Rudal Iran Sudah Lama Tak Gunakan GPS dan Sistem Internasional Lainnya
Kamis, 11 April 2024 - 10:21 WIB
TEHERAN - Semua rudal yang dibangun di Iran dalam 12 tahun terakhir tidak menggunakan sistem penentuan posisi internasional, termasuk Global Positioning System (GPS).
Kantor berita Iran Fars melaporkan hal itu, mengutip sumber di pasukan kedirgantaraan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, yang mengomentari laporan gangguan GPS di Israel.
Sumber yang dekat dengan badan keamanan Israel mengkonfirmasi kepada Sputnik pekan lalu bahwa dinas keamanan Israel secara besar-besaran mengganggu sinyal GPS di berbagai wilayah di negara itu, antara lain untuk mengacaukan target udara musuh potensial seperti rudal atau drone.
Langkah-langkah ini dilakukan di tengah ancaman Teheran untuk menanggapi serangan udara Israel baru-baru ini terhadap konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus.
“Iran telah merencanakan solusi terhadap masalah ini, dan semua rudal yang dibuat dalam 12 tahun terakhir tidak menggunakan GPS atau sistem penentuan posisi internasional lainnya,” ungkap laporan tersebut mengutip sumber yang mengatakan pada Rabu (10/4/2024).
Pada tanggal 1 April, Israel melancarkan serangan udara terhadap gedung konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus, menghancurkan gedung tersebut.
Korps Garda Revolusi Islam Iran mengatakan tujuh anggotanya tewas dalam serangan itu, termasuk dua komandannya.
Kementerian Kesehatan Suriah mengatakan keesokan harinya bahwa serangan itu juga menewaskan empat warga Suriah dan melukai 13 orang lainnya.
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pihaknya “berhak” menanggapi serangan Israel dan “menghukum agresor.”
Presiden Iran Ebrahim Raisi juga bersumpah Israel akan membayar “harga yang mahal” atas serangan tersebut.
Media AS telah melaporkan sebelumnya, mengutip sumber-sumber intelijen Iran dan AS, bahwa Teheran berencana menyerang puluhan sasaran sensitif di Israel, termasuk infrastruktur energi dan berbagai fasilitas lainnya, dengan menggunakan rudal balistik dan drone yang membawa bahan peledak.
Lihat Juga: IDF Terbitkan 1.100 Surat Perintah Penangkapan bagi Penghindar Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks
Kantor berita Iran Fars melaporkan hal itu, mengutip sumber di pasukan kedirgantaraan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, yang mengomentari laporan gangguan GPS di Israel.
Sumber yang dekat dengan badan keamanan Israel mengkonfirmasi kepada Sputnik pekan lalu bahwa dinas keamanan Israel secara besar-besaran mengganggu sinyal GPS di berbagai wilayah di negara itu, antara lain untuk mengacaukan target udara musuh potensial seperti rudal atau drone.
Langkah-langkah ini dilakukan di tengah ancaman Teheran untuk menanggapi serangan udara Israel baru-baru ini terhadap konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus.
“Iran telah merencanakan solusi terhadap masalah ini, dan semua rudal yang dibuat dalam 12 tahun terakhir tidak menggunakan GPS atau sistem penentuan posisi internasional lainnya,” ungkap laporan tersebut mengutip sumber yang mengatakan pada Rabu (10/4/2024).
Pada tanggal 1 April, Israel melancarkan serangan udara terhadap gedung konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus, menghancurkan gedung tersebut.
Korps Garda Revolusi Islam Iran mengatakan tujuh anggotanya tewas dalam serangan itu, termasuk dua komandannya.
Kementerian Kesehatan Suriah mengatakan keesokan harinya bahwa serangan itu juga menewaskan empat warga Suriah dan melukai 13 orang lainnya.
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pihaknya “berhak” menanggapi serangan Israel dan “menghukum agresor.”
Presiden Iran Ebrahim Raisi juga bersumpah Israel akan membayar “harga yang mahal” atas serangan tersebut.
Media AS telah melaporkan sebelumnya, mengutip sumber-sumber intelijen Iran dan AS, bahwa Teheran berencana menyerang puluhan sasaran sensitif di Israel, termasuk infrastruktur energi dan berbagai fasilitas lainnya, dengan menggunakan rudal balistik dan drone yang membawa bahan peledak.
Lihat Juga: IDF Terbitkan 1.100 Surat Perintah Penangkapan bagi Penghindar Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks
(sya)
tulis komentar anda