India Terima Gelombang Pertama Sistem Pertahanan Udara Portabel Igla-S Rusia
Selasa, 09 April 2024 - 09:30 WIB
Sistem pertahanan udara Igla-S atau 9K333 Verba dipamerkan dalam suatu acara. Foto/sputnik
NEW DELHI - Angkatan bersenjata India menerima gelombang pertama 24 sistem pertahanan udara portabel Igla-S Rusia dan 100 rudal.
Kabar itu diungkap portal berita India The Print pada Senin (8/4/2024).
Pada November, India dan Rusia menandatangani kontrak untuk penyediaan 120 sistem dan 400 rudal. Meskipun sistem pertama dipasok dari Rusia, sisanya dilaporkan akan diproduksi di India.
Militer India saat ini menggunakan sistem pertahanan udara portabel Igla-1M yang sudah ketinggalan zaman, menurut artikel di The Print.
Para pengamat memuji kualitas persenjataan Rusia, yang telah membuktikan keefektifannya melawan senjata yang dipasok Barat dari Ukraina selama konflik Donbass.
“Tidak berlebihan jika tradisi pembuatan tank Rusia digambarkan sebagai yang paling maju di dunia,” ujar Brian Berletic, analis geopolitik dan mantan Marinir AS.
Dia menjelaskan, “Rusia selama bertahun-tahun berupaya menjadikan dirinya lebih mandiri secara umum... Hal ini jelas terbayar ketika sanksi Barat pada tahun 2022 gagal memberikan dampak yang melumpuhkan seperti yang diharapkan Washington, London, dan Brussels, dan malah menjadi bumerang bagi Barat sendiri."
Kabar itu diungkap portal berita India The Print pada Senin (8/4/2024).
Pada November, India dan Rusia menandatangani kontrak untuk penyediaan 120 sistem dan 400 rudal. Meskipun sistem pertama dipasok dari Rusia, sisanya dilaporkan akan diproduksi di India.
Militer India saat ini menggunakan sistem pertahanan udara portabel Igla-1M yang sudah ketinggalan zaman, menurut artikel di The Print.
Para pengamat memuji kualitas persenjataan Rusia, yang telah membuktikan keefektifannya melawan senjata yang dipasok Barat dari Ukraina selama konflik Donbass.
“Tidak berlebihan jika tradisi pembuatan tank Rusia digambarkan sebagai yang paling maju di dunia,” ujar Brian Berletic, analis geopolitik dan mantan Marinir AS.
Dia menjelaskan, “Rusia selama bertahun-tahun berupaya menjadikan dirinya lebih mandiri secara umum... Hal ini jelas terbayar ketika sanksi Barat pada tahun 2022 gagal memberikan dampak yang melumpuhkan seperti yang diharapkan Washington, London, dan Brussels, dan malah menjadi bumerang bagi Barat sendiri."
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(sya)
tulis komentar anda