Hamas 'Rope-a-Doped' Israel, Seperti Muhammad Ali saat Lawan George Foreman
Selasa, 09 April 2024 - 07:27 WIB
LONDON - Israel hanya bisa bangkit dari perangnya di Gaza dalam keadaan lemah, baik secara domestik maupun internasional, menurut artikel yang diterbitkan di surat kabar Inggris The Times.
Membandingkan taktik yang digunakan legenda tinju Muhammad Ali saat melawan George Foreman dalam pertarungan legendaris mereka pada tahun 1974, artikel yang ditulis Matthew Syed menjelaskan tanggapan Israel terhadap operasi Hamas tanpa disadari mencerminkan reaksi Foreman yang memicu kelelahan.
Tindakan Israel baru-baru ini dalam perang Gaza, menurut Syed, mencerminkan kegagalan Barat dalam Perang Irak.
“Setelah serangan 9/11, para pemimpin Amerika dan Inggris berpikir invasi besar-besaran ke Afghanistan dan Irak akan membuat kita lebih aman. Mereka sangat salah,” papar dia.
Israel, menurut analisis tersebut, “telah jatuh ke dalam perangkap yang sama”. Menurut Syed, dengan menyerah pada respons yang berlebihan, Israel justru memperkuat posisi Hamas dan semakin mengisolasi dirinya di panggung global.
“Bahkan sekarang, saya terkejut melihat Israel terus melakukan kekerasan, tidak menyadari konsekuensi jangka panjang bagi diri mereka sendiri dan dunia yang lebih luas,” tulis Syed.
Penulis menyoroti meningkatnya isolasi internasional terhadap Israel, sebagaimana dibuktikan dengan meningkatnya kritik dari PBB dan seruan embargo dari sekutunya sendiri.
Misalnya, menurut laporan tersebut, janji Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant untuk melakukan “pengepungan total” terhadap Gaza, ditambah dengan pernyataan yang menganjurkan pencegahan bantuan ke wilayah tersebut, secara strategis salah arah.
Selain itu, penargetan konvoi bantuan dan pekerja kemanusiaan yang tidak pandang bulu, yang dibenarkan sebagai kesalahan “di tengah kabut perang”, hanya memperburuk krisis kemanusiaan dan memperdalam kecaman internasional terhadap tindakan Israel.
Membandingkan taktik yang digunakan legenda tinju Muhammad Ali saat melawan George Foreman dalam pertarungan legendaris mereka pada tahun 1974, artikel yang ditulis Matthew Syed menjelaskan tanggapan Israel terhadap operasi Hamas tanpa disadari mencerminkan reaksi Foreman yang memicu kelelahan.
Tindakan Israel baru-baru ini dalam perang Gaza, menurut Syed, mencerminkan kegagalan Barat dalam Perang Irak.
“Setelah serangan 9/11, para pemimpin Amerika dan Inggris berpikir invasi besar-besaran ke Afghanistan dan Irak akan membuat kita lebih aman. Mereka sangat salah,” papar dia.
Israel, menurut analisis tersebut, “telah jatuh ke dalam perangkap yang sama”. Menurut Syed, dengan menyerah pada respons yang berlebihan, Israel justru memperkuat posisi Hamas dan semakin mengisolasi dirinya di panggung global.
“Bahkan sekarang, saya terkejut melihat Israel terus melakukan kekerasan, tidak menyadari konsekuensi jangka panjang bagi diri mereka sendiri dan dunia yang lebih luas,” tulis Syed.
Penulis menyoroti meningkatnya isolasi internasional terhadap Israel, sebagaimana dibuktikan dengan meningkatnya kritik dari PBB dan seruan embargo dari sekutunya sendiri.
Misalnya, menurut laporan tersebut, janji Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant untuk melakukan “pengepungan total” terhadap Gaza, ditambah dengan pernyataan yang menganjurkan pencegahan bantuan ke wilayah tersebut, secara strategis salah arah.
Selain itu, penargetan konvoi bantuan dan pekerja kemanusiaan yang tidak pandang bulu, yang dibenarkan sebagai kesalahan “di tengah kabut perang”, hanya memperburuk krisis kemanusiaan dan memperdalam kecaman internasional terhadap tindakan Israel.
Lihat Juga :
tulis komentar anda