikutnya, Yordania membatalkan klaimnya atas Tepi Barat dan mendukung resolusi damai antara Israel dan PLO.

5. Lakukan Perjanjian untuk Selesaikan Sengketa



Pada tahun 1994, Israel dan Yordania merundingkan perjanjian perdamaian, yang ditandatangani oleh Yitzhak Rabin, Raja Hussein dan Bill Clinton di Washington, DC pada tanggal 25 Juli 1994. Deklarasi Washington menyatakan bahwa Israel dan Yordania mengakhiri permusuhan resmi dan akan memulai negosiasi.

Pada tanggal 26 Oktober 1994, Yordania dan Israel menandatangani perjanjian perdamaian, menormalisasi hubungan antara mereka dan menyelesaikan sengketa wilayah, termasuk pembagian air.

Setelah perjanjian tersebut, Israel dan Yordania membuka perbatasan mereka. Beberapa penyeberangan perbatasan didirikan, memungkinkan wisatawan, pengusaha dan pekerja melakukan perjalanan antara kedua negara.

Meski perjanjian tersebut telah ditandatangani, hubungan Yordania-Israel tak selamanya baik. Kerap kali terjadi konflik di perbatasan Tepi Barat yang membuat kedua negara bersitegang.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More